Aksi unjuk rasa mahasiwa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara berakhir ricuh.
Akibatnya, salah seorang mahasiswa dilarikan ke rumah sakit umum (RSU) Gunungsitoli karena mengalami luka-luka.
Kericuhan berawal dari provokasi salah seorang oknum dosen yang menyatakan bertanggungjawab atas aksi tersebut. Warga sekitar yang tidak terima dengan pernyataan dosen tersebut, melakukan perlawanan dan akhirnya terjadi kontak fisik antar mahasiswa dan warga.
Tidak sampai disitu, mahasiswa yang semakin berutal mencoba membakar ban bekas di depan pintu masuk kampus, namun warga sekitar melarang dengan alasan akan terjadi kemacetan.
Mahasiswa yang tak terima terus memberontak, akbibatnya, aksi lempar batu antara mahasiswa dan warga tak terhindar. Warga yang kesal dengan ulah mahasiswa langsung menerobos masuk kelingkungan kampus.
Melihat aksi itu, mahasiswa teknik bangunan sipil yang awalnya tak perduli dengan aksi tersebut juga terlibat. Mahasiswa teknik sipil bangunan melakukan pemberontakan dan menyerang mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
Kericuhan pun semakin memanas dan tidak terelakkan sehingga terjadi kontak fisik antar pengunjuk rasa dengan mahasiswa jurusan teknik bangunan serta warga juga ikut terlibat adu fisik.
Kini suasana kampus IKIP Gunungsitoli mencekam dan masih terjadi bentrok susulan antar mahasiswa. Seluruh aktifitas perkuliahan di kampus IKIP Gunungsitoli lumpuh total.
Menurut koordinator aksi, Perianus Telaumbanua, sangat menyayangkan sikap dosen yang melakukan pembiaran kontak fisik antar mahasiswa.
"Kita sangat menyayangkan hal ini, gara-gara pernyataan seorang dosen, bentrok tak terhindarkan, bahkan sampai-sampai memakan korban," jelasnya saat ditemui, Sabtu (20/2/16).(hendra)
.jpg)
