Korban Erupsi Sinabung Bertambah, 7 Tewas

Sebarkan:
[caption id="attachment_52692" align="aligncenter" width="640"]Sejumlah korban tewas yang dievakuasi ke RS Efarina Etaham, Kabanjahe Sejumlah korban tewas yang dievakuasi ke RS Efarina Etaham, Kabanjahe. (Foto: ist/fb)[/caption]

Setelah mengidentifikasi seluruh korban awan panas gunung Sinabung kemarin sore, pihak kepolisian kembali menemukan korban lainnya pada malam hari. Jadi sampai siang ini, Minggu (22/6/2016), total mereka yang tewas berjumlah 7 orang.

Sebelumnya, petugas menemukan 3 yang tewas di tempat. Sedangkan 4 orang kritis dilarikan ke RS Efarina Etaham, Kabanjahe.

Namun akibat luka yang teramat parah, dua dari korban yang dirawat di rumah sakit tersebut, akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Di antaranya, Ersada Ginting dan Ibrahim Sembiring.

Nah, kemarin malam (21/6/2016), sekitar pukul 23.00 wib, petugas kembali menemukan 2 korban tewas. Di antaranya, Leo peranginangin, 25 tahun, tani, desa gamber kec. Simpang empat kab. Karo dan Mulik ginting, 45 thn, tani, desa gamber kec. Simpang empat kab. Karo.
[caption id="attachment_52693" align="aligncenter" width="640"]Upaya evakuasi para korban siraman awan panas Gunung Sinabung Upaya evakuasi para korban siraman awan panas Gunung Sinabung[/caption]

"Jadi total yang meninggal dunia saat ini ada 7 orang. Yang luka-luka dan dirawat di rumah sakit ada 2 orang," ujar Kabid Darurat BPBD Kab Karo, Nata Nael pada MOL.

Informasi dihimpun, pada saat kejadian korban berada di desa Gamber melakukan aktifitas yg merupakan Zona Merah (radius 5 Km dari Gunung Sinabung) tiba-tiba datang awan panas Gunung Sinabung membakar para korban.

Berikut nama-nama para korban:

Meninggal:
1. Karman Milala (60).
2. Irwansyah Sembiring (17).
3. Nantin Br. Sitepu (54).
4. Leo Perangin-angin.
5. Ngulik Ginting.
6. Ersada Ginting
7.Ibrahim Sembiring

Luka-luka dan dirawat di RS Efarina Etaham:
1. Cahaya Sembiring (75). ?
2. Cahaya br Tarigan (45).?

Menurut keterangan Ipda Suko, Salah satu pihak kepolisian, masyarakat tersebut melanggar larangan Pemerintah tinggal di desa tersebut, sehingga musibah tersebut akhirnya terjadi.

"Pemerintah sudah memasang portal di persimpangan tanda dilarangnya masuk, namun masyarakat ini tetap saja melanggar, hingga akhirnya terjadi insiden ini," sesalnya.(jhon)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar