2 Bulan Tak Selesai, Puluhan Pedagang Terancam Gulung Tikar

Sebarkan:
warga yang membuat spanduk bentuk kekecewaan terhadap penggalian dan pengerjaan proyek

Puluhan pedagang kecil yang mengatas namakan Forum Pengusaha Kecil Laksana (FPKL) bersama beberapa warga sekitar melakukan aksi demo di Jalan Laksana, Kelurahan Kotamatsum I, Kecamatan Medan Area, Sabtu (14/11) pagi.

Keberatan warga yang didominasi pedagang ini, lantaran adanya pembangunan pengerjaan proyek saluran limbah yang menutup akses Jalan Laksana menuju Jalan Halat dan sebaliknya dari Jalan Sutrisna menuju Jalan Halat yang terputus di Jalan Laksana.

Kekecewaan warga juga didasari lambatnya penyelesaian pengerjaan proyek hingga lebih dari 2 bulan. Akibat dari pengerjaan proyek tersebut, jalan Laksana terputus dan para pedagang kecil yang berjualan disepanjang jalan tersebut, terancam gulung tikar. Pasalnya, jalanan menjadi sunyi, karena tak bisa dilewati dan memilih memutar melalui jalanan lain.

Seperti yang dirasakan Zumri alias pak Buyung (56) pengusaha pembuatan jok mobil ini, mengaku tiga unit usahanya tutup dan keluarganya terancam tak bisa makan lagi.

"Banyak pedagang disini yang hampir bahkan sudah gulung tikar. Saya salah satu contohnya. Adek bayangkan aja, karena jalannya hancur tidak bisa dilalui kendaraan, pelanggan tidak bisa datang. Udah 2 bulanan proyek ini gak selesai-selesai. Jadi, gimana kita mau makan," ujar pak Buyung.
Dikatakannya lagi, kalau protes warga sudah diutarakan kepada Camat, namun belum ada penjelasan sampai kapan selesai proyek tersebut, hingga Jalan Laksana kembali bisa dilalui.

"Udah kita sampaikan ke Camat, tapi belum jelas penyelesaiannya sampai kapan. Adik lihat aja, usaha saya yang di depan itu tutup terus, pekerja saya juga sudah hampir 2 bulan gak kerja. Mau ngerjain apa? Gak ada pelanggannya," kesal pak Buyung, sembari menjelaskan jika usahan beroprasi, omset perharinya mencapai 3 juta rupiah.

Warga lainnya bernama Ando (40) dan Jalik (45) menyebutkan, usaha travelnya dan pembuatan jok mobilnya segera menyusul tutup. Senada juga dialami pedagang lain seperti, usaha nasi goreng Amoy Kafe, dan usaha warung nasi kartini yang sudah lebih dahulu tutup, lantaran dampak sepinya pelanggan dengan akses jalan terputus.

"Usaha kami ini kelas kecil dan dari sini tumpuan untuk menghidupkan keluarga. Sejak adanya proyek ini, gak ada lagi pelanggan yang datang. Tengok aja usaha warung nasi Kartini, jadi tutup total gara-gara proyek ini," sambung Ando, yang ditemui dilokasi proyek.

Sementara aparat pemerintahan sepertinya tak perduli dengan keluhan warganya. Buktinya, dari pihak Kecamatan Medan Area, mengaku belum memasitikan kapan jangka waktu proyek tesebut selesai. Selain itu, pihak Kecamatan juga menjelaskan, kalau letak posisi proyek berada berbatasan kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Kota.

"Kita tau di Jalan tersebut sedang ada proyek, tapi itu proyek dari pusat. Sebelumnya, pihak proyek sudah sosialisasi ke kita di Komat 3 Medan Area, tapi pada saat itu saya gak datang," kata Camat Medan Area, Ali.

Diakuinya lagi, pihaknya turun kelokasi dalam unjuk rasa warga tadi. Namun belum menemukan titik terang antara warga dan pihak proyek.

"Tadi saya sudah turun ke lokasi. Yah, mereka (para pendemo) meminta pertemuan dengan pihak pengembang (pihak Proyek). Lagian, kawasan itu disebelah kirinya wilayah Kecamatan Medan Area dan sebelah kiri jalannya wilayah Kecamatan Medan Kota," tukasnya. (Bay)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar