- Soal Tersangka Penipuan Penggelapan Diamankan di Bandara Kualanamu
- Menangis Saat Digiring Polisi
[caption id="attachment_49049" align="aligncenter" width="540"]
Begitu tersangka kasus penipuan dan penggelapan, Abdul Muluk Siregar (56) warga Medan Tuntungan itu diamankan di Bandara Kualanamu, langsung beredar informasi bahwa ianya adalah adik dari Ketua DPRD Sergai, Syahlan Siregar.
(Baca berita sebelumnya: Tersangka Penipuan Diamankan di Bandara Kualanamu)
Guna mencari tahu kebenaran informasi itu, wartawan langsung menyambangi Abdul Muluk yang merupakan pelaku penipuan terhadap suplayer alkes dan obat-obatan, Donar Agustinus Siregar (37) warga Jalan Sri Gunting, Medan Sunggal.
Begitu bertemu di sela-sela pengamanan dirinya, Abdul langsung ditanyai wartawan. Kepada kru pemburu berita, dirinya mengaku sebagai sepupu Ketua DPRD Serdang Bedagai Syahlan Siregar.
"Aku sepupunya (Ketua DPRD Serdang Bedagai Syahlan Siregar),” tegasnya seraya menutup wajahnya dengan topi pakai kedua tangan yang diborgol.
Saat akan digiring petugas kepolisian, Abdul terdengar menangis. Namun petugas yang disampangi, tak mau berkomentar banyak atas kasus ini.
Petugas dari Polresta Medan itu hanya menegaskan, Abdul akan dibawa ke Polresta Medan. "Kalau aku no comentlah. Tapi ini akan dibawa ke Polresta Medan,” tegasnya seraya memboyong Abdul dengan mobil Kijang dengan nomor polisi B 1892 EUY.
Sebelumnya Donar yang ditemui di latai III Bandara Kualanamu mengaku sudah mengenal Abdul selama 3 tahun. Lanjutnya, pada bulan November dan Desember tahun 2014 lalu dirinya mengirimkan alat - alat kesehatan seperti jarum suntik, sarung tangan, alat infus dan lain - lain sesuai permintaan Abdul senilai Rp 475 juta.
Namun saat ditagih uang pembayaran, Abdul meminta Donar untuk bersabar dengan alasan perbaikan administrasi. Donar pun sudah berusaha untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan namun tidak ada niat baik dari Abdul untuk mencicil.
"Sudah berusaha untuk menyelesaikan secara kekeluargaan namun tidak niat baik Abdul untuk mencicil. Aku pun sudah berusaha mencari dia dan menghubungi ponselnya tapi tidak pernah jumpa," terang Donar.
Hingga akhirnya Donar pun memilih melaporkan hal ini ke Polresta Medan pada Februari tahun 2015 lalu. "Karena tidak ada niat baik dari dia, aku pun melapor ke Polresta Medan. Akibat ditipu Abdul aku rugi 475 juta. Tadi aku mau pulang dari bandara, saat dilantai satu aku lihat dia. Aku pun koordinasi dengan petugas AVSEC dan Polisi yang bertugas di bandara ini. Alat - alat kesehatan yang aku kirim mau disalurkan ke salah satu rumah sakit di Batu Bara," katanya yang mengaku selama ini tak yakin tersangka bisa ditangkap.(walsa)
Saat akan digiring petugas kepolisian, Abdul terdengar menangis. Namun petugas yang disampangi, tak mau berkomentar banyak atas kasus ini.
Petugas dari Polresta Medan itu hanya menegaskan, Abdul akan dibawa ke Polresta Medan. "Kalau aku no comentlah. Tapi ini akan dibawa ke Polresta Medan,” tegasnya seraya memboyong Abdul dengan mobil Kijang dengan nomor polisi B 1892 EUY.
Sebelumnya Donar yang ditemui di latai III Bandara Kualanamu mengaku sudah mengenal Abdul selama 3 tahun. Lanjutnya, pada bulan November dan Desember tahun 2014 lalu dirinya mengirimkan alat - alat kesehatan seperti jarum suntik, sarung tangan, alat infus dan lain - lain sesuai permintaan Abdul senilai Rp 475 juta.
Namun saat ditagih uang pembayaran, Abdul meminta Donar untuk bersabar dengan alasan perbaikan administrasi. Donar pun sudah berusaha untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan namun tidak ada niat baik dari Abdul untuk mencicil.
"Sudah berusaha untuk menyelesaikan secara kekeluargaan namun tidak niat baik Abdul untuk mencicil. Aku pun sudah berusaha mencari dia dan menghubungi ponselnya tapi tidak pernah jumpa," terang Donar.
Hingga akhirnya Donar pun memilih melaporkan hal ini ke Polresta Medan pada Februari tahun 2015 lalu. "Karena tidak ada niat baik dari dia, aku pun melapor ke Polresta Medan. Akibat ditipu Abdul aku rugi 475 juta. Tadi aku mau pulang dari bandara, saat dilantai satu aku lihat dia. Aku pun koordinasi dengan petugas AVSEC dan Polisi yang bertugas di bandara ini. Alat - alat kesehatan yang aku kirim mau disalurkan ke salah satu rumah sakit di Batu Bara," katanya yang mengaku selama ini tak yakin tersangka bisa ditangkap.(walsa)