Kabut Asap Kepung Kota Kisaran

Kota Kisaran benar-benar dikepung asap kiriman dari Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Bahkan Sabtu, (24/10) sekitar pukul 7.00 WIB pagi hari, jarak pandang hanya berkisar 100 meter, namun sampai pukul 17.00 WIB jarak pandang mulai bertambah menjadi 400 meter.
Kabut asap yang sangat berbahaya ini menimbulkan senyawa karbon manosida dan oksigen semakin menipis yang sagat berdampak pada kesehatan seluruh makluk hidup yang dapat mengakibatkan penyakit Radang paru-paru serta inpeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.
Hal ini dikatakan Ketua Lembaga Konsumen Indonesia (LKI) Cabang Asahan Ir Suriandi kepada METRO, Sabtu (24/10). “Apabila pemerintah tidak bertindak cepat untuk mengatasi kabut asap kiriman dari Sumatera Selatan, Riau dan Jambi maka, mereka akan melakukan gugatan class action untuk menggugat pemerintah yang gagal atau lalai melakukan pemadaman kabut asap ini,” ujarnya.
Kota Kisaran benar-benar dikepung asap kiriman dari Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Bahkan Sabtu, (24/10) sekitar pukul 7.00 WIB pagi hari, jarak pandang hanya berkisar 100 meter, namun sampai pukul 17.00 WIB jarak pandang mulai bertambah menjadi 400 meter.
Kabut asap yang sangat berbahaya ini menimbulkan senyawa karbon manosida dan oksigen semakin menipis yang sagat berdampak pada kesehatan seluruh makluk hidup yang dapat mengakibatkan penyakit Radang paru-paru serta inpeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.
Hal ini dikatakan Ketua Lembaga Konsumen Indonesia (LKI) Cabang Asahan Ir Suriandi kepada METRO, Sabtu (24/10). “Apabila pemerintah tidak bertindak cepat untuk mengatasi kabut asap kiriman dari Sumatera Selatan, Riau dan Jambi maka, mereka akan melakukan gugatan class action untuk menggugat pemerintah yang gagal atau lalai melakukan pemadaman kabut asap ini,” ujarnya.
Masih Suriandi, walau negara-negara tetangga kita sudah sudah melakukan bantuan memadamkan kabut asap akibat pembakaran hutan gambut di wilayah Sumsel, Jambi dan Riau, namun sudah 3 bulan kabut asap kunjung tidak juga padam.
Bahkan seminggu belakangan ini, kabut asap di kota Kisaran makin tebal dan pekat hingga sangat membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Apabila pemerintah tidak sungguh-sungguh melakukan upaya secepatnya melakukan solusi pemadaman, maka mereka akan melakukan perlawanan dengan cara menggelar gugatan class action kepada pemerintah.
Sementara itu Kasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinkes Asahan, Armansyah mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan untuk pengukuran kualitas udara.
Menurut catatan dari Dinkes Asahan, korban yang terkena penyakit sebanyak 2.866 orang. Hal ini baru hitungan pada bulan 1 September 30, terdiri dari umur 1 tahun yang menderita gangguan pernapasan akibat kabut asap ini 330 orang, umur 1 sampai dengan 4 tahun 788 orang, umur 5 tahun ke atas 1748 orang. “Itu belum terhitung mulai 1 sampai dengan 23 Oktober 2015. Karena masih kita data dari seluruh puskesmas di Kabupaten Asahan,” ungkapnya.
Pantuan wartawan, Sabtu, (24/10) pagi hari sekira pukul 7.00 WIB jarak pandang hanya 100 meter dan pukul 17.00 WIB jarak pandang mulai sedikit membaik 400 Meter. Namun aktivitas warga masih tetap biasa, para anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat masih masuk sekolah seperti biasa, belum ada tanda-tanda diliburkan. (bbs)
Bahkan seminggu belakangan ini, kabut asap di kota Kisaran makin tebal dan pekat hingga sangat membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Apabila pemerintah tidak sungguh-sungguh melakukan upaya secepatnya melakukan solusi pemadaman, maka mereka akan melakukan perlawanan dengan cara menggelar gugatan class action kepada pemerintah.
Sementara itu Kasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinkes Asahan, Armansyah mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan untuk pengukuran kualitas udara.
Menurut catatan dari Dinkes Asahan, korban yang terkena penyakit sebanyak 2.866 orang. Hal ini baru hitungan pada bulan 1 September 30, terdiri dari umur 1 tahun yang menderita gangguan pernapasan akibat kabut asap ini 330 orang, umur 1 sampai dengan 4 tahun 788 orang, umur 5 tahun ke atas 1748 orang. “Itu belum terhitung mulai 1 sampai dengan 23 Oktober 2015. Karena masih kita data dari seluruh puskesmas di Kabupaten Asahan,” ungkapnya.
Pantuan wartawan, Sabtu, (24/10) pagi hari sekira pukul 7.00 WIB jarak pandang hanya 100 meter dan pukul 17.00 WIB jarak pandang mulai sedikit membaik 400 Meter. Namun aktivitas warga masih tetap biasa, para anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat masih masuk sekolah seperti biasa, belum ada tanda-tanda diliburkan. (bbs)