Belasan peternak burung puyuh di Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin yang merugi karena puluhan ribu peliharaannya mati akibat diserang flu burung pada awal Agustus 2015 lalu, ternyata hingga kini belum mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang.
Padahal akibat serangan flu burung ini, belasan peternak burung puyuh mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Sugeng (43) bapak beranak 3 salah seorang peternak burung puyuh yang juga Kepala Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin pada Rabu (13/1) siang menegaskan jika hingga kini dirinya dan belasan peternak burung puyuh lainnya belum mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang.
Padahal menurutnya sebulan setelah puluhan ribu ternak burung puyuhnya mati akibat diserang flu burung dirinya sudah membuat permohonan bantuan ke Dinas Pertanian. "Permohonan sudah dibuat sejak sebulan setelah kejadian itu tapi sampai sekrang belum ada bantuan,โ tegasnya.
Lanjut Sugeng akibat belum adanya bantuan dari Dinas Pertanian ini, dirinya pun terpaksa membeli sendiri bibit burung puyuh dari Jawa. Hal ini dilakukannya agar tidak semakin merugi dengan rusaknya kandang ternak burung puyuh yang sudah ada. "Terpaksa usaha dan modal sendiri daripada kandangnya sia-sia,โ ujarnya.
Katanya, untuk satu sekor bibit burung puyuh berumur 21 hari sampai 22 hari harus mengeluarkan biaya Rp 1800 sampai Rp 2200. "Kita pesan dari Jawa, per ekornya 800 rupiah sampai 1200 rupiah. Semalam aku baru beli 800 ekor dari Jawa melalui teman, umur bibitnya tidak sampai 1 bulan. Baru bertelur jika sudah berumur 40 hari. Kita mengharapkan ada bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang. Akibat serangan flu burung kemairin aku mengalami kerugian 60 juta sampai 70 juta rupiah,โ ujarnya. (Walsa)
Padahal menurutnya sebulan setelah puluhan ribu ternak burung puyuhnya mati akibat diserang flu burung dirinya sudah membuat permohonan bantuan ke Dinas Pertanian. "Permohonan sudah dibuat sejak sebulan setelah kejadian itu tapi sampai sekrang belum ada bantuan,โ tegasnya.
Lanjut Sugeng akibat belum adanya bantuan dari Dinas Pertanian ini, dirinya pun terpaksa membeli sendiri bibit burung puyuh dari Jawa. Hal ini dilakukannya agar tidak semakin merugi dengan rusaknya kandang ternak burung puyuh yang sudah ada. "Terpaksa usaha dan modal sendiri daripada kandangnya sia-sia,โ ujarnya.
Katanya, untuk satu sekor bibit burung puyuh berumur 21 hari sampai 22 hari harus mengeluarkan biaya Rp 1800 sampai Rp 2200. "Kita pesan dari Jawa, per ekornya 800 rupiah sampai 1200 rupiah. Semalam aku baru beli 800 ekor dari Jawa melalui teman, umur bibitnya tidak sampai 1 bulan. Baru bertelur jika sudah berumur 40 hari. Kita mengharapkan ada bantuan dari Dinas Pertanian Deliserdang. Akibat serangan flu burung kemairin aku mengalami kerugian 60 juta sampai 70 juta rupiah,โ ujarnya. (Walsa)