Pasi Intel Kodim 0204/DS: Tidak Ada Masalah, Hanya Salah Komunikasi

Sebarkan:
Soal Serda NS Ancam Bunuh Warga

[caption id="attachment_52603" align="aligncenter" width="540"]Erwin pengawas teknis PT Waskita Karya saat membuat pernyataan bersalah telah melanggar kesepakatan jam operasional. Erwin pengawas teknis PT Waskita Karya saat membuat pernyataan bersalah telah melanggar kesepakatan jam operasional.[/caption]

Pihak Kodim 02/04/Deliserdang terkesan membela Serda NS yang telah mengancam akan membunuh warga dan oknum polisi saat terjadi penghadangan truk pengangkut material cor pembangunan jalan tol pada Kamis (19/6) malam di Dusun IV, Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I/BB Kolonel Inf Enoh Solehuddin menegaskan, dirinya akan melaporkan hal ini kepada Dandim 0204/Deliserdang.

"Saya sudah menghubungi yang bersangkutan tapi tidak diangkat karena sudah malam. Terimakasih infonya, saya akan teruskan ke Dandim. Saya lagi ada di Bandung,” tegasnya.

Sementara itu Pasi Intel Kodim 0204/DS Kapten (Arm) Tambok Sinaga menegaskan, tidak ada pengancaman. Pihaknya juga sudah memanggil oknum Polisi dan Serda NS. "Tidak ada pengancaman, sudah dipanggil tadi pagi,” tegasnya.

Lanjut Tambok Sinaga, sudah tidak ada masalah. Menurutnya yang terjadi hanya salah komunikasi saja. "Tidak ada masalah, tidak ada laporan. Hanya salah komunikasi saja. Dia (Serda NS) itu Babinsa di Desa Pasar Melintang jadi harus tau jika ada kejadian. Masalahnya belum ada kesepakatan jam operasional di atas jam 10 malam, akan dipasang portal,” ujarnya

Sebelumnya saat warga sedang menghadang 5 truk material cor yang melintas di Dusun IV , Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam, salahseorang oknum TNI AD Serda NS yang betugas sebagai Babinsa di Desa Pasar Melintang mendatangi massa.
Serda NS yang mengenakan pakaian preman itu pun menunjukkan sikap arogannya dan mengancam akan membunuh warga jika menghadang truk yang sudah melanggar kesepakatan operasional ini.

Tidak hanya mengancam akan membunuh warga yang menghadang, Serda NS bahkan mengancam akan membunuh oknum polisi DN yang mengaku bertugas di Polres Bandung, Jawa Barat yang sedang cuti untuk menjenguk orangtuanya yang sedang sakit.

Dipicu aksi arogan Serda NS inilah, warga menjadi emosi. Melihat warga yang sudah yang sudah mulai terpancing amarahnya, Serda NS kabur meninggalkan lokasi. Sementara itu oknum Polisi DN memilih melapor ke Koramil -06 Lubuk Pakam untuk mendatangi saudaranya yang bertugas di sana.

Oknum Polisi DN yang ditemui di lokasi menjelaskan, dirinya diancam akan dibunuh oleh Serda NS. "Aku memang tidak memakai seragam. Aku sudah ngaku kalau aku Polisi. Tapi dia mengancam akan membunuh aku jika tetap di sini,” jelasnya di hadapan warga.

Dirinya pun mengaku sudah mengadukan hal ini kepada saudaranya, anggota TNI AD yang bertugas di Koramil – 06 Lubuk Pakam. "Setelah aku pakai seragam, aku datang ke Koramil Lubuk Pakam melaporkan hal ini ke abangku yang bertugas di Koramil Lubuk Pakam,” ujarnya.

Mendapatkan informasi ada truk pengangkut material cor pembangunan jalan tol dihadang warga, Erwin pengawas teknis PT Waskita Karya pun mendatangi lokasi.

Di hadapan warga dirinya mengaku bersalah telah melanggar kesepakatan jam operasional. Namun Erwin berdalih jika hal ini disebabkan ada masalah di perjalanan. Dirinya pun sudah melaporkan hal itu kepada atasannya.

"Tadi ada masalah di jalan, aku sudah melaporkan hal ini ke atasanku. Aku tau kalau ini sudah lewat jam batas operasional, tapi kalau cor ini tidak diantar akan membeku. Disana ada juga konsultan. Nanti kami bisa kena tegur,” ujarnya.

Dirinya pun meminta agar warga mengizinkan truk pengangkut materal cor ini masuk ke lokasi proyek pembangunan jalan tol. "Tolonglah kali ini aja, nanti cor ini bisa membeku. Besok saya akan memanggil oknum TNI yang mengancam warga tersebut,” janjinya.

Mendengarkan penjelasan Erwin ini, warga pun mengizinkan truk melintas dan meminta Erwin agar membuat surat pernyataan bersalah telah melanggar kesepakatan jam operasional yang ditandatangani diatas materai. (Walsa)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar