[caption id="attachment_42169" align="aligncenter" width="1080"]
Seorang bocah asal Medan saat menyampaikan suara hatinya perihal kabut asap yang tak kunjung hilang.[/caption]
Meski kualitas udara di Kota Medan masih berstatus bahaya, warga yang melakukan aktivitas di luar rumah tetap tidak menggunakan masker. Minimnya informasi mengenai berbahayanya kabut asap hasil terbakarnya hutan menjadi salah satu alasan.
Padahal dampak jangka pendek dan panjang akibat kabut asap telah dirasakan warga di daerah yang lebih dulu terpapar kabut asap. Untuk itu, metro-online.co akan berbagi beberapa dampak negatif kabut asap.
Berikut ini beberapa dampak negatif dan bahaya kabut asap bagi kesehatan, diantaranya :
Meski kualitas udara di Kota Medan masih berstatus bahaya, warga yang melakukan aktivitas di luar rumah tetap tidak menggunakan masker. Minimnya informasi mengenai berbahayanya kabut asap hasil terbakarnya hutan menjadi salah satu alasan.
Padahal dampak jangka pendek dan panjang akibat kabut asap telah dirasakan warga di daerah yang lebih dulu terpapar kabut asap. Untuk itu, metro-online.co akan berbagi beberapa dampak negatif kabut asap.
Berikut ini beberapa dampak negatif dan bahaya kabut asap bagi kesehatan, diantaranya :
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
- Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Menurut Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Dampak langsung yang akan dirasakan adalah infeksi paru dan saluran napas. Tjandra menjelaskan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan. Kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan yang paling berat menjadi pneumonia.
“Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi,” jelas Tjandra.
Selain infeksi pernapasan, dampak lainnya yaitu, gangguan iritasi pada mata dan kulit akibat kontak langsung dengan asap kebakaran hutan. Mulai dari terasa gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat. Bagi yang telah memiliki asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan PPOK akan diperburuk jika asap karena asap terhirup ke dalam paru.
Jadi, masih mau keluar rumah tanpa masker?