[caption id="attachment_74635" align="aligncenter" width="1280"]
Bibit dari dinas pertanian binjai[/caption]
Para petani yang berada di Kota Binjai merasa kecewa dan dirugikan, dengan bibit padi yang diperjual-belikan Dinas Pertanian Kota Binjai, pasalnya bibit yang mereka beli tersebut tidak tumbuh dengan selayaknya, dan sangat rentan dengan penyakit.
Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat khususnya para petani dimana, mereka sangat menggantungkan hidup mereka dari sektor pertanian ini.
Bibit benih padi yang diperjualbelikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai, bermerek Srikandi dengan fariates Situ Bagendit, hal tersebut dapat terlihat jelas dari yang tertulis didepan kemasan bergambar benih padi serta tokoh pewayangan.
Dalam kemasan itu juga tertulis jelas bahwa yang memproduksi benih padi tersebut adalah CV. Dic Jaya Mandiri, dengan no registrasi 521.2/905/SKTDPB/XII/Prod/2015. Pusakajaya-Subang.
Para petani yang berada di Kota Binjai merasa kecewa dan dirugikan, dengan bibit padi yang diperjual-belikan Dinas Pertanian Kota Binjai, pasalnya bibit yang mereka beli tersebut tidak tumbuh dengan selayaknya, dan sangat rentan dengan penyakit.
Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat khususnya para petani dimana, mereka sangat menggantungkan hidup mereka dari sektor pertanian ini.
Bibit benih padi yang diperjualbelikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai, bermerek Srikandi dengan fariates Situ Bagendit, hal tersebut dapat terlihat jelas dari yang tertulis didepan kemasan bergambar benih padi serta tokoh pewayangan.
Dalam kemasan itu juga tertulis jelas bahwa yang memproduksi benih padi tersebut adalah CV. Dic Jaya Mandiri, dengan no registrasi 521.2/905/SKTDPB/XII/Prod/2015. Pusakajaya-Subang.
Para petani, membeli bibit benih padi tersebut seharga 5000 rupiah dalam setiap kantung dengan berat sekitar 5Kg perkantungnya, harga tersebut oleh para petani dikatakan murah karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Namun ketika para petani hendak melakukan penanaman, yang dimulai dari proses penyemaian, benih padi tersebut sangat jauh dari harapan para petani.
Salah satu petani asal Kecamatan Binjai Utara yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengatakan.
"Biasanya 1 kantung bibit padi yang biasa di beli para petani dengan isi 5 Kg itu, dapat menghasilkan sekitar 240 ikat Batang padi, yang dapat mengisi sekitar 4 rantai tanah", ujarnya.
Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan bibit padi yang diperjual-belikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai.
"Kalau yang milik Dinas Pertanian ini sangat beda jauh, 1 kantung nya hanya bisa menghasilan sebanyak 5 ikat Batang padi saja, dan dapat dikatakan tidak dapat mengisi lahan pertanian walau hanya 1 rantai tanah", keluhnya lagi.
Selain itu, benih padi yang diperjual-belikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai ini juga sangat rentan akan penyakit, sehingga para petani terpaksa harus mengeluarkan dana ekstra untuk, melindungi tanaman padi mereka dari serangan penyakit. (rel/iwo)
Namun ketika para petani hendak melakukan penanaman, yang dimulai dari proses penyemaian, benih padi tersebut sangat jauh dari harapan para petani.
Salah satu petani asal Kecamatan Binjai Utara yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengatakan.
"Biasanya 1 kantung bibit padi yang biasa di beli para petani dengan isi 5 Kg itu, dapat menghasilkan sekitar 240 ikat Batang padi, yang dapat mengisi sekitar 4 rantai tanah", ujarnya.
Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan bibit padi yang diperjual-belikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai.
"Kalau yang milik Dinas Pertanian ini sangat beda jauh, 1 kantung nya hanya bisa menghasilan sebanyak 5 ikat Batang padi saja, dan dapat dikatakan tidak dapat mengisi lahan pertanian walau hanya 1 rantai tanah", keluhnya lagi.
Selain itu, benih padi yang diperjual-belikan oleh Dinas Pertanian Kota Binjai ini juga sangat rentan akan penyakit, sehingga para petani terpaksa harus mengeluarkan dana ekstra untuk, melindungi tanaman padi mereka dari serangan penyakit. (rel/iwo)