Soal Peternak Burung Puyuh Belum Dapat Bantuan

Sepertinya harapan belasan peternak buruh puyuh di Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin untuk mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang, masih memerlukan waktu yang lama.
Kepala Dinas Pertanian Deliserdang Samsul Bahri meminta agar para peternak burung puyuh yang ternak burung puyuhnya mati akibat flu burung agar mengusulkan di Musyawarah Perencenaan Pembangunan (Musrembang) jika ingin mendapatkan bantuan.
"Kami suruh di Musrembang buat usulan bantuan. Di Musrembang bulan Januari atau Februari baru mereka bisa usulkan. Kalau tahun 2015 sudah lewat. Ajukan saja bulan Januari – Februari,” terangnya.
Sepertinya harapan belasan peternak buruh puyuh di Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin untuk mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang, masih memerlukan waktu yang lama.
Kepala Dinas Pertanian Deliserdang Samsul Bahri meminta agar para peternak burung puyuh yang ternak burung puyuhnya mati akibat flu burung agar mengusulkan di Musyawarah Perencenaan Pembangunan (Musrembang) jika ingin mendapatkan bantuan.
"Kami suruh di Musrembang buat usulan bantuan. Di Musrembang bulan Januari atau Februari baru mereka bisa usulkan. Kalau tahun 2015 sudah lewat. Ajukan saja bulan Januari – Februari,” terangnya.
Jika sudah diusulkan di Musrembang desa, baru diusulkan di Musrembang Kecamatan selanjutnya di Musrembang tingkat Kabupaten. "Selain di Musrembang, direses anggota DPRD Deliserdang juga bisa diusulkan, kalau cara lain tidak ada. Normalnya itu ya seperti ini,” jelasnya.
Sebelumnya Sugeng (43) bapak beranak 3 salah seorang peternak burung puyuh yang juga Kepala Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin pada Rabu (13/1) siang menegaskan jika hingga kini dirinya dan belasan peternak burung puyuh lainnya belum mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang.
Padahal menurutnya sebulan setelah puluhan ribu ternak burung puyuhnya mati akibat diserang flu burung dirinya sudah membuat permohonan bantuan ke Dinas Pertanian. "Permohonan sudah dibuat sejak sebulan setelah kejadian itu tapi sampai sekrang belum ada bantuan,” tegasnya.
Lanjut Sugeng, akibat belum adanya bantuan dari Dinas Pertanian ini, dirinya pun terpaksa membeli sendiri bibit burung puyuh dari Jawa. Hal ini dilakukannya agar tidak semakin merugi dengan rusaknya kandang ternak burung puyuh yang sudah ada. "Terpaksa usaha dan modal sendiri daripada kandangnya sia-sia,” ujarnya.
Untuk satu sekor bibit burung puyuh berumur 21 hari sampai 22 hari harus mengeluarkan biaya Rp 1800 sampai Rp 2200. "Kita pesan dari Jawa, per ekornya 800 rupiah sampai 1200 rupiah. Semalam aku baru beli 800 ekor dari Jawa melalui teman, umur bibitnya tidak sampai 1 bulan. Baru bertelur jika sudah berumur 40 hari. Kita mengharapkan ada bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang. Akibat serangan flu burung kemairin aku mengalami kerugian 60 juta sampai 70 juta rupiah,” ujarnya. (walsa)
Sebelumnya Sugeng (43) bapak beranak 3 salah seorang peternak burung puyuh yang juga Kepala Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin pada Rabu (13/1) siang menegaskan jika hingga kini dirinya dan belasan peternak burung puyuh lainnya belum mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang.
Padahal menurutnya sebulan setelah puluhan ribu ternak burung puyuhnya mati akibat diserang flu burung dirinya sudah membuat permohonan bantuan ke Dinas Pertanian. "Permohonan sudah dibuat sejak sebulan setelah kejadian itu tapi sampai sekrang belum ada bantuan,” tegasnya.
Lanjut Sugeng, akibat belum adanya bantuan dari Dinas Pertanian ini, dirinya pun terpaksa membeli sendiri bibit burung puyuh dari Jawa. Hal ini dilakukannya agar tidak semakin merugi dengan rusaknya kandang ternak burung puyuh yang sudah ada. "Terpaksa usaha dan modal sendiri daripada kandangnya sia-sia,” ujarnya.
Untuk satu sekor bibit burung puyuh berumur 21 hari sampai 22 hari harus mengeluarkan biaya Rp 1800 sampai Rp 2200. "Kita pesan dari Jawa, per ekornya 800 rupiah sampai 1200 rupiah. Semalam aku baru beli 800 ekor dari Jawa melalui teman, umur bibitnya tidak sampai 1 bulan. Baru bertelur jika sudah berumur 40 hari. Kita mengharapkan ada bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang. Akibat serangan flu burung kemairin aku mengalami kerugian 60 juta sampai 70 juta rupiah,” ujarnya. (walsa)