Pasca atap rumahnya rusak dihempas angin pesawat Wismo (50) warga Dusun VI Desa Pantai Labu Pekan Kecamatan Pantai Labu sepertinya harus bekerja lebih ekstra keras untuk mengumpulkan uang yang akan digunakan memperbaiki atap rumahnya yang rusak.
Padahal dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki atap rumah yang rusak ini mencapai angka jutaan rupiah. Kepada awak media yang melakukan peliputan , akibat atap rumahnya yang rusak maka dirinya serta ketiga anaknya terpaksa harus menginap di rumah orangtuanya yang berada disamping rumah mereka . Wismo pun mengaku dirinya kesulitan untuk mencari dana perbaikan atap rumahnya yang rusak akibat hempasan angin pesawat yang akan mendarat ," kalau biaya perbaikannya hampir Rp 3 jutalah , aku pun bingung bagaimanan mencari uang sebanyak itu dalam waktu dekat , kerjaku pun hanya babat rumput ajanya ," lirih bapak anak tiga ini.
Disinggung apakah pihak PT AP II sebagai pengelola bandara Kualanamu sudah ada meninjau kondisi rumahnya , Wismo mengakui hanyi Kepala Lingkungan ( Kepling) yang sudah datang meninjau kondisi rumahnya ," kalau pihak PT AP II belum ada datang , baru Kepling aja yang datang ," terangnya.
Sementara itu Nasrun (70) ayah dari Wismo mengakui jika sudah sering atap rumah warga disekitar landasan pesawat rusak akibat dihempas angin pesawat yang akan mendarat ," aku yang pertamakali melihat atap rumah yang ditempati anakku beterbangan. Getarannya sangat terasa , untunglah ketiga cucuku tidak apa- apa. Hal seperti ini sudah sering terjadi ," jelasny seraya memperhatikan kondisi atal rumah yang ditempati anak dan ketiga cucunya.
Sementara itu salah seorang ibu yang merupakan tetangga Wismo menerangkan saat kejadian itu dirinya sedang didalam rumah. Namun karena mendengar ada suara pesawat yang sangat dekat disertai angin kencang dirinya pun langsung keluar rumah ," aku didalam rumah, tapi karena aku dengar suara pesawat disertai angin kencang aku langsung keluar, aku kirain atap rumahku juga kena. Kalau istri Wismo ada di Malaysia , kerja disana dia," jelasnya. (Walsa)