Kapolres dan Kalapas Larang Wartawan

Razia narkoba didalam lembaga pemasyarakatan hari ini dilaksanakan didalam lembaga pemasayarakat (LP) kelas dua A Kota Binjai, Sumatera Utara, Senin (28/3/16).
Sayangnya, saat akan masuk ke dalam lapas dan meliput secara transparan razia narkoba tersebut, sejumlah awak media dilarang masuk oleh Kapolres Binjai, AKBP Mulya Hakim Solichin dan Kalapas Binjai, I Made Darmajaya.
Pemberantasan narkoba biasanya dilakukan secara transparan dan terbuka. Namun berbeda dengan razia narkoba yang dilakukan tim gabungan dari Polres Binjai, Lapas Binjai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Binjai, Brimob Detasemen A Polda Sumut dan Kodim 0203 Langkat yang dilakukan di dalam lembaga pemasayarakat (LP) kelas dua A Kota Binjai.
Razia narkoba didalam lembaga pemasyarakatan hari ini dilaksanakan didalam lembaga pemasayarakat (LP) kelas dua A Kota Binjai, Sumatera Utara, Senin (28/3/16).
Sayangnya, saat akan masuk ke dalam lapas dan meliput secara transparan razia narkoba tersebut, sejumlah awak media dilarang masuk oleh Kapolres Binjai, AKBP Mulya Hakim Solichin dan Kalapas Binjai, I Made Darmajaya.
Pemberantasan narkoba biasanya dilakukan secara transparan dan terbuka. Namun berbeda dengan razia narkoba yang dilakukan tim gabungan dari Polres Binjai, Lapas Binjai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Binjai, Brimob Detasemen A Polda Sumut dan Kodim 0203 Langkat yang dilakukan di dalam lembaga pemasayarakat (LP) kelas dua A Kota Binjai.
Pagi tadi, saat ratusan personil gabungan masuk kedalam lapas, sejumlah awak media malah ditahan dan tidak boleh masuk kedalam lapas oleh Kapolres Binjai, AKBP Mulya Hakim Solichin.
Kapolres binjai berdalih tidak mendapatkan izin untuk awak media meliput kegiatan razia narkoba di dalam lapas tersebut.
"Pesan dari Kalapas Binjai, awak media dilarang masuk, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jadi kami harapkan wartawan maklum," jelasnya kepada wartawan.
Akhirnya sejumlah awak media hanya bisa mengambil gambar dari pintu gerbang lapas tanpa bisa mengetahui apa saja yang dilakukan petugas gabungan di dalam lapas tersebut.
Salah seorang wartawan, Rizki Anindra Goci menyatakan kecewa dengan keputusan dari Kapolres dan Kalapas yang tidak membolehkan awak media untuk meliput kegiatan razia narkoba.
Sebab, selama ini disinyalir banyak narkoba yang beredar di dalam lapas tanpa adanya pengawasan yang ketat dari petugas lapas dan polisi.
Dikhawatirkan, razia ini sengaja dilakukan secara tertutup karena banyaknya narkoba didalam lapas kelas dua A tersebut.
“kami tidak tau entah apa alasannya kenapa awak media dilarang masuk, yang pasti kata kapolres wartawan dilarang masuk, sebab bila ada sesuatu hal didalam, nati menjadi rumit,” ungkap Goci.
Setelah menunggu beberapa saat dan para awak media tetap ttidak boleh masuk kedalam lapas, akhirnya para jurnalis ini membubarkan diri tanpa mengetahui apa hasil dari razia narkoba yang dilakukan tertutup di dalam lapas tersebut.(hendra)
Kapolres binjai berdalih tidak mendapatkan izin untuk awak media meliput kegiatan razia narkoba di dalam lapas tersebut.
"Pesan dari Kalapas Binjai, awak media dilarang masuk, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jadi kami harapkan wartawan maklum," jelasnya kepada wartawan.
Akhirnya sejumlah awak media hanya bisa mengambil gambar dari pintu gerbang lapas tanpa bisa mengetahui apa saja yang dilakukan petugas gabungan di dalam lapas tersebut.
Salah seorang wartawan, Rizki Anindra Goci menyatakan kecewa dengan keputusan dari Kapolres dan Kalapas yang tidak membolehkan awak media untuk meliput kegiatan razia narkoba.
Sebab, selama ini disinyalir banyak narkoba yang beredar di dalam lapas tanpa adanya pengawasan yang ketat dari petugas lapas dan polisi.
Dikhawatirkan, razia ini sengaja dilakukan secara tertutup karena banyaknya narkoba didalam lapas kelas dua A tersebut.
“kami tidak tau entah apa alasannya kenapa awak media dilarang masuk, yang pasti kata kapolres wartawan dilarang masuk, sebab bila ada sesuatu hal didalam, nati menjadi rumit,” ungkap Goci.
Setelah menunggu beberapa saat dan para awak media tetap ttidak boleh masuk kedalam lapas, akhirnya para jurnalis ini membubarkan diri tanpa mengetahui apa hasil dari razia narkoba yang dilakukan tertutup di dalam lapas tersebut.(hendra)