Lima bangunan baru yang masih dalam proses pembangunan di SMA Negeri 1 Delitua, Deliserdang diduga merupakan proyek siluman dipertanyakan.
Pasalnya, pembangunan yang terdiri dari empat Ruang Kelas Baru (RKB) dan 1 Ruang Laboratorium IPA yang dibangun sejak September 2015 tidak memiliki plank proyek. Sehingga membuat guru-guru dan murid mempertanyakannya. Apalagi lima bangunan itu dikabarkan menelan biaya Rp1,1 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN 2015.
"Iya sejak bapak itu (Darwin Sinulingga) masuk jadi Kepala Sekolah. Ada aja bangunan baru yang dibangunnya. Kayaknya dari bulan September kemarin dibangun. Tapi enggak ada plank proyeknya kami tengok. Mana besar lagi anggarannya, sampai miliaran rupiah katanya dari APBN," ujar HT, seorang guru yang tak ingin disebutkan namanya saat dikonfirmasi wartawan pada Kamis (12/11) sore.
Menurutnya selain itu Kasek juga dinilai otoriter, hingga dua anaknya diperkerjakan di Sekolah tersebut. "Kabarnya dua anaknya ini dipekerjakan untuk mata-matai guru-guru. Jadi guru keberatan, masa anak Kepsek yang mantau guru-guru di sekolah ini," ujarnya. Selain itu, Kasek juga jarang berada di tempat dan sering mengadu domba guru-guru. "Kami juga mengeluhkan soal penerimaan tunjangan sertifikasi dan insentif yang enggak diberikan," terangnya.
Diinformasikan, insentif yang tidak dibayar diperuntukkan kepada 25 wali kelas tidak dibayarkannya sejak Juli-September 2015 senilai Rp50.000-Rp75.000 per orang dan insentif senilai Rp1.000.000 per orang untuk 4 wakil kepala sekolah di SMA Negeri 1 Delitua.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Delitua, Darwin Sinulingga membantah adanya pembangunan ruang kelas siluman di sekolahnya. "Enggak ada itu, pakai plank di sekolah. Iya pakai Dana Alokasi Khusus APBN. Kurang tau saya berapa anggarannya, mungkin sekitaran miliaran rupiah," ujarnya. Soal dana insentif dan kewenangan yang diberlakukannya di SMA Negeri 1 Delitua, Darwin bingung menjawabnya. "Enggak ada itu. Tau dari siapa pulak. Enggak ada itu," katanya. (walsa)
Pasalnya, pembangunan yang terdiri dari empat Ruang Kelas Baru (RKB) dan 1 Ruang Laboratorium IPA yang dibangun sejak September 2015 tidak memiliki plank proyek. Sehingga membuat guru-guru dan murid mempertanyakannya. Apalagi lima bangunan itu dikabarkan menelan biaya Rp1,1 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN 2015.
"Iya sejak bapak itu (Darwin Sinulingga) masuk jadi Kepala Sekolah. Ada aja bangunan baru yang dibangunnya. Kayaknya dari bulan September kemarin dibangun. Tapi enggak ada plank proyeknya kami tengok. Mana besar lagi anggarannya, sampai miliaran rupiah katanya dari APBN," ujar HT, seorang guru yang tak ingin disebutkan namanya saat dikonfirmasi wartawan pada Kamis (12/11) sore.
Menurutnya selain itu Kasek juga dinilai otoriter, hingga dua anaknya diperkerjakan di Sekolah tersebut. "Kabarnya dua anaknya ini dipekerjakan untuk mata-matai guru-guru. Jadi guru keberatan, masa anak Kepsek yang mantau guru-guru di sekolah ini," ujarnya. Selain itu, Kasek juga jarang berada di tempat dan sering mengadu domba guru-guru. "Kami juga mengeluhkan soal penerimaan tunjangan sertifikasi dan insentif yang enggak diberikan," terangnya.
Diinformasikan, insentif yang tidak dibayar diperuntukkan kepada 25 wali kelas tidak dibayarkannya sejak Juli-September 2015 senilai Rp50.000-Rp75.000 per orang dan insentif senilai Rp1.000.000 per orang untuk 4 wakil kepala sekolah di SMA Negeri 1 Delitua.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Delitua, Darwin Sinulingga membantah adanya pembangunan ruang kelas siluman di sekolahnya. "Enggak ada itu, pakai plank di sekolah. Iya pakai Dana Alokasi Khusus APBN. Kurang tau saya berapa anggarannya, mungkin sekitaran miliaran rupiah," ujarnya. Soal dana insentif dan kewenangan yang diberlakukannya di SMA Negeri 1 Delitua, Darwin bingung menjawabnya. "Enggak ada itu. Tau dari siapa pulak. Enggak ada itu," katanya. (walsa)
