[caption id="attachment_50867" align="aligncenter" width="720"]
Diana menjalani perawatan di RS Grand Meditsra Lubuk Pakam[/caption]
Diana Leli boru Purba (30) dan putrinya Elsa Maria (9) meregang kesakitan di RS Grand Medistra Lubuk Pakam. Keduanya disiram air raksa saat tidur di kamar rumahnya di Dusun I Desa Bandar Kuala Kampung Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang pada Senin (18/4) dini hari lalu.
Diana biduan keyboard dan Elsa, anak kedua dari tiga bersaudara itu mengalami luka seperti terbakar pada tubuh dan matanya.
Kepada wartawan di Rumah Sakit Grand Medistra, korban yang dirawat diruang kamar 347 Lantai III menerangkan, subuh itu wanita beranak tiga itu tengah tidur lelap dalam kamar bersama anaknya. Saat itu Leli yang tidur dengan posisi miring ke kanan kaget ketika merasa ada cairan disiram ke tubuhnya dan anaknya.
“Pelaku masuk mencongkel jendela pintu kamar. Aku tidak sempat melihat pelaku. Tiba-tiba saja ada cairan disiram ke tubuh ku,” ujarnya.
Setelah disiram, korban merasa tubuhnya panas seperti terbakar sehingga korban berteriak minta tolong. Teriakan korban pada subuh itu membangunkan warga dan langsung menuju rumah korban. Tanpa membuang waktu, Leli yang menderita luka seperti terbakar pada punggung, telinga kanan, wajah, leher, lengan kiri dan kepala serta Elsa yang menderita luka seperti terbakar pada mata sebelah kiri dilarikan oleh Andi Saragih abang iparnya ke Rumah Sakit Grand Medistra untuk menjalani perawatan.
Diana Leli boru Purba (30) dan putrinya Elsa Maria (9) meregang kesakitan di RS Grand Medistra Lubuk Pakam. Keduanya disiram air raksa saat tidur di kamar rumahnya di Dusun I Desa Bandar Kuala Kampung Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang pada Senin (18/4) dini hari lalu.
Diana biduan keyboard dan Elsa, anak kedua dari tiga bersaudara itu mengalami luka seperti terbakar pada tubuh dan matanya.
Kepada wartawan di Rumah Sakit Grand Medistra, korban yang dirawat diruang kamar 347 Lantai III menerangkan, subuh itu wanita beranak tiga itu tengah tidur lelap dalam kamar bersama anaknya. Saat itu Leli yang tidur dengan posisi miring ke kanan kaget ketika merasa ada cairan disiram ke tubuhnya dan anaknya.
“Pelaku masuk mencongkel jendela pintu kamar. Aku tidak sempat melihat pelaku. Tiba-tiba saja ada cairan disiram ke tubuh ku,” ujarnya.
Setelah disiram, korban merasa tubuhnya panas seperti terbakar sehingga korban berteriak minta tolong. Teriakan korban pada subuh itu membangunkan warga dan langsung menuju rumah korban. Tanpa membuang waktu, Leli yang menderita luka seperti terbakar pada punggung, telinga kanan, wajah, leher, lengan kiri dan kepala serta Elsa yang menderita luka seperti terbakar pada mata sebelah kiri dilarikan oleh Andi Saragih abang iparnya ke Rumah Sakit Grand Medistra untuk menjalani perawatan.
[caption id="attachment_50869" align="aligncenter" width="720"]
Elsa menjalani perawatan di RS Grand Medistra Lubuk Pakam[/caption]
Korban tidak tahu apa motif sehingga dirinya disiram dengan air raksa. Menurut wanita beranak tiga yang sudah menjanda sejak tiga tahun lalu karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain itu, sejak menjadi biduan keyboard beberapa tahun lalu, korban tidak memiliki masalah dengan tetangga maupun orang lain diluar kampungnya meskipun korban sudah menjadi biduan hingga ke Balam dan Pekanbaru Propinsi Riau.
“Aku tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala desa,” ucapnya.
Lanjut korban, meski sudah bercerai dengan suaminya sekira tiga tahun lalu, tapi mereka tidak pernah ada permasalahan atau pertengkaran sejak bercerai. “Aku dan mantan suami ku tidak pernah komunikasi langsung atau via selular, tapi aku sering bertemu dijalan dengan mantan suami ku yang menetap di Desa Paku yang berdekatan dengan dengan desa tempat tinggal kami,” sebutnya.
Disinggung soal lelaki yang mungkin ada mengungkapkan isi hatinya terhadap korban, Diana pun tak menampiknya. Banyak pria yang mengungkapkan isi hatinya kepada dirinya secara langsung maupun melalui telefon atau sms (pesan singkat), tapi semuanya tak ditanggapinya karena sudah trauma akibat rumah tangganya gagal saat bersma dengan mantan suaminya.
“Banyak kali pria yang mengutarakan isi hatinya lewat sms tapi tak ada satu pun yang ku balas. Kan capek sendiri ketika telefonnya atau sms nya tak ku balas. Aku konsentrasi mau mengurus ketiga anak ku,” ungkapnya. (walsa)
Korban tidak tahu apa motif sehingga dirinya disiram dengan air raksa. Menurut wanita beranak tiga yang sudah menjanda sejak tiga tahun lalu karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain itu, sejak menjadi biduan keyboard beberapa tahun lalu, korban tidak memiliki masalah dengan tetangga maupun orang lain diluar kampungnya meskipun korban sudah menjadi biduan hingga ke Balam dan Pekanbaru Propinsi Riau.
“Aku tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala desa,” ucapnya.
Lanjut korban, meski sudah bercerai dengan suaminya sekira tiga tahun lalu, tapi mereka tidak pernah ada permasalahan atau pertengkaran sejak bercerai. “Aku dan mantan suami ku tidak pernah komunikasi langsung atau via selular, tapi aku sering bertemu dijalan dengan mantan suami ku yang menetap di Desa Paku yang berdekatan dengan dengan desa tempat tinggal kami,” sebutnya.
Disinggung soal lelaki yang mungkin ada mengungkapkan isi hatinya terhadap korban, Diana pun tak menampiknya. Banyak pria yang mengungkapkan isi hatinya kepada dirinya secara langsung maupun melalui telefon atau sms (pesan singkat), tapi semuanya tak ditanggapinya karena sudah trauma akibat rumah tangganya gagal saat bersma dengan mantan suaminya.
“Banyak kali pria yang mengutarakan isi hatinya lewat sms tapi tak ada satu pun yang ku balas. Kan capek sendiri ketika telefonnya atau sms nya tak ku balas. Aku konsentrasi mau mengurus ketiga anak ku,” ungkapnya. (walsa)