Mayjen TNI Lodewyk Pusung: Jadikan Wartawan Sebagai Saudara & Sahabat

Sebarkan:
Silaturahmi Pangdam I/BB dengan Pimred dan Insan Media se-Wilayah Medan

IMG_0303

Gelak tawa benar-benar mewarnai acara silaturahmi Pangdam I/BB dengan Pimred dan Insan Media se-Wilayah Medan, Jumat (04/12/2015) siang. Suasana itu tercipta lantaran Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengisi agenda itu dengan canda dan cerita-cerita yang menggelitik.

Ya, sang panglima tampak begitu ingin dekat dan membuka diri dengan para jurnalis. Bahkan, berulang kali Mayjen TNI Lodewyk Pusung menyebutkan, wartawan adalah teman sekaligus saudara baginya. Konsep itu pula yang dipakainya dalam setiap mengemban jabatan di manapun dia ditugaskan.

Jenderal berdarah Manado itu menyebutkan, wartawan itu ada kesamaannya dengan tentara. Di mana, keduanya selalu bersinggungan dengan bahaya dalam menjalankan tugas. Bedanya, tentara hanya berhadapan dengan bahaya ketika di medan perang. Sedangkan wartawan, tambah Mayjen TNI Lodewyk Pusung, mengalami ancaman bahaya di semua situasi, baik di medan perang, mau pun ketika situasi sedang damai.

“Pengalaman sewaktu saya bertugas di Kodam Jaya, saya banyak teman wartawan ibukota. Kenapa? Karena dari wartawanlah saya dapat informasi yang benar-benar akurat. Atau biasa disebut dengan istilah A-1. Bahkan, wartawan mengalahkan personil intelijen,” kata pangdam.

Berdasarkan sejarah kedekatannya dengan para jurnalis ketika bertugas di tempat-tempat sebelumnya, sampai-sampai Mayjen TNI Lodewyk Pusung pentingnya hal ini sesaat dirinya tiba di Kodam I/BB. “Begitu pindah ke sini, saya sampaikan taklimat kepada semua jajaran. Saya bilang, jadikanlah wartawan sepeerti saudaramu dan kawan. Kalalu dimusuhi, itu kebodohan namanya,” katanya saat menyampaikan kata sambutan dalam acara yang penuh keakraban itu.

IMG_0307
Meski begitu, imbuh dia, bukan berarti kalau ada hal yang jelek, tidak bisa diberitakan. “Silahkan tulis kalau memang ada yang jelek. Karena kita ini memang hidup di era keterbukaan. Lagian kan, jurnalis bekerja pakai kode etik,” sebutnya.

Dalam pertemuan itu, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung juga memaparkan sejumlah program kerja yang sudah dan sedang dikerjakan. “Salah satu yang sedang konsern, adalah program ketahanan pangan. Bahkan kita sudah MoU dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2014 untuk peningkatan ketahanan pangan ini. Targetnya adalah, bahwa Indonesia harus bisa swasembada pangan,” ujarnya.

Karena Sumut merupakan salah satu daerah yang unik, karena tidak begitu terpengaruh dengan iklim elnino, Mayjen TNI Lodewyk Pusung begitu bersemangat menggembor-gemborkan program yang satu ini.

Begitu juga dengan program Toba Go Green. Di mana Kodam I/BB memilih kemiri untuk ditanam di sejumlah titik hamparan lahan di Pulau Samosir dan sekitarnya. “Tanaman ini yang cocok menurut hasil penelitian. Jadi kita tanami bibitnya. Bukan sebatas itu saja, tetapi kita rawat. Kita tugaskan Dandimnya yang menjaga. Kalau tidak mampu, kita copot,” terangnya disambut tawa para kaum pemburu berita Kota Medan yang hadir..

Pangdam I/BB juga mengaku konsern dengan penanaman mangrove, karena dia mendapati begitu banyak kawasan hutan mangrove yang sudah beralih fungsi menjadi tambak dan perkebunan. “Padahal, mangrove ini adalah tanaman yang paling efektif untuk mencegah terjadinya Tsunami,” ujarnya.

Sementara menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya oknum TNI yang terlibat peredaran narkoba, ilegal loging dan judi, Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan, sebenarnya pihaknya tidak mau berurusan dengan ketiga bentuk kejahatan tersebut.

“Tetapi, kalau ada anggota saya yang terlibat, laporkan. Tidak akan ada maaf. Pasti saya tindak, bahkan saya ajukan untuk dipecat. Saya akan libas betul. Nggak ada ampun. Bahkan kalau ketegasan saya ini membuat saya dicopot, saya siap,” tegasnya disambut tepuk tangan seluruh jurnalis dan para personel TNI yang turut hadir di acara itu.

Mayjen TNI Lodewyk Pusung sepakat, bahwa narkoba adalah musuh serius negara ini. Karena itu pula, dia menitipkan pesan kepada para ulama agar turut serta dalam pemberantasan barang terlarang itu. “Paling tidak, saya harapkan ada ceramah tentang bahaya narkoba yang disisipkan dalam ceramahnya,” katanya.

Disinggung tentang kebebasan pers yang terkadang dihadapkan dengan arogansi oknum aparat, Mayjen TNI Lodewyk Pusung langsung memerintahkan perwira utamanya untuk memberikan pemahaman UU Pers kepada para prajurit.

“Ini masukan berarti. Soal kebebasan pers, saya minta esensi UU Pers jadi materi kurikulum kepada prajurit baru. Dimasukkan supaya tentara memahami bagaimana harus bersikap pada wartawan. Karena tentara tidak pada zaman begitu lagi. Pers ini adalah media kontrol,” ujar Mayjen TNI Lodewyk Pusung.(red)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar