**Satuan TNI Pencarian Darat Ditarik
Deputi Bidang Operasional Basarnas Mayjen TNI Heronimus mengatakan akan tetap mengoptimalkan pencaian helikoter EC 130 yang hilang di sekitar perairan Danau Toba.
“Sesuai standar operasi, pencarian berlangsung tujuh hari. Tapi pencarian akan tetap dilanjutkan namun akan lebi difokuskan pada pencarian air. Personel juga akan difokuskan pada yang mempunyai keahlian di bidangnya,” ungkap Heronimus.
Menurut Mayjen TNI Heronimus, beberapa personel yang sebelumnya melakukan pencarian di darat sudah digeser dari posko pencarian. Hal ini sesuai dengan ditemukannya salah seorang penumpang bernama Frans, 2 buah bangku dan sepatu.
“Pencarian sudah difokuskan di daerah perairan sekitar Onan Runggu dan Nainggolan. Jika dikaji dari pernyataan Frans yang menyebut kelima penumpang heli melompat dari heli dan adanya dua kursi bangku heli maka masih ada kemungkinan korban lain ditemukan. Bahkan kita berharap empat penumpang lainnya dapat ditemukan selamat,” harapnya.
Masih kata Heronimus, pencarian dilakukan dengan melibatkan 8 kapal motor milik masyarakat untuk penyisiran, 4 boat dan beberapa perahu karet. Selain itu juga ada 4 heli yang ikut melakukan pencarian dari udara.
Operator Sidescan Sonar dari Basarnas Rifky Ade Riyatna mengatakan, pihaknya menggunakan peralatan sidesacan sonar berupa robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter untuk mencari heli EC 130.
“Alat ini bisa menyelam hingga 500-1000 meter, tergantung kabel yang kita punya, alat ini bisa berfungsi selama 24 jam, tergantung listriknya ini,” ujarnya, Minggu (18/10).
Lanjutnya, dengan adanya alat ini akan dapat menscaning dasar Danau Toba. Sidescan Sonar akan menghasilkan gambaran dasar perairan. “Jadi kita bisa melihat seperti apa dasarnya, kalau dia berwarna hitam biasanya itu adalah logam. Cara mengoperasikannya nanti dengan ditarik sama kapal,” katanya.
Masih kata Rifky, hasil dari alat sensor ini akan dianalisa dengan metode-metode khusus sehingga nantinya dapat diketahui kepastian menemukan logam di dasar danau. “Dengan deteksi logam hingga kedalaman 1000 meter diharapkan dapat memastikan titik lokasi jatuhnya helikopter,” ungkapnya. (Bbs)
Masih kata Heronimus, pencarian dilakukan dengan melibatkan 8 kapal motor milik masyarakat untuk penyisiran, 4 boat dan beberapa perahu karet. Selain itu juga ada 4 heli yang ikut melakukan pencarian dari udara.
Operator Sidescan Sonar dari Basarnas Rifky Ade Riyatna mengatakan, pihaknya menggunakan peralatan sidesacan sonar berupa robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter untuk mencari heli EC 130.
“Alat ini bisa menyelam hingga 500-1000 meter, tergantung kabel yang kita punya, alat ini bisa berfungsi selama 24 jam, tergantung listriknya ini,” ujarnya, Minggu (18/10).
Lanjutnya, dengan adanya alat ini akan dapat menscaning dasar Danau Toba. Sidescan Sonar akan menghasilkan gambaran dasar perairan. “Jadi kita bisa melihat seperti apa dasarnya, kalau dia berwarna hitam biasanya itu adalah logam. Cara mengoperasikannya nanti dengan ditarik sama kapal,” katanya.
Masih kata Rifky, hasil dari alat sensor ini akan dianalisa dengan metode-metode khusus sehingga nantinya dapat diketahui kepastian menemukan logam di dasar danau. “Dengan deteksi logam hingga kedalaman 1000 meter diharapkan dapat memastikan titik lokasi jatuhnya helikopter,” ungkapnya. (Bbs)