RSU Tj Pura Bau & Jorok
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kab Langkat yang merupakan rumah sakit rujukan milik pemerintah di Kabupaten Langkat, menuai protes pasien serta keluarga lantaran kondisi kebersihan yang tak terjaga dan instalasi air bersih yang mati.
Protes tersebut dinyatakan oleh sejumlah pasien dan keluarganya, Jumat (16/10/2015). Kotornya RS tersebut tak hanya ditemui di luar, tetapi hingga ke ruang perawatan. Kesulitan air pun menyebabkan banyak pasien yang terkendala soal kebutuhan sanitasi, seperti mandi dan buang air.
Sebagaimana diungkapkan Yeni warga Tanjung Pura yang menjaga keluarganya, yang karena bau busuk dan kotornya kamar mandi terpaksa menyikat lantai kamar atau membersihkan kamar mandi. “Aku tidak tahan masuk kamar mandinya,bau dan kotor,hingga karena itu ku bersihkan sendiri kamar mandinya,bang" ucapnya kepada wartawan.
Lebih parah lagi, tambah Yeni, aroma tidak sedap dari WC akibat kotoran yang tidak bisa disiram menyeruak masuk hingga ke ruang perawatan. “Tak hanya itu, Bang. Coba aja lihat di dekat tangga, tumpukan seprei,bekas botol impus dan tempat makan pasen yang berserak serta sampah yang menumpuk di belakang (sambil menunjukan lokasinya yg hanya berajarak beberaapa meter dari tempat tidur pasien),gimana mau cepat sehat bang, kalau RS nya juga jorok," ujarnya.
Edi,salah satu keluarga pasien di RS ini, melontarkan keluhannya dengan nada yang sama. Menurut dia, kondisi yang ia lihat di RSUD Tanjung Pura sama sekali tidak menunjukkan ciri RS pada umumnya. “Orang masuk rumah sakit mau sembuh, tapi kalau kondisi ruangan seperti ini jorok, kotoran WC tidak bisa disiram karena air tidak jada dan berbau, membuat pasien malah tambah sakit. Ruangannya jauh dari layak untuk tempat merawat pasien. Kotor, bau, tidak ada air,” ungkap Edi.
Sementara itu Ketua Seknas Jaringan Organisasi Komunitas Warga Indonesia Reza Fadli Lubis SH yang kebetulan berada di RSUD Tj Pura tersebut menuturkan, seharusnya penggelola RS harus lebih konsentrasinya penuh pada persolan kebersihan.
[caption id="attachment_41730" align="aligncenter" width="410"]
Sebab, katanya, pelayanan prima yang diberikan rumah sakit bukan hanya dari cepatnya penanganan dan pemeriksaan teratur, tetapi juga dari segi kebersihan lingkungan sekitar kamar pasien. Tidak peduli apakah itu ruangan perawatan, kelas, maupun VIP, semua harus menjadi prioritas terlaksananya lingkungan yang bersih.
Lanjut Reza, selain soal pelayanan, kebersihan juga faktor penting dari keberadan sebuah rumah sakit. “Rumah Sakit dan Kebersihan bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan,Rumah Sakit yang bersih tentunya membuat pasien dan pengunjung merasa nyaman dan betah. Sebaliknya rumah sakit yang kotor berdampak pada proses penyembuhan pasien," ketusnya.

Reza mengaku bingung, kenapa kebersihan lingkungan ruang perawatan, seperti di ruang Kasturi kurang diperhatikan. “Bukankah kebersihan RS dan lingkungannya merupakan tanggung jawab penggelola operasional RS, baik dari jajaran top management sampai kebawah? Kan seharusnya dilakukan pembersihan berkala pada selokan, drainase dan lingkungan sekitar kamar pasien,” papar Reza diakhir tanggapannya.
Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Tanjung Pura Drs Hasyim Siregar saat ditemui di ruang kerjanya, menyatakan pihaknya kekurangan petugas kebersihan. “Petugas kebersihan kita cuma 8 orang. Kalau kita tambah, dari mana dananya? Kita sudah berupaya membersihkannya. Tapi taulah, banyak orang di sana dan saya selalu kontrol keliling RS," elaknya.
Tak lama berselang Hasyim Siregar tiba tiba meninggalkan wartawan di ruangannya. Setelah beberapa lama ditunggu Hasyim tidak lagi kembali. Lalui wartawan keluar meninggalkan ruangannya dan menuju keruang perawatan Kasturi.
Sampai di sana kembali mendapat informasi dari Edi, bahwa KTU RSUD tersebut meninjau ruangan Kasturi dan menanyakan mana yang bau kepada pasien beserta keluarga yang menjaga. “Mana yang bau? Itulah masyarakat gak bersyukur. Sudah diberi tempat enak, kok tidak terima? Pasti ada masyarakat yang enggak senang,” demikian Edi mengulang kembali ucapan Hasyim.
Selang tak berapa lama, panggilan masuk ke handphone milik wartawan berbunyi. Ternyata panggilan tersebut dari Drs H Hasyim Siregar. “Bapak dimana sekarang? Kenapa keluar dari ruangan saya? Kan saya bilang sebentar. Kok malah pergi!” ucapnya melalui seluler.
“Ruangan yang mana yang bau? Saya sudah mengecek langsung ke ruangan Kasturi, tidak ada yang bau,” sambung Hasyim lagi.
Sementara itu Direktur RSUD Tanjung Pura Dr.Sofyan Armaya saat dikonfirmasi menuturkan, "Itukan lagi ada pekerjaan tanah timbun lewat di situ. Ibarat orang pesta, semua lagi sibuk, juga dapur lagi dibongkar,” katanya.
Ketika ditanya kebersihan berkaitan dengan ruang perawatan Dr Sofyan menuturkan, tenaga kebersihan mereka cuma ada 19 orang. Dibagi dua shift pagi 10, sore 9. “Untuk menambahnya, anggaran tidak memungkinkan. Ditambah lagi banyak orang yang disana (ruang perawatan-red). Mana mungkin kita jaga satu persatu kebersihannya bang,” akhirnya.(lkt-3)
Lanjut Reza, selain soal pelayanan, kebersihan juga faktor penting dari keberadan sebuah rumah sakit. “Rumah Sakit dan Kebersihan bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan,Rumah Sakit yang bersih tentunya membuat pasien dan pengunjung merasa nyaman dan betah. Sebaliknya rumah sakit yang kotor berdampak pada proses penyembuhan pasien," ketusnya.
Reza mengaku bingung, kenapa kebersihan lingkungan ruang perawatan, seperti di ruang Kasturi kurang diperhatikan. “Bukankah kebersihan RS dan lingkungannya merupakan tanggung jawab penggelola operasional RS, baik dari jajaran top management sampai kebawah? Kan seharusnya dilakukan pembersihan berkala pada selokan, drainase dan lingkungan sekitar kamar pasien,” papar Reza diakhir tanggapannya.
Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Tanjung Pura Drs Hasyim Siregar saat ditemui di ruang kerjanya, menyatakan pihaknya kekurangan petugas kebersihan. “Petugas kebersihan kita cuma 8 orang. Kalau kita tambah, dari mana dananya? Kita sudah berupaya membersihkannya. Tapi taulah, banyak orang di sana dan saya selalu kontrol keliling RS," elaknya.
Tak lama berselang Hasyim Siregar tiba tiba meninggalkan wartawan di ruangannya. Setelah beberapa lama ditunggu Hasyim tidak lagi kembali. Lalui wartawan keluar meninggalkan ruangannya dan menuju keruang perawatan Kasturi.
Sampai di sana kembali mendapat informasi dari Edi, bahwa KTU RSUD tersebut meninjau ruangan Kasturi dan menanyakan mana yang bau kepada pasien beserta keluarga yang menjaga. “Mana yang bau? Itulah masyarakat gak bersyukur. Sudah diberi tempat enak, kok tidak terima? Pasti ada masyarakat yang enggak senang,” demikian Edi mengulang kembali ucapan Hasyim.
Selang tak berapa lama, panggilan masuk ke handphone milik wartawan berbunyi. Ternyata panggilan tersebut dari Drs H Hasyim Siregar. “Bapak dimana sekarang? Kenapa keluar dari ruangan saya? Kan saya bilang sebentar. Kok malah pergi!” ucapnya melalui seluler.
“Ruangan yang mana yang bau? Saya sudah mengecek langsung ke ruangan Kasturi, tidak ada yang bau,” sambung Hasyim lagi.
Sementara itu Direktur RSUD Tanjung Pura Dr.Sofyan Armaya saat dikonfirmasi menuturkan, "Itukan lagi ada pekerjaan tanah timbun lewat di situ. Ibarat orang pesta, semua lagi sibuk, juga dapur lagi dibongkar,” katanya.
Ketika ditanya kebersihan berkaitan dengan ruang perawatan Dr Sofyan menuturkan, tenaga kebersihan mereka cuma ada 19 orang. Dibagi dua shift pagi 10, sore 9. “Untuk menambahnya, anggaran tidak memungkinkan. Ditambah lagi banyak orang yang disana (ruang perawatan-red). Mana mungkin kita jaga satu persatu kebersihannya bang,” akhirnya.(lkt-3)