70 Persen Kanker Serviks di Indonesia Stadium Lanjut

Di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai angka 70 persen dan berada pada stadium lanjut ketika penderita datang ke rumah sakit.
Menyikapi hal itu, kepala Puskesmas Sambirejo Arlina Prihesti,SKm turut berpartisipasi dengan menggelar pemeriksaan gratis memakai metode pengobatan yang disebut Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk mencegah penularan Virus mematikan bagi kaum hawa itu.
“Banyak faktor yang berkaitan dengan Ca Cervix, namun yang paling sering dihubungkan adanya infeksi HVF (Human Papilloma Virus) onkogenik,tipe 16 dan 18, yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat dan juga kontak tubuh lainnya," papar Arlina di puskesmas Sambirejo Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Rabu (12/5).
Di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai angka 70 persen dan berada pada stadium lanjut ketika penderita datang ke rumah sakit.
Menyikapi hal itu, kepala Puskesmas Sambirejo Arlina Prihesti,SKm turut berpartisipasi dengan menggelar pemeriksaan gratis memakai metode pengobatan yang disebut Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk mencegah penularan Virus mematikan bagi kaum hawa itu.
“Banyak faktor yang berkaitan dengan Ca Cervix, namun yang paling sering dihubungkan adanya infeksi HVF (Human Papilloma Virus) onkogenik,tipe 16 dan 18, yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat dan juga kontak tubuh lainnya," papar Arlina di puskesmas Sambirejo Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Rabu (12/5).
Senada dengan Arlina, dokter Puskesmas dr. Zizi Q Utami Lubis menambahkan bahwa kanker leher rahim (Serviks) ini bisa dideteksi awal dengan melakukan papsmear atau IVA.
IVA adalah deteksi dini kanker leher rahim alternatif selain papsmear untuk memeriksa daerah yang tidak bisa dijangkau oleh papsmear.
“IVA dilakukan dengan cara mengolesi leher rahim dengan asam asetat untuk melihat tanda-tanda lesi prakanker (tahapan sel-sel berubah menjadi sel-sel buruk yang berpotensi menjadi kanker)," jelas Zizi.
"Kanker leher rahim dapat disembuhkan, asal cepat terdeteksi adanya gejala awal. Hanya saja terkadang masyarakat kita kerumah sakit setelah berada pada stadium lanjut. Padahal ada cara untuk mengetahui adanya gejala yang lebih praktis, murah dan cepat dapat diketahui hasilnya dengan pemeriksaan IVA," pungkasnya.
Data dikumpulkan dari Puskesmas Sambirejo, tercatat sekitar 96 orang yang mengikuti pemeriksaan dari masyarakat dan guru-guru mulai dari TK-SMA, diketahui 5 pasien terinfeksi polip,2 pasien positif IVA, dan 1 pasien positif terinfeksi kanker Serviks.
Semua pasien yang terinfeksi akan dikonsultasikan ke dokter spesialis obsteri dan genokologi guna penanganan lebih lanjut.
Kegiatan pemeriksaan IVA dipantau langsung oleh H. Supardi dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. (Lkt2)
IVA adalah deteksi dini kanker leher rahim alternatif selain papsmear untuk memeriksa daerah yang tidak bisa dijangkau oleh papsmear.
“IVA dilakukan dengan cara mengolesi leher rahim dengan asam asetat untuk melihat tanda-tanda lesi prakanker (tahapan sel-sel berubah menjadi sel-sel buruk yang berpotensi menjadi kanker)," jelas Zizi.
"Kanker leher rahim dapat disembuhkan, asal cepat terdeteksi adanya gejala awal. Hanya saja terkadang masyarakat kita kerumah sakit setelah berada pada stadium lanjut. Padahal ada cara untuk mengetahui adanya gejala yang lebih praktis, murah dan cepat dapat diketahui hasilnya dengan pemeriksaan IVA," pungkasnya.
Data dikumpulkan dari Puskesmas Sambirejo, tercatat sekitar 96 orang yang mengikuti pemeriksaan dari masyarakat dan guru-guru mulai dari TK-SMA, diketahui 5 pasien terinfeksi polip,2 pasien positif IVA, dan 1 pasien positif terinfeksi kanker Serviks.
Semua pasien yang terinfeksi akan dikonsultasikan ke dokter spesialis obsteri dan genokologi guna penanganan lebih lanjut.
Kegiatan pemeriksaan IVA dipantau langsung oleh H. Supardi dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. (Lkt2)