Memasuki hari ke enam pasca robohnya jembatan sungai Nalua, di Desa Lombuza'ua yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Lotu, yakni desa Lombuza'ua, desa Hiligodu dan desa Ombolata Sawo Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara mengakibatkan perekonomian warga sekitar terhambat. Minggu (8/11/15).
Lima ratus kepala keluarga yang biasa memanfaatkan jembatan tersebut terpaksa harus berjalan kaki melintasi sungai untuk menyeberang.
"Hingga memasuki hari ke enam ini, belum juga ada perhatian dari pemerintah setempat, akibatnya warga terpaksa harus menyeberangi sungai untuk menyeberang," jelas Sekretaris Desa Lombuza'ua, Adasam Harefa.
Selain itu, lanjut dia, akibat putusnya jembatan dikawasan tersebut, akses transportasi penghubung tiga desa masih lumpuh, akibatnya, perekonomian warga terhambat.
"Bagaimana warga mau bekerja, jalur satu-satunya yang menghubungkan 3 desa putus, jadi warga tidak bisa berbuat banyak, untuk menyeberang mereka harus melintasi sungai yang arusnya bergitu deras," ungkapnya.
Sementara, seorang warga, Ododogo Zendrato mengatakan, dalamnya tebing sungai dan berlumpur menyulitkan warga melintasi sungai, bahkan warga saling bergotong royong mengangkat sepeda motor yang ingin menyeberang dengan cara diangkat beramai-ramai.
Dikatakannya, ribuan warga dari tiga desa sangat menyesali atas sikap pemerintah setempat yang lamban menangani masalah ini yang berdampak kepada lumpuhnya perekonomian warga sekitar.(hendra)
Selain itu, lanjut dia, akibat putusnya jembatan dikawasan tersebut, akses transportasi penghubung tiga desa masih lumpuh, akibatnya, perekonomian warga terhambat.
"Bagaimana warga mau bekerja, jalur satu-satunya yang menghubungkan 3 desa putus, jadi warga tidak bisa berbuat banyak, untuk menyeberang mereka harus melintasi sungai yang arusnya bergitu deras," ungkapnya.
Sementara, seorang warga, Ododogo Zendrato mengatakan, dalamnya tebing sungai dan berlumpur menyulitkan warga melintasi sungai, bahkan warga saling bergotong royong mengangkat sepeda motor yang ingin menyeberang dengan cara diangkat beramai-ramai.
Dikatakannya, ribuan warga dari tiga desa sangat menyesali atas sikap pemerintah setempat yang lamban menangani masalah ini yang berdampak kepada lumpuhnya perekonomian warga sekitar.(hendra)