Hutan TNGL Langkat Habis Dibabat, Mafianya Masih Berkeliaran
[caption id="attachment_47657" align="aligncenter" width="320"]
Kabid TNGL, Sapto Aji Prabowo (baju putih) menerima pelimpahan kasus ilegal loging dari Dandim 0203 Langkat, Letkol inf Roy HJ Sinaga[/caption]
Kasus penebangan liar hutan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah Langkat, kembali terjadi. Kali ini, pelaku membabat hutan di daerah Dusun Porli 2, Desa Sei Musam, Batang Serangan, Langkat. Pelaku berhasil membabat kayu damar 12 batang, Kayu Kecing 2 batang, Kayu Pakam 4 batang, Kayu Naskas 1 batang, Meranti gembong, Ternangka dan kayu Darah-Darah.
Namun, aksi pelaku kali ini bisa dihalau anggota Koramil 06 Bahorok Kodim 0203/LKT, saat mereka melintas hendak ke Medan, Kamis (11/2/16) jam 18.00 wib.
Semua kayu hasil ilegal logging tersebut, diangkut menggunakan truk BK 8617 VN yang dikemudikan Rusdianto warga Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Langkat.
Namun, tidak jauh dari depan kantor Koramil 06 Bahorok, truk mengalami patah AS. Tidak lama, Rusdianto menghubungi rekannya untuk melangsir isi truk dan menarik truk yang rusak.
Sayangnya, saat mereka melansir kayu, aktifitas mereka dilihat tentara dan langsung menanyai semua surat-surat kayu ilegal tersebut. Karena sang supir tidak bisa menunjukkannya, maka semua kayu ilegal logging tadi langsung diboyong ke Makodim 0203/LKT. Setibanya disana, Kodim 0203/LKT berkoordinasi dengan Balai Besar TNGL untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
[caption id="attachment_47657" align="aligncenter" width="320"]
Kabid TNGL, Sapto Aji Prabowo (baju putih) menerima pelimpahan kasus ilegal loging dari Dandim 0203 Langkat, Letkol inf Roy HJ Sinaga[/caption]Kasus penebangan liar hutan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah Langkat, kembali terjadi. Kali ini, pelaku membabat hutan di daerah Dusun Porli 2, Desa Sei Musam, Batang Serangan, Langkat. Pelaku berhasil membabat kayu damar 12 batang, Kayu Kecing 2 batang, Kayu Pakam 4 batang, Kayu Naskas 1 batang, Meranti gembong, Ternangka dan kayu Darah-Darah.
Namun, aksi pelaku kali ini bisa dihalau anggota Koramil 06 Bahorok Kodim 0203/LKT, saat mereka melintas hendak ke Medan, Kamis (11/2/16) jam 18.00 wib.
Semua kayu hasil ilegal logging tersebut, diangkut menggunakan truk BK 8617 VN yang dikemudikan Rusdianto warga Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Langkat.
Namun, tidak jauh dari depan kantor Koramil 06 Bahorok, truk mengalami patah AS. Tidak lama, Rusdianto menghubungi rekannya untuk melangsir isi truk dan menarik truk yang rusak.
Sayangnya, saat mereka melansir kayu, aktifitas mereka dilihat tentara dan langsung menanyai semua surat-surat kayu ilegal tersebut. Karena sang supir tidak bisa menunjukkannya, maka semua kayu ilegal logging tadi langsung diboyong ke Makodim 0203/LKT. Setibanya disana, Kodim 0203/LKT berkoordinasi dengan Balai Besar TNGL untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
Dandim 0203/LKT, Letkol Inf Roy HJ Sinaga menyebutkan, mereka sudah menyerahkan kasus tersebut ke petugas Balai Besar TNGL, untuk ditindaklanjuti. "Supir dan kerneknya masih diamankan di Makodim 0203/LKT untuk diperiksa. Untuk hasilnya, nanti adalah urusan TNGL. Pihak TNGL lah yang akan mengembangkan kasus tersebut," jelas Letkol inf Roy HJ Sinaga.
Dijelaskannya lagi, saat anggota Koramil 06 Bahorok menanyai supir dan kerneknya, supir mengaku akan membawa semua kayu yang belum dioleh itu ke Tanjung Lenggang, untuk membuat rumah. "Itulah alasan supir itu. Tapi, kami tidak percaya begitu saja dan mengamankan untuk sementara dan menyerahkan ke BB TNGL," jelasnya menambahkan, perambahan hutan di TNGL wilayah Langkat tidak hanya kali ini saja.
Kabid Pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah 3 Langkat, Sapto Aji Prabowo, menerangkan, kalau kayu itu milik Alung warga Tanjung Lenggang, Kecamatan Bahorok, Langkat. "Otak pelakunya Alung. Rencananya akan dibawa dan diolah di Medan," kata Sapto.
Pihaknya akan memproses para pembalak hutan sesuai dengan UU Kehutanan no 5 tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta UU no 18 Tahun 2013 Tentang pencegahan dan pemberantas kerusakan hutan. "Nanti semua akan dibawa ke Balai Besar TNGL di Medan. Ada penyidik PNS yang akan mengembangkan kasus ini," ujar Sapto.
Dijelaskan Sapto, TNGL memiliki hutan seluas 1 juta hektar. Di wilayah Langkat memiliki 205 ribu hektar, dan saat ini sudah 12 ribu hektar lahan TNGL wilayah Langkat yang dirusak dan dibabat serta ditanami pohon kelapa sawit oleh para perambah. "Kami memiliki kendala di personil. Hanya untuk menjaga 205 ribu hektar, TNGL hanya memiliki 30 polisi hutan. Tapi, kami memiliki cara lain dengan menggandeng masyarakat, TNI dan Polri," sebutnya menambahkan mereka juga membentuk Masyarakat Mitra Polhut dan membuat call centre ke 082166118555.
Diterangkannya, di daerah Bukit Mas, Kabupaten Langkat ada Hasan Sitepu sebagai koordinator lapangan, perambah hutan TNGL. Di barak induk, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, ada eks pengungsi Aceh yang diketuai Sukidi Darmo. di Sei Lepan, Besitang, Kabupaten Langkat, ada Kelompok Tani Pejuang Langkat (KETAPEL) yang diketuai oleh Beres Purba. "Kami (TNGL) tidak peduli siapapun, kalau melanggar hukum, tidak akan dibebaskan. Biarkan hukum yang bertindak," jelasnya seraya mengucapkanbterima kasih kepada Kodim 0203 Langkat beserta jajarannya yang peduli dengan TNGL.(hendra)
Dijelaskannya lagi, saat anggota Koramil 06 Bahorok menanyai supir dan kerneknya, supir mengaku akan membawa semua kayu yang belum dioleh itu ke Tanjung Lenggang, untuk membuat rumah. "Itulah alasan supir itu. Tapi, kami tidak percaya begitu saja dan mengamankan untuk sementara dan menyerahkan ke BB TNGL," jelasnya menambahkan, perambahan hutan di TNGL wilayah Langkat tidak hanya kali ini saja.
Kabid Pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah 3 Langkat, Sapto Aji Prabowo, menerangkan, kalau kayu itu milik Alung warga Tanjung Lenggang, Kecamatan Bahorok, Langkat. "Otak pelakunya Alung. Rencananya akan dibawa dan diolah di Medan," kata Sapto.
Pihaknya akan memproses para pembalak hutan sesuai dengan UU Kehutanan no 5 tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta UU no 18 Tahun 2013 Tentang pencegahan dan pemberantas kerusakan hutan. "Nanti semua akan dibawa ke Balai Besar TNGL di Medan. Ada penyidik PNS yang akan mengembangkan kasus ini," ujar Sapto.
Dijelaskan Sapto, TNGL memiliki hutan seluas 1 juta hektar. Di wilayah Langkat memiliki 205 ribu hektar, dan saat ini sudah 12 ribu hektar lahan TNGL wilayah Langkat yang dirusak dan dibabat serta ditanami pohon kelapa sawit oleh para perambah. "Kami memiliki kendala di personil. Hanya untuk menjaga 205 ribu hektar, TNGL hanya memiliki 30 polisi hutan. Tapi, kami memiliki cara lain dengan menggandeng masyarakat, TNI dan Polri," sebutnya menambahkan mereka juga membentuk Masyarakat Mitra Polhut dan membuat call centre ke 082166118555.
Diterangkannya, di daerah Bukit Mas, Kabupaten Langkat ada Hasan Sitepu sebagai koordinator lapangan, perambah hutan TNGL. Di barak induk, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, ada eks pengungsi Aceh yang diketuai Sukidi Darmo. di Sei Lepan, Besitang, Kabupaten Langkat, ada Kelompok Tani Pejuang Langkat (KETAPEL) yang diketuai oleh Beres Purba. "Kami (TNGL) tidak peduli siapapun, kalau melanggar hukum, tidak akan dibebaskan. Biarkan hukum yang bertindak," jelasnya seraya mengucapkanbterima kasih kepada Kodim 0203 Langkat beserta jajarannya yang peduli dengan TNGL.(hendra)
