Proyek pembangunan Tol Medan-Binjai terancam molor, menyusul tidak kunjung ditandatanganinya kesepakatan nilai kontrak antara Pemerintah dengan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), selaku pelaksana proyek.
Hal itu diungkapkan Kepala Proyek PT Hutama Karya Infrastruktur, I Wayan Subagya, melalui Kepala Bagian Umum, Chairul Umam, saat ditemui wartawan di Kantor Operasional Proyek Pembangunan Tol Medan-Binjai, Desa Tandam Hulu II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (13/1/16).
"Kendala utama kita saat ini ialah masalah pembayaran. Kalau pun ada, jumlahnya tidak sesuai tagihan. Sebab antara kita dan pemerintah, memang belum menandatangani kesepakatan nilai kontrak," terangnya.
Akibat persoalan itu, Umam mengaku, pengerjaan megaproyek dengan nilai investasi sebesar Rp 1,6 triliun tersebut, banyak mengalami hambatan teknis, sehubungan terjadinya keterbatasan anggaran pengadaan material.
"Masalah pokoknya, karena sebagian besar biaya pengadaan material masih mengandalkan anggaran dari kas perusahaan. Padahal pengerjaanya sendiri sudah kita mulai sejak September 2015 lalu," ujarnya.
Apalagi menurut Umam, proyek pembangunan Tol Medan-Binjai juga terkendala dengan tingginya curah hujan, dan masih belum selesainya proses pembebasan lahan oleh Pemerintah.
Namun dia mengaku, PT Hutama Karya Infrastruktur tetap konsisten bekerja menyelesaikan jalan bebas hambatan sepanjang 17 kilometer itu. Bahkan pihaknya terus melakukan negosiasi dengan Pemerintah, terkait kesepakatan nilai kontrak.
"Saya akui ada beberapa progress yang belum selesai dikerjakan. Namun kita tetap konsisten bekerja, serta fokus di penyelesaian pemancangan dan pembangunan jembatan," jelas Umam.
Sehari sebelumnya, Selasa (12/1/16), Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, mengungkapkan, progress penyelesaian Proyek Pembangunan Tol Medan-Binjai telah rampung sebwsar 70 persen.
Bahkan diakuinya, realisasi pembebasan lahan sudah selesai sebesar 78 persen. Dengan rincian, 110,32 hektar dari total 141,58 hektar lahan, sudah dibebaskan untuk proyek embangunan jalur tol.(hendra)
"Masalah pokoknya, karena sebagian besar biaya pengadaan material masih mengandalkan anggaran dari kas perusahaan. Padahal pengerjaanya sendiri sudah kita mulai sejak September 2015 lalu," ujarnya.
Apalagi menurut Umam, proyek pembangunan Tol Medan-Binjai juga terkendala dengan tingginya curah hujan, dan masih belum selesainya proses pembebasan lahan oleh Pemerintah.
Namun dia mengaku, PT Hutama Karya Infrastruktur tetap konsisten bekerja menyelesaikan jalan bebas hambatan sepanjang 17 kilometer itu. Bahkan pihaknya terus melakukan negosiasi dengan Pemerintah, terkait kesepakatan nilai kontrak.
"Saya akui ada beberapa progress yang belum selesai dikerjakan. Namun kita tetap konsisten bekerja, serta fokus di penyelesaian pemancangan dan pembangunan jembatan," jelas Umam.
Sehari sebelumnya, Selasa (12/1/16), Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, mengungkapkan, progress penyelesaian Proyek Pembangunan Tol Medan-Binjai telah rampung sebwsar 70 persen.
Bahkan diakuinya, realisasi pembebasan lahan sudah selesai sebesar 78 persen. Dengan rincian, 110,32 hektar dari total 141,58 hektar lahan, sudah dibebaskan untuk proyek embangunan jalur tol.(hendra)