Jarak Pandang di Tanjung Balai Hanya 50 Meter

Sebarkan:
Kabut asap di Tanjung Balai sangat pekat

Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kota Tanjungbalai perairan Tanjungbalai membuat para nelayan enggan melaut. Pasalnya jarak pandang hanya 50 meter, dan hal ini dikhawatirkan bisa membahayakan para nelayan jika nekat melaut.

 

Iyan (37) salah seorang nelayan mengaku akibat kabut asap yang tebal banyak nelayan yang memilih menambatkan kapalnya di dermaga. Para nelayan tidak berani melaut untuk mencari ikan karena khawatir kapal mereka bisa saling bertabrakan dengan kapal lainnya, atau menabrak karang.

"Tidak ada gunonyo melaut, tak nampak jalan kayak orang buto bisa-bisa nyawo  melayang,” ucap Iyan dengan logat Melayu pesisir yang kental.

Iyan juga menambahkan, akibat kabut asap pendapatannya menurun sejak hampir satu bulan terakhir ini.

Senada dikatakan nelayan lainnya yang mengaku bernama Iwan (43). Menurut Iwan, kabut asap kiriman dari Provinsi Riau dan Jambi akibat kebakaran hutan kembali menyelimuti perairan Selat Malaka yang mengakibatkan nelayan terpaksa tidak melaut akibat terhalang jarak pandang.
Kabut asap tebal dan pekat menyelimuti perairan membuat para nelayan memutuskan tidak melaut karena terhalang jarak pandang. Pasalnya jika nekat melaut mereka takut kapal mereka bertambrakan dengan kapal besar di tengah laut.

Terpisah, kabut asap yang menyelimuti Tanjungbalai membuat pengemudi kendaraan bermotor di Kota Tanjungbalai terpaksa menghidupkan lampu kendaraannya. Selain itu warga tampak memakai masker.

"Jika ketebalan asap ini terus bertambah, mulai besok terpaksalah harus pakai masker jika ke luar dari rumah. Selain itu, suhu udarapun terasa lebih panas walaupun matahari tidak kelihatan, diduga akibat ketebalan dari kabut asap yang semakin bertambah pekat," ujar Syaiful (57), salah seorang warga Kota Tanjungbalai kepada wartawan, Minggu (4/10).

Tebalnya kabut asap ini juga dirasakan para penarik beca bermotor (betor) di Kota Tanjungbalai. Pasalnya, mereka menjadi kesulitan untuk mendapatkan penumpang akibat tebalnya kabut asap sehingga membatasi pemandangan.

"Sudah seharian ini kami tidak dapat sewa, karena masyarakat banyak yang enggan keluar rumah, takut terhirup kabut asap. Kalau kondisi ini terus berlanjut, kami tak tahu lagi mau mengasih makan apa keluarga di rumah," ujar Ramlan (45), salah seorang penarik beca bermotor kepada wartawan.

Sementara, amatan koran ini, kondisi ketebalan kabut asap yang kembali menyelimuti Kota Tanjungbalai ini mulai terasa dalam tiga hari terakhir ini. Namun, Minggu (4/10) ketebalan kabut asap ini sudah mulai meresahkan karena hanya menyisakan jarak pandang sekitar 50 meter. Diyakini, ketebalan asap tersebut akan terus bertambah jika hujan tidak turun. (tb)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar