Alamak...! Tagana Deliserdang Evakuasi Korban Banjir Pakai Batang Pisang

Sebarkan:
Fasilitas Tidak Terawat Dan Rusak



Tidak terawat dan rusaknya fasilitas Tagana Deliserdang yang biasa digunakan disetiap bencana membuat petugas Tagana harus menggunakan batang pisang untuk mengevakuasi korban banjir.

Salah seorang petugas Tagana Deliserdang pada Jumat (12/2) menjelaskan akibat tidak terwatanya fasilitas dan peralatan yang biasa digunakan anggota Tagana Deliserdang untuk membantu korban bencana seperti banjir anggota Tagana terpaksa menggunakan batang (debok ) pisang untuk mengevakuasi korban banjir. Menurutnya jika Tagana Deliserdang sebenarnya memiliki 3 perahu karet namun sejak setahun lalu dua perahu karet rusak. Sementara untuk satu perahu karet lainnya rusak saat digunakan untuk membantu korban banjir di Kecamatan Sunggal beberapa hari yang lalu ,” sebenarnya Tagana Deliserdang memiliki 3 perahu karet , dua sudah rusak sejak setahun yang lalu karena tidak ada perawatan. Kalau yang satu lagi rusak saat digunakan membantu korban banjir di Kecamatan Sunggal beberapa hari yang lalu. Kalau ada bencana lagi , ya kita gunakan debok (batang) pisanglah unutk membantu dan mengevakuasi korban banjir ,” ujarnya yang dibenarkan anggota Taganan lainnya.
Tidak hanya itu saat terjadi bencana banjir di Kecamatan Sunggal tersebut , Kadis Sosial Deliserdang Raslan Sitompul dan seketarisnya Muna Lubis tidak memperdulikan anggota Tagana yang sedang bekerja dilapangan ,” saat banjir di Kecamatan Sunggal , Kadis dan seketaris tidak memperdulikan kami anggota Tagana, bahkan kami tidak bisa menggunakan fasilitas yang kami miliki seperti mobil rescue double cabin tidak bisa digunakan karena mu dipakai mereka. Namun karena kita memiliki jiwa relawan , kita tidak ada masalah. Kita tetap kelapangan dengan sepeda motor sendiri, Kadis dan seketaris tidak tau Tupoksi lainnya,” jelasnya.

Selain mengeluhkan masalah tidak terawatt dan rusaknya sejumlah fasilitas yang biasa digunakan Tagana bila ada bencana , anggota Tagana Deliserdang juga mengeluhkan tidak adanya persedian makanan didalam gudang seperti beras , mie instan , minyak goreng dan bahan makanan lainnya. Sehingga didalam gudang hanya ada pelatan masak seperti panic , kuali,” dulu didalam gudang ada beras , mie instan , roti , sarden tapi sekarang tidak ada , yang ada hanya peralatan masak. Padalah dulu masalah penyusunan dan isi di gudang , Tagana Deliserdang menjadi percontohan di Sumut,” terang anggota Tagana lainnya.

Disinggung apakah anggota Tagana masih menerima dana Tali Asih dari Deliserdang , para anggota Tagana ini mengaku jika mereka tidak lagi menerima dana tali asih dari Dinas Sosial Deliserdang yang ditanggung di APBD Deliserdang sementara untuk dana tali asih dari Kemensos yang ditanggung dari APBN masih diterima ,” kalau tali asih dari Kemensos yang ditampung di APBN yang per bulannya 100 ribu masih kami terima setiap enam bulan sekali. Sementara untuk dana talih asih dari Dinas Sosial Deliserdang yang ditampung di APBD Deliserdang tidak diterima lagi padahal di tahun 2015 masih ada yang kami terima dua atau tiga bulan sekali. Kalau anggota Tagana Deliserdang masih ada 99 orang tapi yang termasuk tim Sigap 50 orang ,” jelas salah seorang anggota Tagana yang diamini anggota lainnya.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Deliserdang Raslan Sitompul belum bisa dikonfirmasi. Saat didatangi dikantornya , Raslan Sitompul sedang di Jakarta sementara itu nomor ponsel miliknya tidak aktif. (Walsa)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar