Para petani khawatir jika banjir tidak surut, padi akan rusak atau fuso.
Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Langkat, jumlah lahan pertanian yang terendam mencapai lebih dari 600 hektar lahan persawahan dan pertanian.
Diantara lahan pertanian yang terendam terdapat ratusan hektar tanaman padi yang siap untuk dipanen.
Seperti halnya di Desa Pematang Cengal, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, banjir merendam ratusan hektar lahan persawahan yang siap untuk dipanen.
Jumlah lahan persawahan yang siap panen dan terendam banjir mencapai lebih dari 400 hektar. Akibat terendam banjir, tanaman padi yang siap panen ini rusak tercabut atau roboh. Bukan itu saja, sejumlah tanaman hanyut terbawa arus.
Menurut Ketua Kelompok Tani Desa Pematang Cengal, Darmawan, tanaman padi mereka akan dipanen sepuluh hari kedepan, jika banjir tak kunjung surut mereka akan memanen dini tamanan mereka.
"Memang waktu panen tinggal sepuluh hari lagi, namun jika tak kunjung surut, mau tidak mau kita akan lakukan panen lebih awal, sebab kita takut air semakin tinggi," jelasnya.
Dikatakannya, banjir kali ini membuat khawatir para petani. Dimana waktu panen yang sudah dekat, sawah petani digenangi banjir. Jika banjir tak kunjung surut dan tanamana dibiarkan akan rusak dan puso.
"Dari pada tanaman rusak dan fuso, mending kita lakukan panen dini, dan mudah-mudahan panennya mencapai target," ujarnya.
Petani berharap agar masalah banjir ini cepat selesai dan pemerintah segera mengambil tindakan terkait masalah ini. "Uda kerap kali masalah banjir ini melanda desa kami, tapi kenapa pemerintah tidak ada mau mengambil sikap untuk mengatasinya," ungkapnya. (mulya)
Menurut Ketua Kelompok Tani Desa Pematang Cengal, Darmawan, tanaman padi mereka akan dipanen sepuluh hari kedepan, jika banjir tak kunjung surut mereka akan memanen dini tamanan mereka.
"Memang waktu panen tinggal sepuluh hari lagi, namun jika tak kunjung surut, mau tidak mau kita akan lakukan panen lebih awal, sebab kita takut air semakin tinggi," jelasnya.
Dikatakannya, banjir kali ini membuat khawatir para petani. Dimana waktu panen yang sudah dekat, sawah petani digenangi banjir. Jika banjir tak kunjung surut dan tanamana dibiarkan akan rusak dan puso.
"Dari pada tanaman rusak dan fuso, mending kita lakukan panen dini, dan mudah-mudahan panennya mencapai target," ujarnya.
Petani berharap agar masalah banjir ini cepat selesai dan pemerintah segera mengambil tindakan terkait masalah ini. "Uda kerap kali masalah banjir ini melanda desa kami, tapi kenapa pemerintah tidak ada mau mengambil sikap untuk mengatasinya," ungkapnya. (mulya)