Di tengah gencarnya Pemerintahan Joko Widodo mencanangkan pembangunan desa sebesar satu milyar, ternyata masih ada desa yang mengalami kondisi sangat memprihatinkan.
Seperti yang terlihat di Desa Namo Mirik, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Desa yang berbatasan dengan Kabupaten Langkat ini masih memiliki kantor yang tidak berpenghuni, padahal kantor ini masih digunakan sebagai Kantor Desa.
Akibatnya, kantor desa rusak parah dan terlihat kosong tanpa ada staf dan para pekerja di kantor. Tidak hanya itu, untuk menuju kantor desa juga dihiasi dengan pohon tumbang yang tidak di bersihkan. Kondisi ini sangat memprihatinkan, sehingga warga yang ingin mengurus administrasi di desa harus berada di warung – warung di seputaran desa.
Sebelumnya, aparat desa sudah menerima bantuan satu milyar yang dicanangkan Presiden Joko Widodo yang diterima dalam tiga termin, namun dana tersebut sudah digunakan untuk infrasturuktur yakni pembangunan jalan desa.
Pembangunan ini dianggap warga lebih tepat sasaran karena untuk urusan administrasi pedesaan warga lebih memilih berada di warung dari pada di kantor desa.
Menurut warga, T. Boru Saragih, sudah lebih dari lima tahun kantor desa ini tidak diperbaiki dan seperti tidak berpenghuni. Bahkan, kondisinya sangat memperihatinkan, pintu dan atap kantor rusak parah.
"Parah uda kondisi kantor ini, macam rumah kosong yang tak diurusi. Ibaratnya, lebih baik lagi kondisi kamar mandi umum dibandinkan dengan kantor desa ini," jelasnya, Selasa (19/4/16).
Dikatakannya, kondisi ini sudah hampir lima tahun, akibatnya, apabila ada warga yang ingin mengurus sesuatu harus menjumpai Kepala Desa di warung sekitar desa.
"Kalau mau ngurus apa-apa ya terpaksa la warga menjumpai Kepala Desa diwarung biasa dia nongkrong, kalau warga ke kantor desa sama saja dengan bohong, sebab kondisi kantor rusak dan tak berpenghuni," ujarnya.
Warga hanya bisa berharap kiranya ada perhatian dari pemerintah agar desa mereka bisa lebih di perhatikan terutama dalam hal pembangunan.(hdr)
Pembangunan ini dianggap warga lebih tepat sasaran karena untuk urusan administrasi pedesaan warga lebih memilih berada di warung dari pada di kantor desa.
Menurut warga, T. Boru Saragih, sudah lebih dari lima tahun kantor desa ini tidak diperbaiki dan seperti tidak berpenghuni. Bahkan, kondisinya sangat memperihatinkan, pintu dan atap kantor rusak parah.
"Parah uda kondisi kantor ini, macam rumah kosong yang tak diurusi. Ibaratnya, lebih baik lagi kondisi kamar mandi umum dibandinkan dengan kantor desa ini," jelasnya, Selasa (19/4/16).
Dikatakannya, kondisi ini sudah hampir lima tahun, akibatnya, apabila ada warga yang ingin mengurus sesuatu harus menjumpai Kepala Desa di warung sekitar desa.
"Kalau mau ngurus apa-apa ya terpaksa la warga menjumpai Kepala Desa diwarung biasa dia nongkrong, kalau warga ke kantor desa sama saja dengan bohong, sebab kondisi kantor rusak dan tak berpenghuni," ujarnya.
Warga hanya bisa berharap kiranya ada perhatian dari pemerintah agar desa mereka bisa lebih di perhatikan terutama dalam hal pembangunan.(hdr)
