[caption id="attachment_45692" align="aligncenter" width="680"]
Ilustrasi[/caption]
Saat terjadi kontak senjata dan kerusuhan sehingga puluhan penduduk sipil menjadi korban di daerah Bossangoa ,Afrika Tengah pada 26 September 2015 lalu membuat para kelompok-kelompok bersenjata yang bertikai saling memasang ranjau dan UXO (Un-Exploded Ordnance) di daerah tersebut.
Usai peristiwa kerusuhan, masyarakat di kawasan tersebut menjadi trauma dan ketakutan untuk melaksanakan kegiatan, karena banyak terdapat ranjau atau UXO yang masih aktif.
Saat terjadi kontak senjata dan kerusuhan sehingga puluhan penduduk sipil menjadi korban di daerah Bossangoa ,Afrika Tengah pada 26 September 2015 lalu membuat para kelompok-kelompok bersenjata yang bertikai saling memasang ranjau dan UXO (Un-Exploded Ordnance) di daerah tersebut.
Usai peristiwa kerusuhan, masyarakat di kawasan tersebut menjadi trauma dan ketakutan untuk melaksanakan kegiatan, karena banyak terdapat ranjau atau UXO yang masih aktif.
Dengan adanya rasa ketakutan masyarakat akan banyaknya ranjau membuat personil Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-B/ Minusca diperintahkan (Frago) oleh Force Commander of Minusca untuk melaksanakan sterilisasi / pembersihan bahan peledak, ranjau dan UXO di daerah Bossangoa Afrika Tengah.
Atas perintah Wadan Satgas, Mayor Czi Eko Cahyo.S, SE melalui Pasi Ops Kapten Czi Ari Setiawan, Pasukan Garuda menerjunkan 7 personil Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) yang di pimpin Letda Czi Try Aviyananto, berangkat ke Bossangoa yang berjarak kurang lebih 380 km dari Bangui.
Dengan berbekal membawa perlengkapan Jihandak dan bekal makanan untuk satu minggu, Tim Jihandak Kontingen Garuda melaksanakan tugasnya mulai 18 Desember 2015 sampai dengan 26 Desember 2015.
Setelah dua hari melaksanakan pencarian, akhirnya Tim Jihandak berhasil menemukan dua pucuk senjata rakitan dan 1 ranjau anti personil yang masih aktif.
Sebagaimana relies diterima okebung.com bahwa selama pencarian bahan peledak, Tim Jihandak Pasukan Garuda di kawal oleh pasukan UN dari kontingen Batalyon Camerun sejumlah 1 peleton. Senjata rakitan dan ranjau yang ditemukan di serahkan ke Minusca (kontingen Camerun), yang berada di Bossangoa.
Saat ini diduga masih banyak wilayah di Afrika Tengah yang terdapat ranjau aktif, sisa-sisa dari kerusuhan. Selama pencarian serta pembersihan ranjau,Tim Jihandak Pasukan Garuda mendapat respon yang positif dan disambut gembira masyarakat di Bossangoa.(rel/bb)
Atas perintah Wadan Satgas, Mayor Czi Eko Cahyo.S, SE melalui Pasi Ops Kapten Czi Ari Setiawan, Pasukan Garuda menerjunkan 7 personil Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) yang di pimpin Letda Czi Try Aviyananto, berangkat ke Bossangoa yang berjarak kurang lebih 380 km dari Bangui.
Dengan berbekal membawa perlengkapan Jihandak dan bekal makanan untuk satu minggu, Tim Jihandak Kontingen Garuda melaksanakan tugasnya mulai 18 Desember 2015 sampai dengan 26 Desember 2015.
Setelah dua hari melaksanakan pencarian, akhirnya Tim Jihandak berhasil menemukan dua pucuk senjata rakitan dan 1 ranjau anti personil yang masih aktif.
Sebagaimana relies diterima okebung.com bahwa selama pencarian bahan peledak, Tim Jihandak Pasukan Garuda di kawal oleh pasukan UN dari kontingen Batalyon Camerun sejumlah 1 peleton. Senjata rakitan dan ranjau yang ditemukan di serahkan ke Minusca (kontingen Camerun), yang berada di Bossangoa.
Saat ini diduga masih banyak wilayah di Afrika Tengah yang terdapat ranjau aktif, sisa-sisa dari kerusuhan. Selama pencarian serta pembersihan ranjau,Tim Jihandak Pasukan Garuda mendapat respon yang positif dan disambut gembira masyarakat di Bossangoa.(rel/bb)