[caption id="attachment_74526" align="aligncenter" width="960"]
Wartawan korban kekerasan mafia tanah[/caption]
Kembali aksi kekerasan menimpa salah seorang jurnalis. Adalah Adi Palapa Harahap (40) wartawan di Inews TV Biro Medan. Peristiwa itu terjadi Kamis (23/3) jam 21.30 Wib di rumahnya Pasar III Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Labuhan Deli, tepatnya depan sekolah Inpres Pelita.
Mirisnya, penganiayaan dilakukan oleh sekelompok mafia tanah di depan oknum Polisi Poldasu dan Marinir yang sengaja melakukan pembiaran.
"Aku dipukuli di depan polisi yang bernama Sirait dan oknum Marinir. Malah aku sempat juga diancam sama polisi itu untuk membunuh ku," sebut Ady Palapa pada wartawan saat usai buat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Poldasu, Jumat (24/3) jam 14.00 Wib.
Kejadian itu diduga dipicu soal pemberitaan penyerobotan lahan di Jalan H. Anif Kecamatan Percut Sei Tuan oleh mafia berinisial PS.
Ady menjelaskan ketidaksenangan PS Cs yang diberitakan, berangkat dari warga Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) bermarga Sinurat melaporkan adanya dugaan penyerobotan lahan yang di atasnya terdapat sebuah gubuk yang diratakan oleh oknum mafia tanah berinisial PS untuk diberitakan di stasiun inewstv Medan.
Atas laporan itu, korban Adi Palapa Harahap kontributor inewstv Medan melakukan peliputan seputar kasus tersebut.
Saat itu Ady Palapa menemui ketua BPRPI Kampung Tanjung Mulia Syahrum Lubis dan juga Sinurat anggota BPRPI untuk dimintai keterangannya seputar kasus penyerobotan lahan. Namun di balik pengerusakan gubuk dalam pemberitaan ada mengkaitkan pemberitaan gudang semen ilegal milik terduga berinisial L alias Endang yang sudah pernah dirazia oleh pihak kepolisian namun masih tetap beroperasi.
"Jadi berita itu, selain tayang di stasiun inewstv Medan, berita tersebut juga masuk di koran dan media online dari hasil rilis warga BPRPI bernama sinurat," sebut Ady.
Nah akibat dari pemberitaan tersebut kata Ady, tepatnya Kamis (23/3) sekira jam 21.30 Wib, rumahnya didatangi sekelompok preman yang jumlahnya sebanyak 15 orang.
Terdiri dari terduga mafia tanah berinisial PS (Sitorus), orang suruhan, dan pemilik gudang semen ilegal. Saat itulah Ady dipukuli 3 orang termasuk bos mafia PS dan Silaen di depan oknum polisi dan marinir (aparat panggilan mafia).
Mirisnya pembantain itu terjadi di hadapan istri Ady, Eka Siregar (29) dan anaknya Eki yang masih berusia 6 tahun.
"Baru siap makan malam aku sama istri dan anak ku di rumah. Masih pun aku mengenakan pakaian dinas inewstv. Tiba - tiba ada orang mengetuk pintu dan ketika pintu itu dibuka, aku diserang dan disuruh mengaku telah membuat pemberitaan tersebut, pukulan dari depan dan belakang aku rasakan sampai aku minta ampun bersujud baru mereka pergi," jelas Ady.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami bengkak di bagian bibir atas, wajah, kepala dan sakit di bagian dada. Baju kerja yang dikenakan korban koyak dan kancing baju belepasan. Korban juga diancam akan dibunuh apabila tidak mengklarifikasi pemberitaan itu.
Eka Siregar istri Ady Palapa (korban) berharap pada kepolisian khususnya Poldasu untuk menegakkan hukum secara benar. Dirinya berharap polisi bisa menangkap pelaku penganiayaan suaminya dengan cepat.
"Ngeri saya rasa. Di depan saya dan anak saya suami saya dipukuli, parahnya anak saya menjadi trauma dengan adanya kejadian itu. Karena saat pemukulan anak saya itu sempat lari ke kamar mandi karena ketakutan. Jadi saya minta pada polisi agar segera menangkap pelaku," pinta Eka di depan wartawan dengan mata berkaca - kaca.
Laporan kasus ini sudah diterima pihak Poldasu dengan bukti Laporan Polisi : LP/376/III/2017 SPKT III.
Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Rina saat dikonfirmasi wartawan mengarahkan pada korban untuk juga membuat laporan ke Bid Propam jika ada oknum polisi yang terlibat dalam penganiayaan itu.
"Silahkan saja dilaporkan ke Propam. Nanti akan diperiksa oleh Bid Propam. Kalau dari hasil pemeriksaan ada pelanggarannya, tentu akan diambil tindakan terhadap anggota," sebut Rina.(tim)
Kembali aksi kekerasan menimpa salah seorang jurnalis. Adalah Adi Palapa Harahap (40) wartawan di Inews TV Biro Medan. Peristiwa itu terjadi Kamis (23/3) jam 21.30 Wib di rumahnya Pasar III Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Labuhan Deli, tepatnya depan sekolah Inpres Pelita.
Mirisnya, penganiayaan dilakukan oleh sekelompok mafia tanah di depan oknum Polisi Poldasu dan Marinir yang sengaja melakukan pembiaran.
"Aku dipukuli di depan polisi yang bernama Sirait dan oknum Marinir. Malah aku sempat juga diancam sama polisi itu untuk membunuh ku," sebut Ady Palapa pada wartawan saat usai buat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Poldasu, Jumat (24/3) jam 14.00 Wib.
Kejadian itu diduga dipicu soal pemberitaan penyerobotan lahan di Jalan H. Anif Kecamatan Percut Sei Tuan oleh mafia berinisial PS.
Ady menjelaskan ketidaksenangan PS Cs yang diberitakan, berangkat dari warga Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) bermarga Sinurat melaporkan adanya dugaan penyerobotan lahan yang di atasnya terdapat sebuah gubuk yang diratakan oleh oknum mafia tanah berinisial PS untuk diberitakan di stasiun inewstv Medan.
Atas laporan itu, korban Adi Palapa Harahap kontributor inewstv Medan melakukan peliputan seputar kasus tersebut.
Saat itu Ady Palapa menemui ketua BPRPI Kampung Tanjung Mulia Syahrum Lubis dan juga Sinurat anggota BPRPI untuk dimintai keterangannya seputar kasus penyerobotan lahan. Namun di balik pengerusakan gubuk dalam pemberitaan ada mengkaitkan pemberitaan gudang semen ilegal milik terduga berinisial L alias Endang yang sudah pernah dirazia oleh pihak kepolisian namun masih tetap beroperasi.
"Jadi berita itu, selain tayang di stasiun inewstv Medan, berita tersebut juga masuk di koran dan media online dari hasil rilis warga BPRPI bernama sinurat," sebut Ady.
Nah akibat dari pemberitaan tersebut kata Ady, tepatnya Kamis (23/3) sekira jam 21.30 Wib, rumahnya didatangi sekelompok preman yang jumlahnya sebanyak 15 orang.
Terdiri dari terduga mafia tanah berinisial PS (Sitorus), orang suruhan, dan pemilik gudang semen ilegal. Saat itulah Ady dipukuli 3 orang termasuk bos mafia PS dan Silaen di depan oknum polisi dan marinir (aparat panggilan mafia).
Mirisnya pembantain itu terjadi di hadapan istri Ady, Eka Siregar (29) dan anaknya Eki yang masih berusia 6 tahun.
"Baru siap makan malam aku sama istri dan anak ku di rumah. Masih pun aku mengenakan pakaian dinas inewstv. Tiba - tiba ada orang mengetuk pintu dan ketika pintu itu dibuka, aku diserang dan disuruh mengaku telah membuat pemberitaan tersebut, pukulan dari depan dan belakang aku rasakan sampai aku minta ampun bersujud baru mereka pergi," jelas Ady.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami bengkak di bagian bibir atas, wajah, kepala dan sakit di bagian dada. Baju kerja yang dikenakan korban koyak dan kancing baju belepasan. Korban juga diancam akan dibunuh apabila tidak mengklarifikasi pemberitaan itu.
Eka Siregar istri Ady Palapa (korban) berharap pada kepolisian khususnya Poldasu untuk menegakkan hukum secara benar. Dirinya berharap polisi bisa menangkap pelaku penganiayaan suaminya dengan cepat.
"Ngeri saya rasa. Di depan saya dan anak saya suami saya dipukuli, parahnya anak saya menjadi trauma dengan adanya kejadian itu. Karena saat pemukulan anak saya itu sempat lari ke kamar mandi karena ketakutan. Jadi saya minta pada polisi agar segera menangkap pelaku," pinta Eka di depan wartawan dengan mata berkaca - kaca.
Laporan kasus ini sudah diterima pihak Poldasu dengan bukti Laporan Polisi : LP/376/III/2017 SPKT III.
Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Rina saat dikonfirmasi wartawan mengarahkan pada korban untuk juga membuat laporan ke Bid Propam jika ada oknum polisi yang terlibat dalam penganiayaan itu.
"Silahkan saja dilaporkan ke Propam. Nanti akan diperiksa oleh Bid Propam. Kalau dari hasil pemeriksaan ada pelanggarannya, tentu akan diambil tindakan terhadap anggota," sebut Rina.(tim)
