[caption id="attachment_49604" align="aligncenter" width="512"]
Ilustrasi ibadah[/caption]
Pelaksanaan ibadah Jumat Agung atau peringatan hari kematian Isa Almasih, pada Jumat (25/03/2016) di wilayah hukum Polsekta Medan Baru berjalan kondusif. Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pelaksanaan ibadah Paskah berjalan aman. Sejumlah gereja di wilayah hukum Polsekta Medan Baru dan wilayah hukum lainnya dipastikan aman tanpa gangguan kamtibmas.
"Hingga sejauh ini belum ada laporan adanya gangguan di sejumlah gereja wilayah hukum Polsekta Medan Baru. Begitu juga di wilayah hukum lainnya tidak ada gangguan kamtibmas," kata Mardiaz, kepada wartawan, Jumat (25/03/2016).
Berikut gereja di wilayah hukum Polsekta Medan Baru yang dipastikan aman terkendali yakni Gereja GPDI Pentakosta Jalan Starban Polonia, GSJA Jalan Sembada Kelurahan Titi Rante, HKBP Jalan Sudirman, HKBP Padang Bulan, HKBP Jalan Uskup Agung, GKII Jalan Hasanuddin-Jalan Mojopahit, gereja Capel di Kampus USU, Medan Baru, GPDI Maranatha Jalan S Parman, GKI Jalan Zainul Arifin, gereja Santo Antonius Jalan Hayam Wuruk.
Pelaksanaan ibadah Jumat Agung atau peringatan hari kematian Isa Almasih, pada Jumat (25/03/2016) di wilayah hukum Polsekta Medan Baru berjalan kondusif. Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pelaksanaan ibadah Paskah berjalan aman. Sejumlah gereja di wilayah hukum Polsekta Medan Baru dan wilayah hukum lainnya dipastikan aman tanpa gangguan kamtibmas.
"Hingga sejauh ini belum ada laporan adanya gangguan di sejumlah gereja wilayah hukum Polsekta Medan Baru. Begitu juga di wilayah hukum lainnya tidak ada gangguan kamtibmas," kata Mardiaz, kepada wartawan, Jumat (25/03/2016).
Berikut gereja di wilayah hukum Polsekta Medan Baru yang dipastikan aman terkendali yakni Gereja GPDI Pentakosta Jalan Starban Polonia, GSJA Jalan Sembada Kelurahan Titi Rante, HKBP Jalan Sudirman, HKBP Padang Bulan, HKBP Jalan Uskup Agung, GKII Jalan Hasanuddin-Jalan Mojopahit, gereja Capel di Kampus USU, Medan Baru, GPDI Maranatha Jalan S Parman, GKI Jalan Zainul Arifin, gereja Santo Antonius Jalan Hayam Wuruk.
Kemudian, GBKP Jalan Pelita Kelurahan Titi Rante, Medan Baru, gereja Khatolik Santa Paulus Jalan Pasar Baru, Padang Bulan, GBKP Km 4 Komplek Pamen, GMI Jalan Hang Tuah, GPP Jalan SD Inpres Karang Sari, Polonia dan GKPI Jalan Sriwijaya, Kelurahan Petisah Hulu.
Menurut pantauan, massa jemaat yang mengikuti ibadah Jumat Agung baik pada pagi hari maupun siang hingga sore hari cukup ramai. Pada sejumlah gereja, seusai ibadah mengenang detik-detik wafatnya Yesus Kristus di kayu salib, dilanjutkan dengan ibadah perjamuan kudus.
Sementara di hari yang sama, pelaksanaan ziarah suku tionghoa ke makam leluhur atau disebut bulan Cheng Beng di hari pertama, peziarah memadati perkuburan Tionghoa di kawasan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor.
Pantauan di lapangan, peziarah berdatangan dari berbagai kota di Sumatera Utara, ada juga yang pulang dari Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung serta dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan lainnya. Diperkirakan hari pertama dikunjungi tidak kurang dari 1.000 peziarah.
Jalan stasiun Kedai Durian terlihat macet. Kendaraan roda empat milik peziarah yang padat merayap. Bahkan menurut informasi, peziarah sejak pukul 04.00 Wib pagi sudah berdatangan untuk ziarah.
Peziarah terlihat antusias melaksanakan ritual Cheng Beng dengan membawa perlengkapan sembahyang seperti hio/dupa, kertas sembahyang, lilin dan lainnya.
Ketua Yayasan Budi Luhur yang juga tokoh masyarakat Johor, Harun mengaku peziarah merasa puas dengan layanan yang diberikan panitia Cheng Beng berupa parkir yang memadai, kondisi perkuburan bersih dan rapi. Bahkan peziarah tidak keberatan dengan kutipan sejumlah Rp 50.000 yang ditetapkan panitia.
"Anggaran itu digunakan sebaik mungkin seperti pemeliharaan makam serta kebersihan. Peziarah menyambut positif Cheng Beng tahun ini," ujar Harun.
Kemudian, bagi para pengunjung atau peziarah yang merasa tidak nyaman dan merasa terganggu ketika melakukan ritual setahun sekali tersebut, bisa menghubungi nomor ponsel 081376009888.(snd)
Menurut pantauan, massa jemaat yang mengikuti ibadah Jumat Agung baik pada pagi hari maupun siang hingga sore hari cukup ramai. Pada sejumlah gereja, seusai ibadah mengenang detik-detik wafatnya Yesus Kristus di kayu salib, dilanjutkan dengan ibadah perjamuan kudus.
Sementara di hari yang sama, pelaksanaan ziarah suku tionghoa ke makam leluhur atau disebut bulan Cheng Beng di hari pertama, peziarah memadati perkuburan Tionghoa di kawasan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor.
Pantauan di lapangan, peziarah berdatangan dari berbagai kota di Sumatera Utara, ada juga yang pulang dari Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung serta dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan lainnya. Diperkirakan hari pertama dikunjungi tidak kurang dari 1.000 peziarah.
Jalan stasiun Kedai Durian terlihat macet. Kendaraan roda empat milik peziarah yang padat merayap. Bahkan menurut informasi, peziarah sejak pukul 04.00 Wib pagi sudah berdatangan untuk ziarah.
Peziarah terlihat antusias melaksanakan ritual Cheng Beng dengan membawa perlengkapan sembahyang seperti hio/dupa, kertas sembahyang, lilin dan lainnya.
Ketua Yayasan Budi Luhur yang juga tokoh masyarakat Johor, Harun mengaku peziarah merasa puas dengan layanan yang diberikan panitia Cheng Beng berupa parkir yang memadai, kondisi perkuburan bersih dan rapi. Bahkan peziarah tidak keberatan dengan kutipan sejumlah Rp 50.000 yang ditetapkan panitia.
"Anggaran itu digunakan sebaik mungkin seperti pemeliharaan makam serta kebersihan. Peziarah menyambut positif Cheng Beng tahun ini," ujar Harun.
Kemudian, bagi para pengunjung atau peziarah yang merasa tidak nyaman dan merasa terganggu ketika melakukan ritual setahun sekali tersebut, bisa menghubungi nomor ponsel 081376009888.(snd)