Wali Murid Sekolah Cinta Budaya Mulai Resah

Sebarkan:
Akibat Bangunan Sekolah Berdiri di Atas Tanah Sengketa

 

 

2016-05-03_00.19.29

Suasana depan sekolah Cinta Budaya (Chong Wen) yang berdiri di tanah sengketa milik mantan pangdam I/BB Burhanuddin Siagian, mendadak ramai, senin (2/5/2016) pagi. Pasalnya, para wali murid yang anaknya bersekolah di sekolah tersebut merasa resah dan cemas akan nasib sekolah.

Pantauan Metro Online dilapangan, nampak ratusan wali murid berdiskusi dan mereka meminta pihak sekolah agar memberi kejelasan mengenai kelangsungan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Salah seorang wali murid, Daniel (40) menuntut agar pihak yayasan sekolah Cinta Budaya memberikan jaminan atas kelangsungan pendidikan anak-anak, yang sebentar lagi akan mengikuti ujian.
"Kami wali murid tidak tahu bagaimana masalah legalitas tanah sekolah ini. Kami hanya menuntut yayasan memberikan jaminan kelangsungan pendidikan anak-anak kami di sini. Sebentar lagi ujian naik kelas. Kalau yayasan tidak mampu, tidak masalah. Kami pindahkan sekolah saja. Jangan korbankan anak-anak atas konflik sengketa," ketus Daniel.

Selang berapa lama, beberapa guru keluar dari sekolah dan berusaha menenangkan ratusan wali murid yang sedang berdiri di depan pintu pagar. Guru tersebut mengatakan pihaknya akan mempertemukan para wali murid dengan pihak sekolah pada selasa (3/5/2016) besok jam 10.00 pagi.

Sebelumnya diberitakan, Sabtu (30/4/2016), akses jalan di depan Sekolah Cinta Budaya dipagar tembok. Jalan di depan sekolah termasuk dalam persil tanah yang disengketakan.
Mantan Pangdam I/BB Burhanuddin Siagian mengawasi langsung pengerjaan pemagaran.

Burhanuddin yang dikonfirmasi wartawan di lokasi, mengatakan penutupan dengan pagar tembok ini tidak menghentikan proses belajar mengajar di Sekolah Cinta Budaya.

"Proses belajar mengajar tetap jalan. Pagar tembok ini hanya untuk memperjelas penandaan lokasi tanah miliknya. Murid-murid masih bisa masuk sekolah. Pintu pagar dibuat dan disediakan selebar 6 meter untuk akses tersebut," ujar Burhanuddin.

Desas desus dilapangan, banyak muncul pertanyaan, kenapa sekolah cinta budaya dahulunya bisa berdiri? Padahal tanahnya sudah bersengketa. Apakah ada indikasi permainan mafia tanah dengan pejabat setempat?. (Snd)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar