[caption id="attachment_52307" align="alignleft" width="720"]
Suasana evakuasi korban banjir bandang[/caption]
Pemandian alam Dua Warna Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang kembali renggut korban jiwa. Bencana alam kali ini merupakan bencana yang terbesar sepanjang sejarah di objek wisata wilayah Kecamatan Sibolangit, bahkan untuk Kabupaten Deliserdang.
Sedikitnya 25 pengunjung, 17 diantaranya mahasiswa STIKes Flora Jalan Rajawali Sunggal, 3 mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, serta 2 lagi pemandu wisata, hanyut terseret banjir bandang.
Dari 25 nama pengunjung Pemandian Alam Dua Warna yang terdaftar di Pos SAR sibolangit itu, 1 diantaranya atas nama Mordang dilaporkan berhasil diselamatkan. Namun 16 jasad ditemukan di lokasi yang berbeda sekitar 2 hingga 5 km dari lokasi Dua Warna dalam keadaan bugil dan kondisi mengenaskan akibat benturan bebatuan serta kayu yang terseret banjir bandang.
Nama korban banjir bandang Air Terjun Dua Warna Sibolangit dari Mahasiswa STIKes Flora Jalan Rajawali Sunggal masing-masing, Julham Disakti, Alhakim, Ningsih, Dora Safitri, Dedek Sihombing, Ira, Mehda, Rafli,Ibal, Agam. Gusti, Mirza, Dian, Kiki, Dwi, Ayu. Sedangkan Mordang, Rori Aswan Rangkuti dan Juita Sari berhasil diselamatkan.
Dari Mahasiswa UMSU masing-masing, Gunawan, Siti dan Eka. Sementara dua orang lagi pemandu wisata yakni, Parmando Gurusinga dan Tio.
Pemandian alam Dua Warna Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang kembali renggut korban jiwa. Bencana alam kali ini merupakan bencana yang terbesar sepanjang sejarah di objek wisata wilayah Kecamatan Sibolangit, bahkan untuk Kabupaten Deliserdang.
Sedikitnya 25 pengunjung, 17 diantaranya mahasiswa STIKes Flora Jalan Rajawali Sunggal, 3 mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, serta 2 lagi pemandu wisata, hanyut terseret banjir bandang.
Dari 25 nama pengunjung Pemandian Alam Dua Warna yang terdaftar di Pos SAR sibolangit itu, 1 diantaranya atas nama Mordang dilaporkan berhasil diselamatkan. Namun 16 jasad ditemukan di lokasi yang berbeda sekitar 2 hingga 5 km dari lokasi Dua Warna dalam keadaan bugil dan kondisi mengenaskan akibat benturan bebatuan serta kayu yang terseret banjir bandang.
Nama korban banjir bandang Air Terjun Dua Warna Sibolangit dari Mahasiswa STIKes Flora Jalan Rajawali Sunggal masing-masing, Julham Disakti, Alhakim, Ningsih, Dora Safitri, Dedek Sihombing, Ira, Mehda, Rafli,Ibal, Agam. Gusti, Mirza, Dian, Kiki, Dwi, Ayu. Sedangkan Mordang, Rori Aswan Rangkuti dan Juita Sari berhasil diselamatkan.
Dari Mahasiswa UMSU masing-masing, Gunawan, Siti dan Eka. Sementara dua orang lagi pemandu wisata yakni, Parmando Gurusinga dan Tio.
Informasi yang diterima dari lapangan, seluruh korban bersama rombongan kampus lainnya berekreasi ke Pemandian Alam Dua Warna sejak Sabtu (14/5) sore. Seluruh rombongan pun memang sudah berencana untuk kamping (nginap) di pemondokan yang disediakan pihak pengelola pemandian Alam Dua Warna tersebut.
Lalu, pada Minggu (15/5) siang Jam 14.00 Wib selagi para korban ngumpul di pinggiran sungai, tiba-tiba saja datang banjir bandang dari arah pegununugan. Spontan saja, seluruh korban langsung berlari untuk menyelamatkan diri ke lokasi yang aman.
Namun, saking derasnya arus sungai, para korban tak kuasa menghindar. Pasalnya, lokasi mereka berdiri longsor tergerus air, hingga mereka pun terseret banjir bandang tersebut.
Salah seorang korban bernama Mordang berhasil diselamatkan oleh teman-temannya dibantu warga sekitar, yang tersangkut di salah satu pohon. Sedangkan 21 korban lainnya hanyut terseret arus sungai.
Begitu kejadian, warga pun langsung melaporkannya ke Polsek Pancurbatu dan Basarnas. Tak lama kemudian, petugas Polsek Pancurbatu dipimpin Kapolsek Kompol Frido Gultom bersama personil Basarnas, personil TNI AD dan Marinir turun ke TKP melakukan upaya pencarian.
Bahkan, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto yang menerima laporan meluncur ke lokasi kejadian. Tim Basarnas dibantu sejumlah petugas polisi dan TNI terlihat bergantian melakukan pencarian di lokasi kejadian. Bahkan, untuk memudahkan pencarian, setelah memasuki sore hari, tim gabungan terpaksa menggunakan alat penerangan. Pasalnya, di sekitar lokasi kejadian ini kondisi gelap jika sudah memasuki sore hari, karena di kiri kanan sungai terdapat tebing yang tinggi dan pepohonan.
Seluruh jasad korban yang berhasil ditemukan, langsung dievakuasi ke RSU Bayangkara Jalan KH Wahid Hasyim untuk dilakukan proses identifikasi. Bahkan, pihak keluarga korban juga disarankan untuk melihat jenazah keluarga mereka di Posko Ante Mortem yang ditempatkan di RSU Bayangkara.
Hingga Jam 19.00 Wib, masih 16 jasad korban yang ditemukan. Dan mengingat kondisi yang sudah malam dan mendung, upaya pencarian dilanjutkan, Selasa (17/5). Sebanyak 11 unit sepeda motor milik para korban diamankan ke Mapolsek Pancurbatu.(roy)
Lalu, pada Minggu (15/5) siang Jam 14.00 Wib selagi para korban ngumpul di pinggiran sungai, tiba-tiba saja datang banjir bandang dari arah pegununugan. Spontan saja, seluruh korban langsung berlari untuk menyelamatkan diri ke lokasi yang aman.
Namun, saking derasnya arus sungai, para korban tak kuasa menghindar. Pasalnya, lokasi mereka berdiri longsor tergerus air, hingga mereka pun terseret banjir bandang tersebut.
Salah seorang korban bernama Mordang berhasil diselamatkan oleh teman-temannya dibantu warga sekitar, yang tersangkut di salah satu pohon. Sedangkan 21 korban lainnya hanyut terseret arus sungai.
Begitu kejadian, warga pun langsung melaporkannya ke Polsek Pancurbatu dan Basarnas. Tak lama kemudian, petugas Polsek Pancurbatu dipimpin Kapolsek Kompol Frido Gultom bersama personil Basarnas, personil TNI AD dan Marinir turun ke TKP melakukan upaya pencarian.
Bahkan, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto yang menerima laporan meluncur ke lokasi kejadian. Tim Basarnas dibantu sejumlah petugas polisi dan TNI terlihat bergantian melakukan pencarian di lokasi kejadian. Bahkan, untuk memudahkan pencarian, setelah memasuki sore hari, tim gabungan terpaksa menggunakan alat penerangan. Pasalnya, di sekitar lokasi kejadian ini kondisi gelap jika sudah memasuki sore hari, karena di kiri kanan sungai terdapat tebing yang tinggi dan pepohonan.
Seluruh jasad korban yang berhasil ditemukan, langsung dievakuasi ke RSU Bayangkara Jalan KH Wahid Hasyim untuk dilakukan proses identifikasi. Bahkan, pihak keluarga korban juga disarankan untuk melihat jenazah keluarga mereka di Posko Ante Mortem yang ditempatkan di RSU Bayangkara.
Hingga Jam 19.00 Wib, masih 16 jasad korban yang ditemukan. Dan mengingat kondisi yang sudah malam dan mendung, upaya pencarian dilanjutkan, Selasa (17/5). Sebanyak 11 unit sepeda motor milik para korban diamankan ke Mapolsek Pancurbatu.(roy)