[caption id="attachment_43480" align="aligncenter" width="730"]
Foto para dokter memperebutkan mikropon.[/caption]
Foto-foto kericuhan saat perhelatan Muktamar IDI ke-29 di Tiara Hotel and Convention tersebar di BBM dan WhatsApp. Muktamar yang berlangsung dari tanggal 18 Nopember hingga 22 Nopember 2015 tersebut diawali dengan Seminar Nasional Sesi I tentang Hukum Kesehatan.
Acara mulai memanas ketika memasuki agenda Sidang Pleno Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB IDI periode 2012-2015. Meski alot, namun laporan pertanggungjawaban tetap diterima.
Foto-foto kericuhan saat perhelatan Muktamar IDI ke-29 di Tiara Hotel and Convention tersebar di BBM dan WhatsApp. Muktamar yang berlangsung dari tanggal 18 Nopember hingga 22 Nopember 2015 tersebut diawali dengan Seminar Nasional Sesi I tentang Hukum Kesehatan.
Acara mulai memanas ketika memasuki agenda Sidang Pleno Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB IDI periode 2012-2015. Meski alot, namun laporan pertanggungjawaban tetap diterima.
Dokter Ramlan, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan membantah adanya kericuhan yang berujung baku hantam dalam pelaksanaan Muktamar IDI ke-29 itu.
Ia mengaku, foto-foto yang telah beredar di jejaring sosial menggambarkan rebutan mikropon oleh peserta muktamar.
“Foto itu tergantung yang melihatnya dari sisi mana, kan bisa saja. Jadi, isu yang sudah merebak (kericuhan) jelas tidak benar. Foto itu hanya rebutan mikropon saja,” ujar Ramlan.
Menurutnya, bila benar keributan terjadi dalam muktamar tersebut tentunya jelas membuat malu profesi dokter.
“Namanya forum, biasalah ada ribut-ribut sedikit tapi enggak sampai anarkis. Kalau sampai pukulan-pukulan malulah kita. Tapi yang jelas aman-aman saja. Istilah orang Medan, enggak ‘sur’ kita kalau enggak teriak-teriak,” ucap Ramlan.
Sementara itu, Kepala Unit Reskrim Polsek Medan Baru Inspektur Polisi Satu Adhi Putranto Utomo membantah adanya kericuhan dalam mukhtamar itu. Sebab, pihaknya sampai saat ini belum ada menerima laporannya.
“Enggak ada ricuh, karena belum ada informasinya masuk. Kalau memang ricuh pasti ada laporan,” ujar Adhi. (bbs)
Ia mengaku, foto-foto yang telah beredar di jejaring sosial menggambarkan rebutan mikropon oleh peserta muktamar.
“Foto itu tergantung yang melihatnya dari sisi mana, kan bisa saja. Jadi, isu yang sudah merebak (kericuhan) jelas tidak benar. Foto itu hanya rebutan mikropon saja,” ujar Ramlan.
Menurutnya, bila benar keributan terjadi dalam muktamar tersebut tentunya jelas membuat malu profesi dokter.
“Namanya forum, biasalah ada ribut-ribut sedikit tapi enggak sampai anarkis. Kalau sampai pukulan-pukulan malulah kita. Tapi yang jelas aman-aman saja. Istilah orang Medan, enggak ‘sur’ kita kalau enggak teriak-teriak,” ucap Ramlan.
Sementara itu, Kepala Unit Reskrim Polsek Medan Baru Inspektur Polisi Satu Adhi Putranto Utomo membantah adanya kericuhan dalam mukhtamar itu. Sebab, pihaknya sampai saat ini belum ada menerima laporannya.
“Enggak ada ricuh, karena belum ada informasinya masuk. Kalau memang ricuh pasti ada laporan,” ujar Adhi. (bbs)