Perlunya program revitalisasi pasar tradisional, khusus di wilayah Kota Medan dimaksudkan untuk peningkatan taraf hidup dan pendapatan masyarakat. Sehingga akhirnya, pasar tradisional memiliki fungsi tidak hanya berdagang, tapi lebih kepada pelayanan yang memberikan kenyamanan bagi konsumen selayaknya pasar modern.
Seperti Pasar Tradisional Titi Kuning (Tikung) yang berlokasi di Jalan Brigjend Zein Hamid, Kecamatan Medan Johor, dinilai sangat perlu untuk segera direvitalisasi. Demikian disampaikan Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, Teguh Satya Wira, Selasa (08/03/2016).
Lanjutnya, Teguh mengatakan dari 73 persen atau 1,7 juta keberadaan pasar tradisional di Indonesia, hanya mengalami pertumbuhan 5 persen saja setiap tahunnya.
"Sedangkan keberadaan pasar modern ada 27 persen, namun pertumbuhannya bisa mencapai 16 persen setiap tahun. Data ini berdasarkan survei dari AC Nielsen, bukan hanya karangan saja," ujarnya.
Seperti Pasar Tradisional Titi Kuning (Tikung) yang berlokasi di Jalan Brigjend Zein Hamid, Kecamatan Medan Johor, dinilai sangat perlu untuk segera direvitalisasi. Demikian disampaikan Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, Teguh Satya Wira, Selasa (08/03/2016).
Lanjutnya, Teguh mengatakan dari 73 persen atau 1,7 juta keberadaan pasar tradisional di Indonesia, hanya mengalami pertumbuhan 5 persen saja setiap tahunnya.
"Sedangkan keberadaan pasar modern ada 27 persen, namun pertumbuhannya bisa mencapai 16 persen setiap tahun. Data ini berdasarkan survei dari AC Nielsen, bukan hanya karangan saja," ujarnya.
Ia menilai revitalisasi Pasar Tikung cukup penting dilaksanakan, namun dengan menitikberatkan kepada tiga hal. Fokus yang pertama perlunya manajemen tentang pengelolaan pasar. Pengelolaan yang baik dalam hal pelayanan, fasilitas memadai.
Yang kedua perlunya okupansi, di mana tingkat kunjungan masyarakat bisa meningkat dengan pengelolaan manajemen dan hal yang ketiga, pedagang.
Teguh mengimbau, Pemko Medan mesti mengedepankan konsep pasar modern ini kepada pasar tradisional, dalam hal ini Pasar Tikung.
Menurutnya, pasar tradisional ini nanti bukan hanya sekedar menjual sayur-mayur, namun pasar tradisional semestinya dilengkapi tempat hiburan, seperti tempat bermain anak, atau tempat penitipan anak.
"Ini berkaitan dengan tingkat kunjungan masyarakat, dan pasar tradisional bisa buka dari pagi hingga malam. Jangan hanya pagi hari saja, ini penting menjadi pertimbangan Pemko Medan dalam hal ini PD Pasar sebagai ujung tombaknya," katanya.
"Sangat yakin jika ini terlaksana, maka pertumbuhan pasar khususnya Titi Kuning bisa meningkat 10 - 15 persen setahun. Akupensi terhadap pasar tradisional bisa terlaksana dengan maksimal. Di sinilah diperlukan menempatkan orang-orang profesional," ungkap Teguh.(snd)
Yang kedua perlunya okupansi, di mana tingkat kunjungan masyarakat bisa meningkat dengan pengelolaan manajemen dan hal yang ketiga, pedagang.
Teguh mengimbau, Pemko Medan mesti mengedepankan konsep pasar modern ini kepada pasar tradisional, dalam hal ini Pasar Tikung.
Menurutnya, pasar tradisional ini nanti bukan hanya sekedar menjual sayur-mayur, namun pasar tradisional semestinya dilengkapi tempat hiburan, seperti tempat bermain anak, atau tempat penitipan anak.
"Ini berkaitan dengan tingkat kunjungan masyarakat, dan pasar tradisional bisa buka dari pagi hingga malam. Jangan hanya pagi hari saja, ini penting menjadi pertimbangan Pemko Medan dalam hal ini PD Pasar sebagai ujung tombaknya," katanya.
"Sangat yakin jika ini terlaksana, maka pertumbuhan pasar khususnya Titi Kuning bisa meningkat 10 - 15 persen setahun. Akupensi terhadap pasar tradisional bisa terlaksana dengan maksimal. Di sinilah diperlukan menempatkan orang-orang profesional," ungkap Teguh.(snd)