Bencana Banjir Sisakan Duka Mendalam

Banjir yang melanda Kota Binjai dan sekitarnya menyisakan duka mendalam bagi warga. Sebab, selain menyisakan puing-puing kehancuran. Beberapa warga harus kehilangan rumah karena hanyut terbawa arus. Belum lagi infrastruktur umum rusak akibat diterjang arus air yang begitu kencang, Selasa (9/2/16).
Dari data yang dihimpun, sedikitnya ada sekitar 14 rumah didaerah Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota dan Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, yang rusak diterjang banjir. Sebab, banjir kali ini cukup besar sehingga debit air mencapai dua meter.
Hal ini menimbulkan kerusakan cukup parah dan membuat rumah yang berada dipesisir sungai Mencirim, Sei Bingai dan Bangkata terbawa arus dan rusak parah. Meski sejauh ini dikabarkan tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.
Elfi (43) warga Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, salah satu warga yang rumahnya mengalami rusak para hingga ambruk mengakui. Sejauh ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, guna memperbaiki rumah yang sudah puluhan tahun ditempatinya. Begitu juga bantuan makanan dari pemerintah setempat.
"Hancur semua rumahku bang. Tak tahulah mau tinggal dimana kami malam ini. Sejauh ini, memang belum ada bantuan dari pemerintah. Baik itu bantuan guna memperbaiki rumah atau makanan kami. Makanya, kami terpaksa mengungsi ke tempat tetangga," terang Elfi, yang memiliki tiga orang anak ini.
Banjir yang melanda Kota Binjai dan sekitarnya menyisakan duka mendalam bagi warga. Sebab, selain menyisakan puing-puing kehancuran. Beberapa warga harus kehilangan rumah karena hanyut terbawa arus. Belum lagi infrastruktur umum rusak akibat diterjang arus air yang begitu kencang, Selasa (9/2/16).
Dari data yang dihimpun, sedikitnya ada sekitar 14 rumah didaerah Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota dan Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, yang rusak diterjang banjir. Sebab, banjir kali ini cukup besar sehingga debit air mencapai dua meter.
Hal ini menimbulkan kerusakan cukup parah dan membuat rumah yang berada dipesisir sungai Mencirim, Sei Bingai dan Bangkata terbawa arus dan rusak parah. Meski sejauh ini dikabarkan tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.
Elfi (43) warga Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, salah satu warga yang rumahnya mengalami rusak para hingga ambruk mengakui. Sejauh ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, guna memperbaiki rumah yang sudah puluhan tahun ditempatinya. Begitu juga bantuan makanan dari pemerintah setempat.
"Hancur semua rumahku bang. Tak tahulah mau tinggal dimana kami malam ini. Sejauh ini, memang belum ada bantuan dari pemerintah. Baik itu bantuan guna memperbaiki rumah atau makanan kami. Makanya, kami terpaksa mengungsi ke tempat tetangga," terang Elfi, yang memiliki tiga orang anak ini.
Kerusakan rumah cukup parah, ada diantara rumah warga yang ambruk terbawa arus. Daerah yang dilanda kerusakan parah di Kelurahan Setia, Binjai Kota dan Kelurahan Mencirim Binjai Timur. Yang rumah disana mengalami ambruk.
"Untuk itu kami berharap agar pemerintah dapat dengan serius menangani banjir bang. Janganlah banjir ini jadi bencana tahunan sehingga menjadi langganan. Ambilah tindakan agar tidak terjadi banjir lagi akibat air sungai yang meluap," sambung Erwi, warga lain.
Sejauh ini warga yang rumahnya hancur mengungsi di rumah tetangga dan tenda pengungsian sembari menunggu bantuan. Ada juga warga membersihkan rumah dan bertahan dirumah masing-masing untuk menjaga harta benda miliknya. Karena cuaca sendiri sudah mulai agak membaik dan banjir sudah mulai turun.
Terpisah Kabib Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yosrizal mengakui, kalau pihak dari BPBD sudah berusaha semaksimal mungkin mengevakuai warga yang terkena banjir. Sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam insiden bencana alam yang terjadi.
"Mulai dari semalam hingga kini, kita terus membantu warga. Mulai dari melakukan evaluasi hingga membangun tenda-tenda darurat. Kita juga menyediakan makanan guna membantu masyarakat yang terkena bencana alam," terang Yosrizal.
"Untuk itu kita sudah membangun dapur umum. Sejauh ini tidak ada korban jiwa dari laporan yang kita terima dan setelah melakukan pengecekan lapangan. Memang ada beberapa masyarakat yang terbawa arus, akan tetapi dapat diselamatkan oleh tim," timpal dia.
Dari data yang diterima dan dilakukan pengecekan ke lapangan, papar alumnus STPDN ini, ada sekitar ribuan rumah yang terendam air akibat banjir. Untuk rumah yang mengalami rusak parah hingga terbawa arus sekitar 4 rumah. Ada juga fasilitas umum yang rusak terendam air seperti masjid dan sekolah.
"Dari data sementara ada 3500 rumah terendam air akibat bencana banjir. Rumah ini dikediami sedikitnya 3400 kepala keluarga. Untuk mengalami rusak parah seperti terbawa arus ada sekitar 4 rumah," tegas Yos, panggilan akrabnya.(hendra)
"Untuk itu kami berharap agar pemerintah dapat dengan serius menangani banjir bang. Janganlah banjir ini jadi bencana tahunan sehingga menjadi langganan. Ambilah tindakan agar tidak terjadi banjir lagi akibat air sungai yang meluap," sambung Erwi, warga lain.
Sejauh ini warga yang rumahnya hancur mengungsi di rumah tetangga dan tenda pengungsian sembari menunggu bantuan. Ada juga warga membersihkan rumah dan bertahan dirumah masing-masing untuk menjaga harta benda miliknya. Karena cuaca sendiri sudah mulai agak membaik dan banjir sudah mulai turun.
Terpisah Kabib Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yosrizal mengakui, kalau pihak dari BPBD sudah berusaha semaksimal mungkin mengevakuai warga yang terkena banjir. Sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam insiden bencana alam yang terjadi.
"Mulai dari semalam hingga kini, kita terus membantu warga. Mulai dari melakukan evaluasi hingga membangun tenda-tenda darurat. Kita juga menyediakan makanan guna membantu masyarakat yang terkena bencana alam," terang Yosrizal.
"Untuk itu kita sudah membangun dapur umum. Sejauh ini tidak ada korban jiwa dari laporan yang kita terima dan setelah melakukan pengecekan lapangan. Memang ada beberapa masyarakat yang terbawa arus, akan tetapi dapat diselamatkan oleh tim," timpal dia.
Dari data yang diterima dan dilakukan pengecekan ke lapangan, papar alumnus STPDN ini, ada sekitar ribuan rumah yang terendam air akibat banjir. Untuk rumah yang mengalami rusak parah hingga terbawa arus sekitar 4 rumah. Ada juga fasilitas umum yang rusak terendam air seperti masjid dan sekolah.
"Dari data sementara ada 3500 rumah terendam air akibat bencana banjir. Rumah ini dikediami sedikitnya 3400 kepala keluarga. Untuk mengalami rusak parah seperti terbawa arus ada sekitar 4 rumah," tegas Yos, panggilan akrabnya.(hendra)