Kesulitan ekonomi dan tergiur upah yang dijanjikan masih menjadi alasan klasik sehingga nekat mengambil pilihan menjadi kurir narkoba khususnya sabu. Seperti pengakuan Salmiati A Gani (46) warga Desa Keude Alue Rheng, Kecamatan Peudada, Bireun, Aceh penumpang Lion Air nomor penerbangan JT 972 tujuan Balikpapan transit Batam saat ditemui disecurity building pada Selasa (6/10) sekira pukul 13.30 Wib.
(Baca Berita Sebelumnya: Ibu Ini Bawa Sabu di Bra dan Jilbab)
Dengan menunduk dan menutup wajahnya dengan jilbab yang dipakainya , Salmiati menceritakan bahwa sabu itu diterimanya diperjalanan saat menuju bandara Kuala Namu dari Aceh dengan mengendarai mobil pick up. "Anakku 2, aku hanya seorang petani. Sabunya dikasih sama seorang laki- laki yang tidak aku kenal saat dijalan mau ke bandara. Aku berangkat dari Aceh semalam saat maghrib," lirihnya.
Saat ditanya alasan dirinya mau jadi kurir sabu , Salmiati mengaku dirinya tergiur dengan upah yang dijanjikan upah Rp 20 juta. "Aku tergiur upah yang dijanjikan sebesar Rp 20 juta tapi aku belum terima. Upahnya aku terima kalau sabunya sudah sampai di Balikpapan, aku hanya dikasih tiket sama uang transport saja," jelasnya.
Dirinya pun mengaku yang mengajari untuk menyembunyikan sabu di jilbab dan branya adalah pria yang memberikan sabu itu kepadanya.
Namun saat Salmiati akan dibawa ke Sat Narkoba Polres Deliserdang dirinya sempat menolak bahkan menangis. Setelah dibujuk petugas akhirnya Salmiati mau dibawa ke Sat Narkoba Polres Deliserdang. (Walsa)
Dengan menunduk dan menutup wajahnya dengan jilbab yang dipakainya , Salmiati menceritakan bahwa sabu itu diterimanya diperjalanan saat menuju bandara Kuala Namu dari Aceh dengan mengendarai mobil pick up. "Anakku 2, aku hanya seorang petani. Sabunya dikasih sama seorang laki- laki yang tidak aku kenal saat dijalan mau ke bandara. Aku berangkat dari Aceh semalam saat maghrib," lirihnya.
Saat ditanya alasan dirinya mau jadi kurir sabu , Salmiati mengaku dirinya tergiur dengan upah yang dijanjikan upah Rp 20 juta. "Aku tergiur upah yang dijanjikan sebesar Rp 20 juta tapi aku belum terima. Upahnya aku terima kalau sabunya sudah sampai di Balikpapan, aku hanya dikasih tiket sama uang transport saja," jelasnya.
Dirinya pun mengaku yang mengajari untuk menyembunyikan sabu di jilbab dan branya adalah pria yang memberikan sabu itu kepadanya.
Namun saat Salmiati akan dibawa ke Sat Narkoba Polres Deliserdang dirinya sempat menolak bahkan menangis. Setelah dibujuk petugas akhirnya Salmiati mau dibawa ke Sat Narkoba Polres Deliserdang. (Walsa)