Dalam mengembangkan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Medan untuk menghadapi MEA, pihak perbankan diminta tidak menganaktirikan pelaku UKM, khususnya dalam hal penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Melalui KUR tersebut, pelaku UKM akan dengan mudah memiliki modal untuk memulai usahanya. Karena selama ini, yang menjadi salah satu hambatan berkembangnya pelaku UKM di Kota Medan adalah masalah permodalan. Demikian ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution pada acara diskusi dengan tema “Mendorong perkuatan industri kreatif di Kota Medan dalam menghadapi persaingan MEA" di Amaliun Foodcourt, Medan, kamis (25/02/2016).
Akhyar mengungkapkan selain pelaku UKM harus lebih inovatif dalam menghadapi MEA, perbankan juga jangan terlalu kaku dalam menyalurkan kredit pinjaman kepada pelaku UKM.
“Perbankan juga harus lebih inovatif dalam memberikan permodalan kepada pelaku UKM. Jangan terlalu kaku, karena nanti pelaku UKM kita bisa mati,” ungkapnya.
Akhyar juga meminta agar pihak perbankan tidak menggunakan pola-pola yang lama dalam menyalurkan kredit pinjamannya. Karena, kalaulah pola lama itu masih diterapkan, maka akan banyak pelaku UKM yang tidak mendapatkan penyaluran pinjaman kredit perbankan tersebut.
Melalui KUR tersebut, pelaku UKM akan dengan mudah memiliki modal untuk memulai usahanya. Karena selama ini, yang menjadi salah satu hambatan berkembangnya pelaku UKM di Kota Medan adalah masalah permodalan. Demikian ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution pada acara diskusi dengan tema “Mendorong perkuatan industri kreatif di Kota Medan dalam menghadapi persaingan MEA" di Amaliun Foodcourt, Medan, kamis (25/02/2016).
Akhyar mengungkapkan selain pelaku UKM harus lebih inovatif dalam menghadapi MEA, perbankan juga jangan terlalu kaku dalam menyalurkan kredit pinjaman kepada pelaku UKM.
“Perbankan juga harus lebih inovatif dalam memberikan permodalan kepada pelaku UKM. Jangan terlalu kaku, karena nanti pelaku UKM kita bisa mati,” ungkapnya.
Akhyar juga meminta agar pihak perbankan tidak menggunakan pola-pola yang lama dalam menyalurkan kredit pinjamannya. Karena, kalaulah pola lama itu masih diterapkan, maka akan banyak pelaku UKM yang tidak mendapatkan penyaluran pinjaman kredit perbankan tersebut.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan, Arjuna Sembiring mengungkapkan jumlah pelaku UKM di Kota Medan terus bertambah dan yang terdaftar saat ini mencapai 222 ribu orang. Di 2016 ini, ia memprediksi jumlah pelaku UKM di Kota Medan sudah mencapai 10% dari total penduduk Kota Medan atau sekitar 3 juta jiwa.
“Banyaknya Jumlah pelaku UKM itu membuktikan bahwa banyak orang kreatif yang ada di Kota Medan. Kreatifitas pelaku UKM itulah yang harus terus dibina untuk menghadapi persaingan MEA ini. Pembinaannya bisa dalam bentuk penyaluran modal usaha, rencana produksi, pemasaran dan lainnya,” kata Arjuna.
Regional Retail Head Bank Mandiri Medan, Tito Irianto Sutaryo yang turut hadir di acara tersebut mengungkapkan tidak ada syarat yang menyulitkan untuk mendapatkan dana pinjaman KUR. Namun, sebagai pihak perbankan, Bank Mandiri harus berhati-hati dalam memberikan pinjaman kredit. Karena, dana pinjaman kredit itu merupakan uang rakyat.
“Penyaluran KUR nya sudah terbilang banyak. Penyaluran KUR Bank Mandiri di 2015 di wilayah kita mencapai Rp 1.9 Trilyun dan itu sudah jauh diatas budget yang ditetapkan. Sedangkan budget penyaluran KUR di 2016 Rp 1 Trilyun untuk regional 1,” jelasnya.
Selain memberikan kemudahan menyalurkan KUR, dalam menghadapi MEA, Bank Mandiri juga memberikan peluang kepada mahasiswa dan alumninya yang ingin berwirausaha dengan cara mendaftarkan diri di program Wirausahawan Mandiri.
“Tujuannya untuk menunjang kreatifitas usahawan muda itu. Jadi, caranya tinggal mendaftar saja secara online dan ini dikompetisikan,” paparnya.(snd)
“Banyaknya Jumlah pelaku UKM itu membuktikan bahwa banyak orang kreatif yang ada di Kota Medan. Kreatifitas pelaku UKM itulah yang harus terus dibina untuk menghadapi persaingan MEA ini. Pembinaannya bisa dalam bentuk penyaluran modal usaha, rencana produksi, pemasaran dan lainnya,” kata Arjuna.
Regional Retail Head Bank Mandiri Medan, Tito Irianto Sutaryo yang turut hadir di acara tersebut mengungkapkan tidak ada syarat yang menyulitkan untuk mendapatkan dana pinjaman KUR. Namun, sebagai pihak perbankan, Bank Mandiri harus berhati-hati dalam memberikan pinjaman kredit. Karena, dana pinjaman kredit itu merupakan uang rakyat.
“Penyaluran KUR nya sudah terbilang banyak. Penyaluran KUR Bank Mandiri di 2015 di wilayah kita mencapai Rp 1.9 Trilyun dan itu sudah jauh diatas budget yang ditetapkan. Sedangkan budget penyaluran KUR di 2016 Rp 1 Trilyun untuk regional 1,” jelasnya.
Selain memberikan kemudahan menyalurkan KUR, dalam menghadapi MEA, Bank Mandiri juga memberikan peluang kepada mahasiswa dan alumninya yang ingin berwirausaha dengan cara mendaftarkan diri di program Wirausahawan Mandiri.
“Tujuannya untuk menunjang kreatifitas usahawan muda itu. Jadi, caranya tinggal mendaftar saja secara online dan ini dikompetisikan,” paparnya.(snd)