40 Pelajar Karo Ini Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Sebarkan:
[caption id="attachment_72964" align="aligncenter" width="800"] Pelajar yang terjaring razia sedang dibina secara pisik oleh petugas Satpol PP. (Foto Metro online)[/caption]

Sejumlah 40 pelajar tingkat SMP,SMA/SMK Kabanjahe diantaranya 3 wanita, terjaring razia operasi kasih sayang oleh Satpol Pamong Praja Kabupaten Karo dari sejumlah warnet dan tempat lainnya di kota Kabanjahe, Selasa (7/3).

Para pelajar yang terjaring operasi kasih sayang tersebut berasal dari, SMA GBKP 23 orang, SMA Imanuel 10 orang, SMK Negeri Kacaribu 6 orang (3 orang diantaranya wanita =red), SMA Barusjahe 1 orang dan SMP Negeri 2 Kabanjahe 1 orang.

Plt Kasatpol PP Drs Perlindungen Karo-Karo didampingi Kabid Penegakan Peraturan Perundang- undangan Musa Ginting,SH dan Kasi Ops Pribadi Sebayang,SH yang juga ketua tim kepada wartawan mengatakan, sejumlah 4 orang pelajar yang terjaring razia diamankan ketika bermain judi dibelakang sebuah kedai kopi jalan Katepul. Barang bukti berupa kartu domino, uang Rp. 36.000 selanjutnya diamankan petugas.

Ke-40 pelajar tersebut selanjutnya diboyong ke kantor Satpol PP Jalan Letjen Jamin Ginting.S di Kabanjahe untuk dilakukan pendataan, pembinaan dan tes urin untuk mengetahui apakah pelajar yang terkena razia ada yang mengkomsumsi narkoba atau tidak.

Bupati Karo Terkelin Brahmana dan wakil Bupati Cory S Sebayang didampingi Plt Kasatpol PP Drs Perlindungen Karo-Karo,Camat Kabanjahe, Gelora Fajar Purba,SH yang langsung menemui para pelajar yang jaring razia di depan kantor Satpol PP, sangat menyayangkan kelakuan para pelajar yang bolos pada jam belajar tersebut. Terkelin Brahmana tampak geram, karena sekitar sebulan lalu tepatnya (8/2) lalu sejumlah 41 pelajar SMP dan SMA/SMK dari kota Berastagi juga terjaring razia.
“Catat semua nama -nama mereka, buatkan pernyataannya untuk tidak mengulangi perbuatannya, kalau mereka mengulangi perbuatannya keluarkan saja dari sekolah. Kepala sekolahnyapun bisa dipecat kalau tidak bisa membina dan mendidik anak didiknya,” tegas Terkelin.
Terkelin juga memerintahkan Satpol PP untuk mengundang pihak BNNK Kabupaten Karo guna melakukan tes urin para pelajar. Juga memanggil pihak dinas pendidikan dan pihak sekolah
Namun rencana pemeriksaan urin oleh pihak BNNK Kab.Karo batal dilaksanakan karena pihak BNNK yang diundang oleh pihak Satpol PP tidak hadir karena sedang rapat. Demikian juga pihak dinas pendidikan tidak ada yang datang karena sedang rapat. Sedangkan pihak sekolah tempat siswa menuntut ilmu hanya hadir beberapa orang saja.

Ketika petugas Satpol PP melakukan pembinaan kepada para siswa, dengan menanyakan apa bunyi beberapa sila pada Pancasila, sebagian besar pelajar salah mengucapkannya. Demikian juga dari 7 siswa yang dipanggil ke depan untuk mengucapkan urutan Pancasila hanya 3 orang yang bisa menghafalkannya. Bagi yang tidak dapat menjawab dan menghafalkannya di hukum dengan pus up. Bahkan ketika ditanyakan janji siswa tidak ada satupun yang bisa mengucapkannya.

Ketika petugas Satpol PP menyuruh siswa menyanyikan lagu “Ayah” sejumlah siswa tampak meneteskan air mata, terutama dua orang pelajar wanita seakan akan menyesali perbuatannya yang bolos sekolah. “Sudah-sudah jangan diteruskan lagunya nanti kitapun ikut menangis semua,” ujar Plt Kasatpol PP Perlindungen Karo-Karo yang juga ikut bersedih mendengarkan lagu tersebut.

Usai dilakukan pembinaan,para pelajar diperkenankan pulang dan dikembalikan kepada pihak sekolah yang datang menjemput setelah menandatangi perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya diantaranya.

Kasatpol PP Kab.Karo, Drs Perlindungen Karo-Karo mengatakan, operasi kasih sayang tersebut akan terus berlanjut dilakukan dalam rangka pembinaan disiplin pelajar yang bolos dari sekolah pada jam belajar. Dengan tujuan mencegah dan mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja, terutama kenakalan anak sekolah pada jam belajar diluar lingkungan sekolah.(Marko)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar