Melintas di Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu

Perlintasan kereta api tanpa palang pintu Aras Kabu, Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin kembali terjadi tabrakan maut pada Minggu (29/5).
Akibat kecelakaan ini Arfan (54) dan istrinya Nining (50) warga Pasar VII Makmur, Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan meninggal, sementara Nazwa (5) cucu perempuan mereka kritis.
Sebelumnya Arfan dan keluarganya mengikuti pengajian di Pasar Sore, Kecamatan Beringin dan bermaksud pulang ke rumah mereka dengan mengendarai mobil jeep Suzuki Jimmy BK 1723 EP warna kuning.
Perlintasan kereta api tanpa palang pintu Aras Kabu, Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin kembali terjadi tabrakan maut pada Minggu (29/5).
Akibat kecelakaan ini Arfan (54) dan istrinya Nining (50) warga Pasar VII Makmur, Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan meninggal, sementara Nazwa (5) cucu perempuan mereka kritis.
Sebelumnya Arfan dan keluarganya mengikuti pengajian di Pasar Sore, Kecamatan Beringin dan bermaksud pulang ke rumah mereka dengan mengendarai mobil jeep Suzuki Jimmy BK 1723 EP warna kuning.
Namun naas, saat melintas di lokasi Arfan yang tidak menyadari ada kereta api penumpang Sri Bilah tujuan Rantau Parapat - Medan nomor lokomotif CC 2019206 KA dengan masinis Sapri Satriadi, melintas. Tabrakkan pun tidak terelakkan, mobil yang dikendarai Arfan terseret hampir 500 meter dari lokasi.
Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut berlarian menuju lokasi mobil terseret. Mereka menyaksikan Nining yang ada di sebelah Arfan suaminya, meninggal di lokasi kejadian. Sementara Arfan dan cucuhya Nazwa dilarikan ke RS Patar Asih untuk mendapatkan perawatan.
Sayangnya Arfan tidak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal. Sementara Nazwa kritis dan mendapatkan perawatan di IGD RS Patar Asih.
Menurut Pairin (50) warga yang menyaksikan kecelakaan tersebut, sebelum kejadian tersebut warga sudah meneriaki Arfan bahwa ada kereta api yang akan melintas. Namun Arfan tidak mendengar teriakan warga dan terus melajukan mobilnya hingga akhirnya ditabrak kereta api.
"Sudah diterikai sama warga, lebih dari 30 kali kami teriaki namun tetap melaju hingga akhirnya ditabrak kereta api," jelasnya.
Menurutnya jika mobil yang dikendarai oleh korban melaju dengan kecepatan rendah hanya sekira 20 Km per jam. "Kalau kaca mobil tidak ada yang tertutip, kami tidak tau apakah dia mendengat teriakan kami atau tidak. Kecepatan mobilnya hanya sekira 20 Km per jam , supirnya pun terlihat santai," ujar Pairin.(walsa)
Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut berlarian menuju lokasi mobil terseret. Mereka menyaksikan Nining yang ada di sebelah Arfan suaminya, meninggal di lokasi kejadian. Sementara Arfan dan cucuhya Nazwa dilarikan ke RS Patar Asih untuk mendapatkan perawatan.
Sayangnya Arfan tidak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal. Sementara Nazwa kritis dan mendapatkan perawatan di IGD RS Patar Asih.
Menurut Pairin (50) warga yang menyaksikan kecelakaan tersebut, sebelum kejadian tersebut warga sudah meneriaki Arfan bahwa ada kereta api yang akan melintas. Namun Arfan tidak mendengar teriakan warga dan terus melajukan mobilnya hingga akhirnya ditabrak kereta api.
"Sudah diterikai sama warga, lebih dari 30 kali kami teriaki namun tetap melaju hingga akhirnya ditabrak kereta api," jelasnya.
Menurutnya jika mobil yang dikendarai oleh korban melaju dengan kecepatan rendah hanya sekira 20 Km per jam. "Kalau kaca mobil tidak ada yang tertutip, kami tidak tau apakah dia mendengat teriakan kami atau tidak. Kecepatan mobilnya hanya sekira 20 Km per jam , supirnya pun terlihat santai," ujar Pairin.(walsa)