Warga Dusun VI Pulo Gadong Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam mendadak heboh. Pasalnya, 1 buah mortir 60 mm yang diperkirakan masih aktif ditemukan jemaat gereja di timbunan tanah yang berada halaman gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Lubuk Pakam pada Senin (09/11) malam.
Ketika itu beberapa orang jemaat gereja sedang sibuk melakukan penimbunan tanah di halaman dan dalam bangunan rumah dinas pendeta BNKP Lubuk Pakam. Setahubagaimana, saat meratakan tanah timbunan yang dibeli oleh pengurus gereja dari Renol Butarbutar (30) warga Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam, tiba-tiba Yudi Telambanua (32) warga jalan Keramat Lingkungan 2 Gang Brekarona Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam bersama temannya Jemi Gule (42) warga jalan Siantar Gang Melati Lingkungan VI Kelurahan Cemara Kecamatan Lubuk Pakam berteriak setelah cangkulnya tersentuh dengan benda keras. Keduanya pun langsung menyingkirkan benda itu.
Setelah dibersihkan dari tanah yang telah menempel di benda itu, barulah keduanya tercengang. Soalnya benda temuan mereka itu ternyata peluru mortir 60 yang dipakai saat perang masa penjajahan. Hal itupun dinyatakan oleh Danramil Lubuk Pakam Kapten Budiono didampingi Kanit 1 Intelkam Polres Deliserdang Iptu Rizal ketika dilokasi penemuan. Kedatangan kedua aparat itu kelokasi setelah pihak pengurus gereja melaporkan kejadian itu. “Peluru model Mortir 60 pembuatan tahun 1957 dengan panjang 25 cm dan berat sekitar 2,5 kg itu diperkirakan masih aktif. Dan akan diamankan kelokasi yang tidak membahayakan masyarakat di Gudmura Galang”, sebut Kapten Budiono.
Sementara keresahan warga sekitar atas temuan peluru mortir 60 mm itu sempat menghebohkan. Apalagi saat itu dikalangan masyarakat tersiar mortir tersebut masih aktif. Seperti yang dirasakan Dompak Marulitua Aritonang (40). Pengusaha mobil rental beranak 2 yang tinggal persis dielakang tembok pagar belakang gereja BNKP Lubuk Pakam ini sempat kaget dan berusaha membawa anaknya jauh dari rumah. Namun setelah diberikan informasi oleh pihak TNI dan Polri, Dompak bisa bernafas lega. “wah kalau tadi aku sudah panic setelah dengar ada bom mortir di gereja BNKP itu. Apalagi rumahku ada dibelakang. Tapi setelah dijelaskan polisi sama tentara itu aku bisa tenang. Jangankan aku, anda saja bila mendengar kabar seperti itu pasti heboh?”, sebut Dompak.(walsa)
Sementara keresahan warga sekitar atas temuan peluru mortir 60 mm itu sempat menghebohkan. Apalagi saat itu dikalangan masyarakat tersiar mortir tersebut masih aktif. Seperti yang dirasakan Dompak Marulitua Aritonang (40). Pengusaha mobil rental beranak 2 yang tinggal persis dielakang tembok pagar belakang gereja BNKP Lubuk Pakam ini sempat kaget dan berusaha membawa anaknya jauh dari rumah. Namun setelah diberikan informasi oleh pihak TNI dan Polri, Dompak bisa bernafas lega. “wah kalau tadi aku sudah panic setelah dengar ada bom mortir di gereja BNKP itu. Apalagi rumahku ada dibelakang. Tapi setelah dijelaskan polisi sama tentara itu aku bisa tenang. Jangankan aku, anda saja bila mendengar kabar seperti itu pasti heboh?”, sebut Dompak.(walsa)