Besok, Dinkes, Camat dan Lurah Dipanggil

Sebarkan:
Soal Penyakit DBD Mewabah di Binjai

 

Dugaan penyakit DBD yang mewabah hingga menewaskan 2 warga, ditanggapi serius oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Binjai. Pihak legeslatif inipun menjadwalkan pemanggilan Dinas Kesehatan serta perangkat setingkat kecamatan guna membahas permasalahan yang ada.

"Ini merupakan bencana yang harus ditanggapi serius. Jangan lagi ada nyawa melayang. Cukup sudah, cukup. Untuk itu kita akan membahas ini dan memanggil Dinas Kesehatan, yang akan dijadwalkan Senin (2/11/15) besok," tegas anggota komisi B DPRD Binjai Jonita Bangun, Minggu (1/11/15) siang.

Meskipun pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) menampik kalau dua warga yang tewas secara tiba-tiba karena penyakit DBD. Namun, sebelum menghembuskan nafas terakhir. Korban mengalami demam tinggi, bintik-bintik serta mual dan muntah.

"Apapun wabah yang menyebabkan nyawa korban melayang. Sudah saya bilang, jangan kembali terulang dan jangan kecolongan lagi. Karena kos untuk baik foging dan kebersihan sudah masuk dianggarkan APBD," tegas dia.

Sejauh ini, papar dia, memang belum ada kabar dari dinas melakukan foging di lokasi. Karena belum bisa dipastikan kalau korban meninggal dikarenakan penyakit DBD. "Pun begitu, kita berharap masyarakat dan instansi terkait seperti kecamatan dan kelurahan, melakukan pembersihan dilingkungan sekitar. Karena cuaca belakangan situasi memang ekstrim, terkadang hujan dan panas," pinta anggota DPRD Binjai dari fraksi Hanura ini.

Dipaparkanya kembali, yang akan dibahas nantinya seputar anggaran yang dikucurkan pemerintah. Sebab, dirinya tertarik dengan pernyataan dari anggota dinkes, yang mengakui kepada lurah jika tidak ada lagi angaran untuk foging.

"Kita akan mengetahui dan mengecek langsung. Kemana-mana saja kos dari aliran dana yang dikucurkan dalam pembahasan ini. Dengan demikian, tidak ada lagi yang alasanya tidak ada anggaran untuk kepentingan khalayak ramai," tegas dia.
Sebelumnya, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai, Ikrom melalui Dr. M. Indra Tarigan, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Binjai, jalan Hiu, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai angkat bicara. Menurut mereka, di tahun 2014, kasus DBD yang terdata di Dinas Kesehatan Kota Binjai mencapai angka 665 orang, sementara, hingga Oktober 2015, Dinas Kesehatan mendata terdapat 80 kasus.

"Memang tahun ini jauh menurun bila dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, kita akan antisipasi dan lakukan pemantauan langsung agar angka tersebut tidak bertambah," jelasnya.

Dikatakannya, saat ini, pihak Dinkes Binjai telah melakukan servei kesetiap daerah-daerah yang dianggap rawan akan wabah DBD. Dari hasil survei ini, Dinkes akan langsung mengambil tindakan.

"Kita sudah lakukan survei ke lokasi yang kita anggap rawan wabah DBD. Kita sudah cek kebersihan wilayah tersebut, dan sekarang tinggal menunggu hasil dari tim survei," ujarnya.

Ketika ditanyai terkait dua korban yang meninggal diduga terkena wabah DBD, dr. Indra mengatakan, setelah melakukan survey kelokasi, pihak Dinkes mendapatkan keterangan kalau kedua korban tersebut belum dilakukan tes laboratorium.

"Jadi kita sudah kerumah korban, namun pihak keluarga mengatakan kalau tidak ada hasil lab-nya, berarti korban belum dinyatakan DBD saat meninggal," ungkapnya.

Dia melanjutkan, dari hasil survey dilokasi tersebut, memang kampung tersebut tergolong kotor, masih ada terlihat ban bekas dilokasi yang tergenangi air, dan kita juga telah memeriksa bak mandi rumah korban untuk melihat apakah kondisi air disana ada jentik-jentik yang dapat menjadi wabah DBD.

"Kita udah periksa kondisi kampung disana, memang kampung itu tergolong kotor, namun bukan berarti kampung tersebut banyak nyamuk yang membawa wabah DBD," pungkasnya. Dari hasil survey nanti, bila diperlukan, Dinkes Binjai akan lakukan foging di wilayah tersebut.

Untuk diketahui, 2 warga jalan Sudirman, Gang Damai, Lingkungan II, Kelurahan Binjai, Kecamatan Binjai Kota, meninggal dunia diduga akibat DBD.

Kedua korban meninggal masing-masing, M. Nova Vati Fikri (8) warga jalan Sudirman, gang Damai, Lingkungan II, Kelurahan Binjai, Kecamatan Binjai. Anak pasangan dari Haryono ST dan Nora yang meninggal pada Jumat (9/10/15) lalu, dan Ayatullah Khomeini (15), warga yang sama, anak dari pasangan M. Syarbaini dan Herna Hayati yang meninggal pada Senin (28/10) lalu. (Hendra)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar