[caption id="attachment_48244" align="aligncenter" width="673"]
Ilustrasi PHK[/caption]
Buruh memprediksi akan terjadi Pemutusan Hari Kerja (PHK) besar - besaran di Sumatera Utara pada pertengahan bulan Juni tahun 2016 ini. Hal ini disebabkan faktor ekonomi seiring berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana pemodal, pekerja dan barang jasa dari negara - negara ASEAN bebas masuk ke Indonesia.
Sekretaris FSPMI Sumut Willy Agus Utomo pada Rabu (24/2) siang menerangkan jika dirinya memprediksi PHK besar - besaran akan terjadi pada pertengahan Juni 2016.
"Saya memprediksi PHk besar - besaran di Sumut prediksi saya terjadi pertengahan juni 2016 ini. Hal ini disebabkan faktor ekonomi seperti berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) , pemodal , pekerja dan barang jasa dari negara ASEAN akan bebas masuk ke Indonesia," terang Willy.
Buruh memprediksi akan terjadi Pemutusan Hari Kerja (PHK) besar - besaran di Sumatera Utara pada pertengahan bulan Juni tahun 2016 ini. Hal ini disebabkan faktor ekonomi seiring berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana pemodal, pekerja dan barang jasa dari negara - negara ASEAN bebas masuk ke Indonesia.
Sekretaris FSPMI Sumut Willy Agus Utomo pada Rabu (24/2) siang menerangkan jika dirinya memprediksi PHK besar - besaran akan terjadi pada pertengahan Juni 2016.
"Saya memprediksi PHk besar - besaran di Sumut prediksi saya terjadi pertengahan juni 2016 ini. Hal ini disebabkan faktor ekonomi seperti berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) , pemodal , pekerja dan barang jasa dari negara ASEAN akan bebas masuk ke Indonesia," terang Willy.
Dengan bebas masuknya pemodal, pekerja, dan barang jasa dari negara - negara ASEAN ke Indonesia menurut Willy, akan mengakibatkan banyak perusahaan lokal tutup.
"Dengan banyaknya perusahaan lokal tutup dan maka PHK pada buruh lokal juga terjadi , belum lagi paket kebijakan ekonomi kita yang melemahkan dunia usaha dan pekerja dalam negri , ini musibah buruk bagi buruh dan pengusaha kita," tegasnya.
Lanjut Willy jika pada Januari sampai Februari , FSPMI Sumut mencatat kurang lebih 500 buruh di PHK. "Januari sampai Februari saja FSPMI Sumut mencatat dan melihat langsung tercatat kurang lebih 500 buruh di PHK terbanyak dari Deliserdang dan Medan," ujarnya.
Dirinya pun berharap agar pemerintah daerah, bupati dan walikota diwilayah industri peka dan jangan anggap sepele ancaman phk ini. "Segera buat perda terkait MEA, ada batasan untuk melindungi pengusaha dan pekerja lokal. Segera data perusahaan yang sedang lesu operasionalnya dan berikan bantuan solusi," jelas Willy.
Ditanya berapa jumlah buruh yang di PHK pada pertengahan Juni, Willy memprediksi jumlahnya bisa mencapai angka seribuan. "Prediksi saya bisa diangka seribuan lah. Kalau memang negara ASEAN sudah mulai gencar masuk maka bisa diatas dua ribuan. Bidang industri yang akan paling banyak melakukan PHK yaitu industri padat karya seperti tekstil, sepatu, elektronik, perkayuan perusahaan suku cadang motor dan mobil dan lainnya," ungkap Willy.(walsa)
"Dengan banyaknya perusahaan lokal tutup dan maka PHK pada buruh lokal juga terjadi , belum lagi paket kebijakan ekonomi kita yang melemahkan dunia usaha dan pekerja dalam negri , ini musibah buruk bagi buruh dan pengusaha kita," tegasnya.
Lanjut Willy jika pada Januari sampai Februari , FSPMI Sumut mencatat kurang lebih 500 buruh di PHK. "Januari sampai Februari saja FSPMI Sumut mencatat dan melihat langsung tercatat kurang lebih 500 buruh di PHK terbanyak dari Deliserdang dan Medan," ujarnya.
Dirinya pun berharap agar pemerintah daerah, bupati dan walikota diwilayah industri peka dan jangan anggap sepele ancaman phk ini. "Segera buat perda terkait MEA, ada batasan untuk melindungi pengusaha dan pekerja lokal. Segera data perusahaan yang sedang lesu operasionalnya dan berikan bantuan solusi," jelas Willy.
Ditanya berapa jumlah buruh yang di PHK pada pertengahan Juni, Willy memprediksi jumlahnya bisa mencapai angka seribuan. "Prediksi saya bisa diangka seribuan lah. Kalau memang negara ASEAN sudah mulai gencar masuk maka bisa diatas dua ribuan. Bidang industri yang akan paling banyak melakukan PHK yaitu industri padat karya seperti tekstil, sepatu, elektronik, perkayuan perusahaan suku cadang motor dan mobil dan lainnya," ungkap Willy.(walsa)