[caption id="attachment_45865" align="aligncenter" width="350"]
Nenek telantar di Kuala Namu[/caption]
Seorang nekek sudah berumur 70 tahun telantar di Bandara Kualanamu. Jika malam tiba, nenek ini menginap di Mushallah di area Parkiran A Bandara Kualanamu. Keberadaan nenek jompo itu sudah terlihat lebih kurang dua minggu ini.
Hal itu disebutkan salah seorang pekerja taman bandara bernama David. Ketika ditanya keberadaannya, si nenek mengaku hendak menunggu anaknya dari Makassar. ”Katanya sih mau menunggu anaknya datang dari Makassar. Tetapi kok lama kali, sampai membuat kami curiga,” ungkap sumber.
Selama telantar di Bandara Kualanamu , nenek itu berpidah-pindah tempat terkadang berada di Parkiran A lalu di parkiran B, begitu seterusnya. “Kalau makannya terkadang dikasih orang yang datang. Kalau siang ia tidur di bawah flay over Bandara Kualanamu ,” terangnya.
Dirinya juga mengaku heran keberadaan nenek jompo tersebut. Pasalnya terkadang pembicaranannya berubah-rubah (ngelantur). “Perkataannya hari ini dengan esok berlainan, dia mengaku orang Simalungun dan Deli serdang, yang jelas keberadaanya sudah dua minggu di Bnadara ini,” jelasnya.
Seorang nekek sudah berumur 70 tahun telantar di Bandara Kualanamu. Jika malam tiba, nenek ini menginap di Mushallah di area Parkiran A Bandara Kualanamu. Keberadaan nenek jompo itu sudah terlihat lebih kurang dua minggu ini.
Hal itu disebutkan salah seorang pekerja taman bandara bernama David. Ketika ditanya keberadaannya, si nenek mengaku hendak menunggu anaknya dari Makassar. ”Katanya sih mau menunggu anaknya datang dari Makassar. Tetapi kok lama kali, sampai membuat kami curiga,” ungkap sumber.
Selama telantar di Bandara Kualanamu , nenek itu berpidah-pindah tempat terkadang berada di Parkiran A lalu di parkiran B, begitu seterusnya. “Kalau makannya terkadang dikasih orang yang datang. Kalau siang ia tidur di bawah flay over Bandara Kualanamu ,” terangnya.
Dirinya juga mengaku heran keberadaan nenek jompo tersebut. Pasalnya terkadang pembicaranannya berubah-rubah (ngelantur). “Perkataannya hari ini dengan esok berlainan, dia mengaku orang Simalungun dan Deli serdang, yang jelas keberadaanya sudah dua minggu di Bnadara ini,” jelasnya.
Sementara duty manajer Bandara Kualanamu Ufnizar yang dikonfirmasi membenarkan keberadaan nenek jompo tersebut. Menurutnya yang bersangkutan sudah pernah dibawa petugas bandara ke Dinas Sosial Deliserdang. “Ini yang kedua kali ia ke Bandara ini,” bebernya
Menurut Ufnizar jika ditanya sedang apa di Bandara Kualanamu , nenek itu mengaku hendak menuggu anaknya datang dari Makassar. Namun saat ditanya nomor kontak anaknya , nenek itu juga tidak tau. “Kita pusing menghadapai nenek jompo ini, kartu pengenal apapun tak ada,” terangnya.
Dirinya pun berharap agar keluarga nenek itu menjemput yang bersangkutan. Sebab di bandara tidak diperbolehkan hal seperti ini terjadi. “Paling tidak yang bersangkutan nanti kita bawa kembali ke panti sosial untuk mengamankan nenek jompo tersebut,” tegasnya.
Sementara nenek jompo tersebut yang di temui wartawan dibawah jembatan flay over Bandara Kualanamu mengaku bernama Painem (70) warga Tempel III, Mayang Perdagangan Kab. Simalungun. Datang ke bandara hendak menjemput anaknya datang dari Makassar. “Saya kemari menuggu anak saya yang paling besar, katanya ia mau datang maka saya tunggu di sini,”ujarnya.
Dirinya pun mengaku menumpang Bus KUPJ dari tempat tempat tinggalnya lalu berhenti diterminal Lubuk Pakam, kemudian naik becak ke Jalan Sultan Serdang ( Arteri) selanjutnya naik Bus Damri ke Bandara Kualanamu.
“Anak saya mau datang, makanya saya kemari menunggunya. Nama anak saya Weweng Lunda Arya. Selain di Makassar anaknya juga ada di Jambi di Sidaludalu.Aanak saya yang pertama mau datang dari Makassar , maka saya ke bandara ini menjemput,”sebutnya.
Selama menginap di Bandara Kualanamu dirinya mengaku tidak kekurangan makanan. Dirinya mendapatkan makanan dari pemberiam orang-orang yang kasihan padanya baik pekerja kebersihan, sopir taksi. “Saya dikasi makan disini, dan kalau malam saya tidur di Mushalla,” terangnya. (walsa)
Menurut Ufnizar jika ditanya sedang apa di Bandara Kualanamu , nenek itu mengaku hendak menuggu anaknya datang dari Makassar. Namun saat ditanya nomor kontak anaknya , nenek itu juga tidak tau. “Kita pusing menghadapai nenek jompo ini, kartu pengenal apapun tak ada,” terangnya.
Dirinya pun berharap agar keluarga nenek itu menjemput yang bersangkutan. Sebab di bandara tidak diperbolehkan hal seperti ini terjadi. “Paling tidak yang bersangkutan nanti kita bawa kembali ke panti sosial untuk mengamankan nenek jompo tersebut,” tegasnya.
Sementara nenek jompo tersebut yang di temui wartawan dibawah jembatan flay over Bandara Kualanamu mengaku bernama Painem (70) warga Tempel III, Mayang Perdagangan Kab. Simalungun. Datang ke bandara hendak menjemput anaknya datang dari Makassar. “Saya kemari menuggu anak saya yang paling besar, katanya ia mau datang maka saya tunggu di sini,”ujarnya.
Dirinya pun mengaku menumpang Bus KUPJ dari tempat tempat tinggalnya lalu berhenti diterminal Lubuk Pakam, kemudian naik becak ke Jalan Sultan Serdang ( Arteri) selanjutnya naik Bus Damri ke Bandara Kualanamu.
“Anak saya mau datang, makanya saya kemari menunggunya. Nama anak saya Weweng Lunda Arya. Selain di Makassar anaknya juga ada di Jambi di Sidaludalu.Aanak saya yang pertama mau datang dari Makassar , maka saya ke bandara ini menjemput,”sebutnya.
Selama menginap di Bandara Kualanamu dirinya mengaku tidak kekurangan makanan. Dirinya mendapatkan makanan dari pemberiam orang-orang yang kasihan padanya baik pekerja kebersihan, sopir taksi. “Saya dikasi makan disini, dan kalau malam saya tidur di Mushalla,” terangnya. (walsa)