Di Dinas P&P Langkat, Ada Oknum Pegawai Jadi Pemasok Material Proyek

Sebarkan:
Petinggi Dinas Pendidikan Dan Pengajaran (P&P) Kabupaten Langkat diduga tunjuk Hartono sebagai pemasok material kusen dan daun pintu serta rangka baja ringan untuk seluruh sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2015.

Sekolah-sekolah itu mendapat dana perehaban ringan, perehaban berat, pembangunaaan ruang kelas baru dddan pembangunnnan gedung perpustakaan sebesar Rp30.459.712.163, dan untuk pengadaan buku pengayaan, pengadaan buku referensi serta pengadaan alat peraga pendidikan sebesar Rp8.371.069.130.

Pengerjaan perehaban ringan, perehaban berat ruang kelas dan pembangunan ruang kelas baru serta pembanmgunan gedung perpustakaan seharusnya dikelola oleh kepala sekolah bersama team nya termasuk komite sekolah serta orang tua murid sekitar sekolah sebagaimana yang telah diatur dalam Petunjuk Techknis (Juknis) oleh Kementerian Pendidikan, namun issue yang beredar saat ini diduga Kepala Dinas P & P Kabupaten Langkat malah menghunjuk agar Hartono sebagai pemasok material dari mulai kusen pintu dan jendela serta daun pintu dan daun jendela sampai rangka baja ringan membuat seluruh kepala sekolah hanya sebatas sebagai penonton.

Pengerjaan perehaban dan pembangunan ruang kelas baru serta pembangunan gedung perpustakaan jelas terlihat belum seluruh nya rampung, gendala yang membuat sampai saat ini pengerjaan belum rampung adalah mengenai material rangka baja ringan dikarenakan hartono belum membayar sebahagian uang pembelian material kepada pihak pemilik barang bernama Budi (warga keturunan) warga medan yang juga ada bersama R saat ditemui Metro Online Jumat 18/12.
Menurut keterangan pemilik barang material (budi-red) didampingi R kepada Metro Online mengatakan” Budi mengaku kalau hartono itu pihak dari Dinas P&P Langkat , sementara hartono berurusan material kepada budi melalui seseorang yang disebut namanya saon, saya berurusan langsun g kepada saon bang, dan saon bilang kalau hartono belum bayar kepada saon lebih kurang sebesar Rp 400 juta kata budi.

Lanjut budi, kalau memang pihak sekolah belum membayarkan uang material yang telah dipakai untuk perehaban dan pembangunan sekolah seperti myang dikatakan saon kepada saya yah dibilang lah terus terang apa gendalanya, kenapa uan g didepan mata tidak diambil, kan itui tinggal mengambil saja dari pihak kepala sekolah, saya takut kalau uang material yang katanya nyangkut dipihak kepoala sekolah mungkin sudah habis seluruh nya diambil pihak hartono, karena sangat banyak saya liahat orang orang dari pihak Dinas P&P Langkat yang berperan dalam pengerjaaan DAK ini terang budi kesal sewraya mengatakan kalau dirinya sudah berkordinasi kepada Kepala Dinas P&P Langkat membahas mengenai uang material Rp 400 juta belum dibayar.

Kalau uang untuk membayarkan material menurut R masih ada di beberapa kepala sekolah, Cuma masalah nya ada beberapa sekolah material nya kurang sehingga sampai saat ini pengerjaan nya belum rampung, saya pun sebenar nya malas mencampuri urusan ini tapi karena pak kadis yang meminta saya (R) dan A serta M untuk membantu hartono dilapangan makanya saya dan kedua rekan saya A dan M ikut serta, seperti M menangani urusan pengutipan uang material di Langkat Hulu dan A menangani pengutipan uang material di wilayah Teluk Aru san saya sendiri menangani pengutipan uang material diwilayah Langkat Hilir, dan sekarang yang bermasalah adalah wilayah M, menurut R kalau M sudah mengutip berkisar 90 persen namun yang sampai ketangan hartono masih berkisar 70 persen kata R enteng bagai diri nya tidak ada bermasalah.(Lkt/1)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar