[caption id="attachment_51705" align="aligncenter" width="640"]
Puluhan warga Desa Sibaganding Kecamatan Bangun Purba yang melakukan pemblokiran jalan pada Selasa (3/5)[/caption]
Puluhan warga Desa Sibaganding Kecamatan Bangun Purba yang melakukan pemblokiran jalan pada Selasa (3/5) di Dusun II mengancam akan melaporkan dugaan korupsi pengerjaan pengaspalan 900 meter di sepanjang jalan Dusun I, Dusun II dan Dusun III ke Kejaksaan Negri (Kejari) Deliserdang.
Bantu Tarigan (59) warga Dusun III menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi tim pendamping lokal tingkat kecamatan Bangun Purba, anggaran pengaspalan jalan ini sebesar Rp273 juta namun setelah dipotong pajak tersisa Rp261 juta berasal dari anggaran tahun 2015 namun baru dikerjakan tahun 2016 ini.
Dari hasil investigasi ini diketahui jika pengasapan hanya dikerjakan sepanjang 897,5 meter dari seharusnya 900 meter selain itu hanya dilakukan satu kali penyiraman aspal.
Puluhan warga Desa Sibaganding Kecamatan Bangun Purba yang melakukan pemblokiran jalan pada Selasa (3/5) di Dusun II mengancam akan melaporkan dugaan korupsi pengerjaan pengaspalan 900 meter di sepanjang jalan Dusun I, Dusun II dan Dusun III ke Kejaksaan Negri (Kejari) Deliserdang.
Bantu Tarigan (59) warga Dusun III menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi tim pendamping lokal tingkat kecamatan Bangun Purba, anggaran pengaspalan jalan ini sebesar Rp273 juta namun setelah dipotong pajak tersisa Rp261 juta berasal dari anggaran tahun 2015 namun baru dikerjakan tahun 2016 ini.
Dari hasil investigasi ini diketahui jika pengasapan hanya dikerjakan sepanjang 897,5 meter dari seharusnya 900 meter selain itu hanya dilakukan satu kali penyiraman aspal.
"Tahap I untuk Dusun I dan Dusun II dikerjakan dua bulan yang lalu, sementara untuk tahap II untuk Dusun II dan Dusun III dikerjakan sejak seminggu yang lalu. Dari hasil investigasi tim pendamping lokal kecamatan jika anggaran pengaspalan tersebut berasal dari APBN tahun 2015 namun baru dikerjakan tahun 2016 ini. Seharusnya dikerjakan sepanjang 900 meter namun hanya dikerjakan 897,5 meter selain itu penyiraman aspal hanya dilakukan satu kali dari seharusnya dua kali. Pengikat aspal kurang sehingga jalan akan mudah rusak,” jelas Bantu.
Menurut Bantu setelah hasil investigasi ini keluar pengaspalan pun dilanjutkan kembali dengan pengaspalan sisa jalan yang seharusnya diaspal sepanjang 2,5 meter serta dilakukan perbaikan jalan yang diaspal asal jadi.
"Setelah hasil investigasi keluar, pengaspalan jalan dikerjakan kembali sampai 900 meter dari sebelumnya hanya 897,5 meter dan juga dilakukan perbaikan jalan yang sudah diaspal. Namun perbaikan hanya dilakukan tiga hari setelah itu tidak ada perbaikan lagi, alalasan pekerja karena tidak ada bahan,” ujarnya.
Lanjut Bantu jika warga sudah pernah menghentikan pengaspalan jalan ini , pertama sebulan yang lalu saat masih pengaspalan awal dan kedua saat perbaikan namun hal ini tidak digubris pekerja.
"Pengaspalan ini pernah dihentikan warga dua kali , pertama saat pengasapalan awal kedua saat perbaikan. Hal ini juga sudah pernah dimusyawarahkan di kantor camat Bangun Purba namun tidak ditanggapi dan pengasapalan tetap akan dilanjutkan. Sesuai hasi pertemuan di kantor camat jika pengaspalan ini harus selesai tanggal 28 Apil namun samapai sekarang belum selesai. Kami pun menduga ada korupsi dala pengerjaan pengaspalan ini, kami akan melaporkan hal ini ke Kejari Deliserdang agar dapat ditindaklanjuti. Kalau informasi dari kepala desa yang mengerjakan pengaspalan ini marga Nasution namun sat kami minta agar dihadirkan kepala desa tidak bias menunjukkan,” jelas Bantu. (walsa)
Menurut Bantu setelah hasil investigasi ini keluar pengaspalan pun dilanjutkan kembali dengan pengaspalan sisa jalan yang seharusnya diaspal sepanjang 2,5 meter serta dilakukan perbaikan jalan yang diaspal asal jadi.
"Setelah hasil investigasi keluar, pengaspalan jalan dikerjakan kembali sampai 900 meter dari sebelumnya hanya 897,5 meter dan juga dilakukan perbaikan jalan yang sudah diaspal. Namun perbaikan hanya dilakukan tiga hari setelah itu tidak ada perbaikan lagi, alalasan pekerja karena tidak ada bahan,” ujarnya.
Lanjut Bantu jika warga sudah pernah menghentikan pengaspalan jalan ini , pertama sebulan yang lalu saat masih pengaspalan awal dan kedua saat perbaikan namun hal ini tidak digubris pekerja.
"Pengaspalan ini pernah dihentikan warga dua kali , pertama saat pengasapalan awal kedua saat perbaikan. Hal ini juga sudah pernah dimusyawarahkan di kantor camat Bangun Purba namun tidak ditanggapi dan pengasapalan tetap akan dilanjutkan. Sesuai hasi pertemuan di kantor camat jika pengaspalan ini harus selesai tanggal 28 Apil namun samapai sekarang belum selesai. Kami pun menduga ada korupsi dala pengerjaan pengaspalan ini, kami akan melaporkan hal ini ke Kejari Deliserdang agar dapat ditindaklanjuti. Kalau informasi dari kepala desa yang mengerjakan pengaspalan ini marga Nasution namun sat kami minta agar dihadirkan kepala desa tidak bias menunjukkan,” jelas Bantu. (walsa)