Sebulan lebih penutupan 3 akses pintu masuk ke dalam Gedung DPRD Langkat menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. Bukan itu saja, beberapa awak jurnalis yang bertugas untuk mendapatkan informasi penting terkendala karena jalan masuk hanya 1 pintu saja yakni dari tangga menuju pimpinan dewan.
“Waduh, gawat, ada apa dan apa tujuannya pintu-pintu ini ditutup ? ini sudah tak betul, dah sebulan setengah pula lamanya ditutup,” ujar Refa, seorang reporter harian terbitan Medan, Jumat (18/12).
“Kalo pintu masuk ke komisi ditutup, ke ruang fraksi baik dari depan ataupun belakang juga ditutup, yang dibuka hanya yang dijaga pasukan Linmas di depan kator ketua DPRD, lah maksudnya apa?” sambungnya.
Informasi dihimpun di DPRD Langkat, salah seorang petugas jaga mengatakan, bahwa penutupan itu resmi dan kewenangan pimpinan Dewan.
“Wah kalo itu ga tau saya bang, tapi ini ada surat resminya dari pimpinan, saya hanya menjalankan tugas,” ujar petugas itu berlalu.
Terpisah, ketua DPRD Langkat Terbit Rencana PA.SE dikonfirmasi wartawan mengakui penutupan 3 akses pintu masuk itu adalah inisiatif dirinya, karena beberapa waktu lalu 1 unit sepeda motor milik Pujianto SE anggota dewan dari F-Golkar hilang di halaman parkir kantor DPRD Langkat.
"Ya, memang kita sarankan ditutup. Tapi bukan berarti menghambat atau menghalang-halangi masyarakat yang ingin masuk gedung DPRD, tapi karena mengantisipasi terjadinya aksi pencurian di gedung dewan," kata Ketua Dewan dari Fraksi Golkar ini.
"Penutupan itu belum baku, akan kita kaji ulang lagi, itu hanya sementara waktu saja," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPRD Langkat Dony Setha, kalau penutupan tiga pintu masuk gedung dewan disebabkan hilangnya sepeda motor Pujianto koleganya di DPRD Langkat, beberapa waktu lalu.
"Gara-gara kereta Pujianto hilang. Oke, nanti dibicarakan lagi, memang kemarin aku usulkan nggak ditutup, tapi penjagaan tiap pintu yang diperketat. Okelah nanti biar kita bicarakan lagi," Tukas Dony.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan (Sekwan) Basrah Pardomuan, dikonfirmasi di ruang kerjanya, mengaku, penutupan tiga pintu masuk gedung dewan bukan kewenangan pihaknya, melainkan hasil kesepakatan pimpinan dewan. "Kalau itu bukan wewenang kita, hasil musyawarah pimpinan dewan. Ada notulennya sama kita. karena mereka (pimpinan dewan,red) minta ditutup ya kita tutup," ujar Basrah.
Meski tiga pintu ditutup, sambungnya, bukan berarti gedung dewan ditutup, karena ada pintu utama yang terbuka lebar bagi masyarakat yang ingin masuk ke gedung dewan. "Kan nggak ditutup semua, pintu depan kan masih dibuka," ucapnya ringan.
Lagian, tambah mantan Kadisperindag Langkat itu, penutupan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Dan setiap kali rapat paripurna, semua pintu dibuka kembali. "Pintunya tidak ditutup total, mulai tutup pukul 10 pagi, kalau paripurna dibuka semua," tandasnya.
Pantauan di gedung dewan selama sebulan terakhir, bukan hanya masyarakat biasa saja yang harus berputar-putar mengelilingi gedung untuk masuk ke dalamnya, namun sejumlah pejabat Pemkab Langkat yang ingin mengikuti rapat bersama legislatif juga mengalami hal serupa.(red)
"Penutupan itu belum baku, akan kita kaji ulang lagi, itu hanya sementara waktu saja," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPRD Langkat Dony Setha, kalau penutupan tiga pintu masuk gedung dewan disebabkan hilangnya sepeda motor Pujianto koleganya di DPRD Langkat, beberapa waktu lalu.
"Gara-gara kereta Pujianto hilang. Oke, nanti dibicarakan lagi, memang kemarin aku usulkan nggak ditutup, tapi penjagaan tiap pintu yang diperketat. Okelah nanti biar kita bicarakan lagi," Tukas Dony.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan (Sekwan) Basrah Pardomuan, dikonfirmasi di ruang kerjanya, mengaku, penutupan tiga pintu masuk gedung dewan bukan kewenangan pihaknya, melainkan hasil kesepakatan pimpinan dewan. "Kalau itu bukan wewenang kita, hasil musyawarah pimpinan dewan. Ada notulennya sama kita. karena mereka (pimpinan dewan,red) minta ditutup ya kita tutup," ujar Basrah.
Meski tiga pintu ditutup, sambungnya, bukan berarti gedung dewan ditutup, karena ada pintu utama yang terbuka lebar bagi masyarakat yang ingin masuk ke gedung dewan. "Kan nggak ditutup semua, pintu depan kan masih dibuka," ucapnya ringan.
Lagian, tambah mantan Kadisperindag Langkat itu, penutupan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Dan setiap kali rapat paripurna, semua pintu dibuka kembali. "Pintunya tidak ditutup total, mulai tutup pukul 10 pagi, kalau paripurna dibuka semua," tandasnya.
Pantauan di gedung dewan selama sebulan terakhir, bukan hanya masyarakat biasa saja yang harus berputar-putar mengelilingi gedung untuk masuk ke dalamnya, namun sejumlah pejabat Pemkab Langkat yang ingin mengikuti rapat bersama legislatif juga mengalami hal serupa.(red)