Mereka bertemu di sebuah kafe nan nyaman. Duduk bersama di sudut kafe saling berharap bakal mendapatkan percakapan yang seru. Tapi lalu ponsel mereka bergetar dan berdering, saling meminta maaf lalu keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing.
Ini cuma salah satu kisah tampaknya dengan mudah kita temukan di sekeliling kita. Seperti dikutip Today, bahkan 70 persen orang Amerika percaya bahwa teknologi telah melemahkan hubungan kita dengan orang lain. Demikian data yang dihimpun dari polling yang dibuat secara online oleh Survey Monkey.
Di antara pengguna media sosial, 68 persen dari 2.650 responden merasa hubungan mereka dengan orang lain melemah karena media sosial. Lalu persentase itu melompat jadi 83 persen diantara para pengguna Facebook, Twitter dan Instagram.
Tapi sebaliknya ternyata tak semua orang merasa perlu melakukan detoks digital saat bicara soal hubungan dengan orang sekitar. Sekitar 35 persen dari mereka yang berusia 18-34 tahun percaya teknologi bisa menguatkan hubungan dengan orang-orang yang mereka kenal. Polling ini juga mengikutkan mereka yang jarang menggunakan media sosial.
Namun semakin tua Anda semakin sedikit yang mengakui bahwa media sosial menguatkan hubungan mereka dengan orang yang mereka kenal. Dengan sekitar 20 persen orang berusia 35-64 tahun yang percaya pada manfaat media sosial untuk mengakrabkan.
Pada mereka yang berusia 65 tahun dan yang lebih tua, 28 persen percaya media sosial menguatkan ikatan keakraban mereka.
Jika Anda meng-‘unfriend’ seseorang hanya karena orang itu kecanduan dunia cyber dan jadi jahat, Anda tak sendiri. Faktanya lebih dari 60 persen responden mengakui mereka pernah memblok, menyembunyikan dan memutuskan pertemanan dengan mereka yang terlihat jadi pencandu media sosial dan bersikap aneh.
Lebih dari 60 persen dari pengguna media sosial dan lebih dari 50 persen dari bukan pengguna mengatakan teknologi bisa membuat sesuatu yang terbaik dan membuat orang jadi setara derajatnya. Demikian hasil sebuah penelitian.
Lebih dari 30 persen pencinta media sosial dalam polling itu mengatakan media sosial membuat kita jadi makhluk yang buruk. Dan 45 persen bukan pengguna sepakat dengan hal tersebut.
Hanya 8 persen pengguna media sosial dan 5 persen bukan pengguna media sosial berpikir bahwa media sosial telah membuat kita jadi makhluk yang lebih baik.
Cyber-bullying jadi isu penting bagi 6 dari 10 responden. Responden perempuan menganggap cyber-bullying lebih penting dibanding responden pria, dengan 69 persen responden wanita menganggap masalah ini sangat penting. Sementara hanya 50 persen responden pria yang mengatakan hal yang sama. (utw/bbs)
Namun semakin tua Anda semakin sedikit yang mengakui bahwa media sosial menguatkan hubungan mereka dengan orang yang mereka kenal. Dengan sekitar 20 persen orang berusia 35-64 tahun yang percaya pada manfaat media sosial untuk mengakrabkan.
Pada mereka yang berusia 65 tahun dan yang lebih tua, 28 persen percaya media sosial menguatkan ikatan keakraban mereka.
Jika Anda meng-‘unfriend’ seseorang hanya karena orang itu kecanduan dunia cyber dan jadi jahat, Anda tak sendiri. Faktanya lebih dari 60 persen responden mengakui mereka pernah memblok, menyembunyikan dan memutuskan pertemanan dengan mereka yang terlihat jadi pencandu media sosial dan bersikap aneh.
Lebih dari 60 persen dari pengguna media sosial dan lebih dari 50 persen dari bukan pengguna mengatakan teknologi bisa membuat sesuatu yang terbaik dan membuat orang jadi setara derajatnya. Demikian hasil sebuah penelitian.
Lebih dari 30 persen pencinta media sosial dalam polling itu mengatakan media sosial membuat kita jadi makhluk yang buruk. Dan 45 persen bukan pengguna sepakat dengan hal tersebut.
Hanya 8 persen pengguna media sosial dan 5 persen bukan pengguna media sosial berpikir bahwa media sosial telah membuat kita jadi makhluk yang lebih baik.
Cyber-bullying jadi isu penting bagi 6 dari 10 responden. Responden perempuan menganggap cyber-bullying lebih penting dibanding responden pria, dengan 69 persen responden wanita menganggap masalah ini sangat penting. Sementara hanya 50 persen responden pria yang mengatakan hal yang sama. (utw/bbs)