Demi memastikan keamanan dan mobilisasi kepala negara, presiden dan wakil presiden memerlukan helikopter antipeluru. Disebut-sebut helikopter anti kapal selam buatan AgustaWestland (Inggris-Italia) AW101/EH101 Merlin juga akan dibeli TNI.
“Pesawat (helikopter) untuk presiden itu pesawat militer Puma tahun 2002 yang sebenarnya tidak untuk VVIP karena tidak antipeluru, maka perlu yang untuk VVIP,” kata Nurmantyo, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
AW101/EH101 Merlin juga digadang-gadang akan dipakai Gedung Putih sebagai Marine One, helikopter kepresidenan Amerika Serikat, yang lalu diberi designasi baru, VH-71 Kestrel. Dia diimbuhi banyak peralatan dan sistem pertahanan pasif dan aktif, walau ProgramVXX tentang pengadaan helikopter ini ditinjau lagi dan publik diberitahu secara transparan.
India pada 2008 juga sempat akan membeli 12 helikopter AW101/EH101 Merlin ini walau juga akhirnya dihentikan pada 2013, karena Finmecannica (induk perusahaan AgustaWestland), terlibat suap untuk memenangi kontrak.
Sekali lagi, publik melalui pers diberitahu secara transparan tentang proses pengadaan dan tender hingga keputusan akhir. Dari kasus India dan Amerika Serikat itu, penunjukan secara tidak transparan beresiko pada korupsi.
Pada kesempatan itu, Nurmantyo menyampaikan arsenal yang secara umum dibutuhkan TNI untuk memastikan keamanan negara. (ant)
India pada 2008 juga sempat akan membeli 12 helikopter AW101/EH101 Merlin ini walau juga akhirnya dihentikan pada 2013, karena Finmecannica (induk perusahaan AgustaWestland), terlibat suap untuk memenangi kontrak.
Sekali lagi, publik melalui pers diberitahu secara transparan tentang proses pengadaan dan tender hingga keputusan akhir. Dari kasus India dan Amerika Serikat itu, penunjukan secara tidak transparan beresiko pada korupsi.
Pada kesempatan itu, Nurmantyo menyampaikan arsenal yang secara umum dibutuhkan TNI untuk memastikan keamanan negara. (ant)