Tokoh Masyarakat Dairi Dr Eddy Berutu memenuhi undangan untuk menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dengan tema "Revitalisasi Peradaban Pancasila Menuju Seabad Indonesia", di Gedung Catholic Center Medan, Jumat (24/3/2017) kemarin.
Munas ISKA tahun 2017 dibuka oleh Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly. Dalam acara Tersebut, turut Juga Hadir Bupati Samosir Drs. Rapidin Simbolon, Bupati Karo Terkelin Brahmana, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution.
Dalam Sambutannya, Yasonna Laoly berpendapat tema "Revitalisasi Peradaban Pancasila Menuju Seabad Indonesia" yang diangkat oleh ISKA sangat Relevan dengan kondisi kekinian Bangsa Indonesia.
"Pancasila sebagai salah satu pilar hidup berbangsa dan bernegara sering dirusak hanya untuk kepentingan Politik Sesaat," kata Yasonna.
Dia menghimbau nasyarakat Indonesia dan Sumatera Utara untuk menjaga dengan baik apa yang sudah dibangun oleh Founding Father bahwa Indonesia dengan masyarakat heterogennya akan tetap dapat disatukan dengan Ideologi Pancasila.
Dalam kesempatan yang sama di seminar, turut pula dibahas Konsep Pembangunan Parawisata Kawasan Danau Toba sebagai core economy masyarakat seputar Danau Toba.
Dr Eddy Berutu sependapat dengan konsep yang diajukan oleh Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap dalam makalahnya "Sustainable Cultural Approach, Soft Tiurism, Community Basis : Habatakon Nauli".
Uskup Agung berpendapat, kita hendaknya mengembangkan Soft Tourism, dengan berbasis budaya mengembangkan Habatakon Nauli (unsur-unsur baik dan indah dalam kebatakan) untuk ditawarkan pada wisatawan mancanegara.
Aspek-aspek buruk dihilangkan, seperti “Kasar”, pedagang yang ingin “Kaya Sehari”. Ditonjolkan adalah Habatakon Nauli, The Beauty of Batak Culture, Kelemah-lembutan, sifat Demokratis, Makna dan Keindahan adat perkawinan.
Sementara itu, dalam seminar yang sama, Dr Eddy Berutu sangat mengapresiasi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh ISKA. Dia berharap Munas yang digelar nantinya akan menghasilkan pemikiran-pemikiran positif.
Dr Eddy berharap, rekomendasi yang tepat bagi masyarakat luas untuk membantu pemerintah menjaga keutuhan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan ISKA akan menemukan nahkoda baru yang memiliki komitmen untuk mengembangkan ISKA dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Saya juga berpandangan Destinasi Danau Toba akan menjadi produksi dan ekonomi baru bagi seluruh masyarakat disekitaran kawasan Danau Toba yang kedepan dapat meretas kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan," pungkas Dr Eddy.(sandy)
Dr Eddy Berutu sependapat dengan konsep yang diajukan oleh Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap dalam makalahnya "Sustainable Cultural Approach, Soft Tiurism, Community Basis : Habatakon Nauli".
Uskup Agung berpendapat, kita hendaknya mengembangkan Soft Tourism, dengan berbasis budaya mengembangkan Habatakon Nauli (unsur-unsur baik dan indah dalam kebatakan) untuk ditawarkan pada wisatawan mancanegara.
Aspek-aspek buruk dihilangkan, seperti “Kasar”, pedagang yang ingin “Kaya Sehari”. Ditonjolkan adalah Habatakon Nauli, The Beauty of Batak Culture, Kelemah-lembutan, sifat Demokratis, Makna dan Keindahan adat perkawinan.
Sementara itu, dalam seminar yang sama, Dr Eddy Berutu sangat mengapresiasi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh ISKA. Dia berharap Munas yang digelar nantinya akan menghasilkan pemikiran-pemikiran positif.
Dr Eddy berharap, rekomendasi yang tepat bagi masyarakat luas untuk membantu pemerintah menjaga keutuhan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan ISKA akan menemukan nahkoda baru yang memiliki komitmen untuk mengembangkan ISKA dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Saya juga berpandangan Destinasi Danau Toba akan menjadi produksi dan ekonomi baru bagi seluruh masyarakat disekitaran kawasan Danau Toba yang kedepan dapat meretas kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan," pungkas Dr Eddy.(sandy)