Aksi teror di Paris, seperti diduga sebelumnya, berbuntut panjang. Rumah ibadah umat muslim mulai mendapatkan tindakan vandalisme. Salah satunya seperti yang terjadi di Texas. Sebuah masjid yang dikelola oleh The Islamic Center of Pflugerville, telah dirusak oleh sekelompok orang pada Senin lalu.
Beberapa orang melempari rumah ibadah itu dengan kotoran. Beberapa sobekan Al Quran juga ditebar di sekitar Masjid.
Namun kisah mengharukan terjadi setelah itu. Seorang bocah setempat bernama Jack Swanson yang baru berusia 7 tahun, menyerahkan seluruh isi celengannya untuk membantu perbaikan masjid. Padahal keluarga Swanson adalah warga non muslim.
''Jack menyerahkan USD20 dari hasil tabungannya. Tapi sesungguhnya ia telah menyerahkan USD20 juta untuk kami dari kebaikan hatinya,'' kata pengurus dewan Masjid, Faisal Naeem dilansir abcNews, Kamis (19/11).
''Jika kita semua memiliki hati seluas Jack, mungkin dunia akan lebih baik dan ada harapan untuk masa depan kita semua,'' tambah Naeem.
Meskipun tidak ada kerusakan fisik berarti, namun pengelola masjid membutuhkan beberapa biaya untuk membersihkan lokasi.
Sementara Ibu Jack, Laura Swanson mengaku tindakan putranya atas insiatif sendiri. Ia mendukung aksi anaknya itu sebagai bentuk penegasan bahwa mereka tidak memandang Islam sebagai agama teroris.
''Apa yang terjadi di Paris, jangan sampai terjadi di Pflugerville,'' kata Laura.
Naeem sendiri mengaku ia tak mau buru-buru mengaitkan aksi pelemparan kotoran dan perobekan Al Quran, merupakan bentuk kemarahan dari teror Paris. Ia justru merasa frustasi, karena setiap kali terjadi aksi teror, selalu dikaitkan dengan agama Islam dan komunitas muslim.
''Ini menjadi hal biasa, ketika ada (muslim) yang berbuat salah di tempat lain, kami harus menanggungnya,'' kata Naeem.
Namun Naeem meyakini, dengan dukungan masyarakat setempat, komunitas muslim di Pflugerville akan selalu merasa aman. Ia bahkan menceritakan, beberapa warga non muslim membantu membersihkan Masjid. Bahkan diantara mereka ada yang meletakkan bunga sebagai bentuk simpati atas penyerangan pada rumah ibadah itu. Mengharukan sekali ya.(Afz)
Meskipun tidak ada kerusakan fisik berarti, namun pengelola masjid membutuhkan beberapa biaya untuk membersihkan lokasi.
Sementara Ibu Jack, Laura Swanson mengaku tindakan putranya atas insiatif sendiri. Ia mendukung aksi anaknya itu sebagai bentuk penegasan bahwa mereka tidak memandang Islam sebagai agama teroris.
''Apa yang terjadi di Paris, jangan sampai terjadi di Pflugerville,'' kata Laura.
Naeem sendiri mengaku ia tak mau buru-buru mengaitkan aksi pelemparan kotoran dan perobekan Al Quran, merupakan bentuk kemarahan dari teror Paris. Ia justru merasa frustasi, karena setiap kali terjadi aksi teror, selalu dikaitkan dengan agama Islam dan komunitas muslim.
''Ini menjadi hal biasa, ketika ada (muslim) yang berbuat salah di tempat lain, kami harus menanggungnya,'' kata Naeem.
Namun Naeem meyakini, dengan dukungan masyarakat setempat, komunitas muslim di Pflugerville akan selalu merasa aman. Ia bahkan menceritakan, beberapa warga non muslim membantu membersihkan Masjid. Bahkan diantara mereka ada yang meletakkan bunga sebagai bentuk simpati atas penyerangan pada rumah ibadah itu. Mengharukan sekali ya.(Afz)
