[caption id="attachment_48761" align="aligncenter" width="680"]
Kampanye anti kekerasan terhadap anak[/caption]
Ratusan anak dan orangtua yang tergabung dalam komunitas peduli anak melakukan pawai pada sejumlah ruas jalan di kawasan Lubuk Pakam pada Minggu (6/3). Pawai yang dilaksanakan itu merupakan kampanye untuk mencegah kekerasan terhadap anak yang belakangan kian marak terjadi.
Ratusan anak dan orangtua yang tergabung dalam komunitas peduli anak melakukan pawai pada sejumlah ruas jalan di kawasan Lubuk Pakam pada Minggu (6/3). Pawai yang dilaksanakan itu merupakan kampanye untuk mencegah kekerasan terhadap anak yang belakangan kian marak terjadi.
Ratusan anak berkumpul di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di depan Makodim Deli Serdang. Selanjutnya sambil membawa berbagai poster dan spanduk, ratusan anak bergerak ke Lapangan Segitiga Lubuk Pakam.
Setelah berkumpul di sana, ratusan anak dan orangtua tadi melanjutkan perjalanan ke Jalan Bersama, Jalinsum, Jalan Galang dan kembali ke depan GSJA.
Pdt Jentimer Malau kepada wartawan menjelaskan, pawai ini merupakan kampanye perlindungan anak dan komunitas peduli anak. “Kampanye ini supaya masyarakat mengerti melindungi anak,” sebutnya.
Lanjutnya, pihaknya sudah membina 300 anak dan orangtua agar cerdas dan takut akan Tuhan, serta bisa mandiri di kemudian hari.
“Kami membina anak untuk menjadikan anak-anak yang cinta Tuhan, cerdas dan mandiri. Orangtua dikumpulkan setiap bulan agar mengerti visi anak. Sudah saatnya menghentikan kekerasan terhadap anak yang bisa saja menjadi korban seksual, kekerasan maupun narkoba,” ujarnya. (Walsa)
Setelah berkumpul di sana, ratusan anak dan orangtua tadi melanjutkan perjalanan ke Jalan Bersama, Jalinsum, Jalan Galang dan kembali ke depan GSJA.
Pdt Jentimer Malau kepada wartawan menjelaskan, pawai ini merupakan kampanye perlindungan anak dan komunitas peduli anak. “Kampanye ini supaya masyarakat mengerti melindungi anak,” sebutnya.
Lanjutnya, pihaknya sudah membina 300 anak dan orangtua agar cerdas dan takut akan Tuhan, serta bisa mandiri di kemudian hari.
“Kami membina anak untuk menjadikan anak-anak yang cinta Tuhan, cerdas dan mandiri. Orangtua dikumpulkan setiap bulan agar mengerti visi anak. Sudah saatnya menghentikan kekerasan terhadap anak yang bisa saja menjadi korban seksual, kekerasan maupun narkoba,” ujarnya. (Walsa)