Warga Gotong Royong Mulai Perbaiki Jembatan Darurat

Sebarkan:
aaaaaa_0003-2

Tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat untuk melakukan perbaikan jembatan yang roboh akibat banjir di sungai Nalua, di Desa Lombuza'ua yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Lotu, yakni desa Lombuza'ua, desa Hiligodu dan desa Ombolata Sawo Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara membuat puluhan warga Desa Lombuza’ua, Kecamatan Lotu, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara mulai melakukan perbaikan jembatan darurat di sungai Nalua.

Tindakan puluhan warga ini agar akses penghubung tiga desa yang masih terisolir dapat normal kembali seperti semula.

Semi Zendrato, tokoh masyarakat mengatakan, pasca robohnya jembatan sungai Nalua, Senin lalu yang mengakibatkan akses penghubung tiga desa di Nias Utara terputus hari ini mulai diperbaiki warga setempat.
"Warga di desa Lombuza’ua bergotong royong mengangkut batang pohon kelapa sebagai pancangan yang disumbang oleh wakil mereka di dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Nias Utara," jelasnya, Senin (9/11/15).

Partisipasi anggota dewan tersebut, lanjut dia, merupakan wujud kepeduliannya kepada masyarakat di desa Lombuza’ua, desa Hiligodu dan desa Ombolata Sawo agar akses transportasi dapat segera berjalan.

"Warga sangat antusias untuk bekerja dan saling bergotong-royong memperbaiki jembatan agar perekonomian mereka bisa kembali normal seperti biasa," ujarnya.

Rencananya, kata Semi, pembangunan jembatan darurat tersebut akan dapat diselesaikan dalam tempo satu minggu kedepan mengingat kekompakan warga dari tiga desa menjadi modal untuk mempercepat pembangunan jembatan.

Pembangunan ini, masih kata Semi, atas bantuan seorang dermawan yang memberikan dana hibah sebesar Rp 50 juta untuk membangunan jembatan sementara.

"Kalau dana dari seorang dermawan, sementara dari pemerintah setempat belum ada yang memberikan, kami sangat berterimakasih sekali atas bantuan ini, dengan ini, mudah-mudahan ke tiga desa bisa kembali melakukan aktifitasnya," pungkasnya.

Warga setempat menuturkan bahwa robohnya jembatan akibat termakan usia lama, terakhir dibangun tahun 2005, namun warga menyesali lambannya penanganan bencana di desa mereka. Sebelumnya warga menyampaikan keluhan mereka ke pemerintah daerah tetapi hanya janji ke janji. (hendra)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar